United memesan pemesanan sebanyak itu untuk memanfaatkan harga murah yang ditawarkan Boeing dan Airbus. Maklumlah dua produsen pesawat terbesar di dunia ini, tengah sepi order akibat resesi global. "Ini adalah kesempatan bagi kami," kata John Tague, Presiden Direktur United Airlines.
Tague berharap, 50 pesawat pesanan itu bisa dikirim mulai tahun 2016 hingga 2019. "Pesawat pesanan itu akan menggantikan Boeing seri 747 dan 767," ujarnya. Tague menambahkan, pesawat baru akan memangkas jumlah kursi rata-rata sekitar 19%. Selain itu, lebih irit bahan bakar dan emisi karbon sekitar 33%. "Pesawat baru juga akan memangkas biaya perawatan sebesar 40%," kata Togue. (Kontan-online.comJumat, 11 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar