Sabtu, 26 Desember 2009

Permintaan Ekstra Flight Membeludak

Liburan Natal dan Tahun Baru benar-benar menjadi masa panen bagi maskapai penerbangan. Indikasinya, hingga Selasa, 22 Desember kemarin, Departemen Perhubungan telah menerima permintaan penerbangan tambahan atau extra flight sebanyak 163, yang terdiri dari 86 penerbangan ekstra untuk rute domestik dan 77 penerbangan ekstra rute internasional.

Direktur Angkutan Udara, Dephub Tri S. Sunoko mengatakan, permintaan itu antara lain datang dari Mandala Airlines, Indonesia air Transport (IAT), Merpati Nusantara Airlines (MNA), dan Wings Air. Mandala, misalnya, meminta tambahan untuk Jakarta-Surabaya dua kali, Surabaya-Denpasar dua kali. Sedang IAT mengajukan permohonan tambahan rute Denpasar-Labuhanbajo lima kali dan Wings Air untuk rute Ambon-Fak-Fak sebanyak satu kali.

Merpati menjadi maskapai yang meminta tambahan penerbangan terbanyak. Di antaranya rute Medan-Sinabang dua kali, Medan-Sibolga sekali, Denpasar-Mataram 12 kali, Jayapura-Biak 10 kali, Biak-Ujung Pandang 10 kali, Ujung Pandang-Cengkareng lima kali, Surabaya-Ujung Pandang 10 kali, dan Surabaya-Denpasar 10 kali.

Sementara untuk rute internasional, Lion Air menambah untuk rute Jakarta-Singapura 36 kali dan China Air menambah rute Cengkareng-Hongkong-Taipei 8 kali. Adapun Cathay Pacific menambah rute Surabaya-Hongkong dua kali dan Cengkareng-Hongkong empat kali.

Head of Corporate Communication Mandala Trisia Megawati KD bilang, Dephub telah menyetujui permohonan exstra flight Mandala. "Penambahan kursinya 4.320," ujarnya. Adapun penambahan kapasitas kursi untuk rute internasional 28.842 orang

2010, Pengguna Maskapai Penerbangan Meningkat

Direktur Utama PT Angkasapura II Eddy Haryoto mengatakan pergerakan penumpang konsumen maskapai penerbangan pada tahun 2010 akan mengalami peningkatan mencapai 10-15 persen. "Trennya naik positif," kata Eddy di Jakarta, Rabu, 23 Desember 2009.


Edy melanjutkan, pergerakan penumpang tahun 2009 sendiri sebanyak 41 juta penumpang, pada tahun 2010 mendatang diprediksi akan mengalami bertambah diatas angka 40 juta.

"Pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berada pada sekitar 5,5 sampai 6 persen, dan biasanya pergerakan penumpang adalah dua kali pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

Selain itu, pergerakan penumpang sendiri juga terkait dengan penambahan kapasitas bandara. Tahun 2010, perusahaan berencana menambah terminal pada beberapa bandara di Indonesia.

Penambahan terminal tersebut dilakukan di Bandara Pontianak, Bandung, Padang. Untuk penambahan terminal Bandara Padang ia memperkirakan akan menghabiskan dana sebanyak Rp 40 miliar, belum lagi di terminal lainnya di seluruh Indonesia.

Sementara menurut Direktur Operasional Tulus Ranowo, Angkasapura II sudah menganggarkan Rp 500 miliar untuk penambahan terminal. "Sekitar Rp 500 miliar dari total dana investasi tahun 2010," jelas dia disela-sela Malam Apresiasi di Jakarta, 23 Desember 2009.

Adapun belanja modal yang dianggarkan sebesar Rp 2 triliun. Perusahaan akan mendistribusikan dana tersebut sebagian untuk peningkatan pelayanan dan renovasi.

Penambahan terminal tersebut dilakukan di Bandara Pontianak, Bandung, Padang. Untuk penambahan terminal Bandara Padang ia memperkirakan akan menghabiskan dana sebanyak Rp 40 miliar.

Sebenarnya, kata dia, tahun 2010 juga akan dilakukan penambahan terminal di bandara Pekanbaru, Pangkalpinang dan Tanjungpinang. "Tapi ini dengan anggaran tahun 2009," ujar Tulus. Ia mengatakan akhir bulan ini proses tender selesai dan pengerjaan dimulai Januari 2010.

Sementara untuk bandara Kualanmu, Medan, Tulus mengatakan juga akan menambah terminal. Tapi untuk dananya sendiri ia tidak menyebutkan. "Total untuk Kualanamu kita anggarkan Rp 1,6 triliun," jelas dia

Butuh Rp 500 M Bangun Terminal di Bandara

PT Angkasapura II akan menambah terminal pada beberapa bandara di Indonesia pada 2010. Namun dibutuhkan anggaran Rp 500 miliar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.


Menurut Direktur Operasional Tulus Ranowo, Angkasapura II sudah menganggarkan Rp 500 miliar untuk penambahan terminal. "Sekitar Rp 500 miliar dari total dana investasi tahun 2010," jelas dia disela-sela Malam Apresiasi di Jakarta, 23 Desember 2009.

Adapun belanja modal yang dianggarkan sebesar Rp 2 triliun. Perusahaan akan mendistribusikan dana tersebut sebagian untuk peningkatan pelayanan dan renovasi.

Penambahan terminal tersebut dilakukan di Bandara Pontianak, Bandung, Padang. Untuk penambahan terminal Bandara Padang ia memperkirakan akan menghabiskan dana sebanyak Rp 40 miliar.

Sebenarnya, kata dia, tahun 2010 juga akan dilakukan penambahan terminal di bandara Pekanbaru, Pangkalpinang dan Tanjungpinang. "Tapi ini dengan anggaran tahun 2009," ujar Tulus. Ia mengatakan akhir bulan ini proses tender selesai dan pengerjaan dimulai Januari 2010.

Sementara untuk bandara Kualanmu, Medan, Tulus mengatakan juga akan menambah terminal. Tapi untuk dananya sendiri ia tidak menyebutkan. "Total untuk Kualanamu kita anggarkan Rp 1,6 triliun," jelas dia

Pesawat American Airlines Tergelincir

PESAWAT Boeing 737 milik maskapai American Airlines tergelincir keluar landasan pacu di Bandara Internasional Kingston, Jamaika, kemarin. Surat kabar The Jamaica Observer melaporkan 40 orang terluka dalam insiden tersebut. Sementara itu, jaringan televisi CNN menyebutkan empat penumpang mengalami luka serius.


"Para penumpang yang terluka telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Kingston," kata Menteri Penerangan Jamaika Daryl Vaz kepada koran tersebut. "Tidak ada laporan korban jiwa."
Sejumlah saksi mata menuturkan pesawat itu terbelah menjadi dua atau tiga bagian setelah mendarat di tengah hujan pada pukul 22.00 waktu setempat dan tergelincir keluar dari landasan pacu.

American Airlines mengatakan pesawat yang mengangkut 148 penumpang dan enam awak itu berangkat dari Washington DC dan berhenti di Miami. Pihak maskapai menolak berspekulasi mengenai penyebab insiden dan mengatakan akan memberikan pernyataan rinci pada hari ini.

Kecelakaan di Jamaika adalah kejadian kedua yang menimpa pesawat-pesawat American Airlines bulan ini. Pada 13 Desember, sayap pesawat American Airlines lainnya membentur landasan pacu di Charlotte, North Carolina ketika mendarat. Tidak ada korban luka dalam kejadian tersebut

2 Mesin Jet Tempur Malaysia Dilacak ke Argentina

Dua mesin pesawat tempur milik Angkatan Udara Malaysia yang dilaporkan hilang dari pangkalan militer, dikabarkan berada di Argentina.


Keberadaan dua mesin senilai USD29 juta atau sekira RP275 itu masih terus dilacak apakah masih berada di negara Amerika Latin itu. Kepala Polisi Malaysia, Musa Hasan, menyatakan pihaknya kini masih berkoordinasi dengan Buenos Aires untuk memastikan keberadaan mesin pesawat tempur F-5E itu.

"Mesin yang dicuri tersebut telah berpindah ke Argentina. Kami masih terus lakukan pengecekan jika mesin itu masih ada disana." ungkap Musa, seperti dikutip AFP, Kamis (24/12/2009).

Pencurian itu telah terjadi lebih dari setahun lalu, saat sedang menjalani perbaikan. Namun baru diketahui publik setelah surat kabar The New Straits Times melaporkannya pada 19 Desember lalu.

Beberapa pimpinan Angkatan Udara Malaysia termasuk seorang jenderal telah dimintai keterangan. Sementara itu, empat orang termasuk tiga berpangkat rendah di jajaran Angkatan Udara Malaysia, telah ditangkap tindakan yang telah mencemarkan nama baik jajaran militer Negeri Jiran tersebut.

Pemerintah Malaysia terus mendapatkan kritikan keras atas kasus ini, termasuk tuduhan korupsi di kalangan pejabat yang diduga terlibat dalam kasus ini

Rabu, 23 Desember 2009

Kecelakaan Pesawat Di indonesia

Kecelakaan di dunia penerbangan di Indonesia:

Salam kenal selalu pembaca yang budiman. Artikel kali ini saya akan menampilkan potret kecelakaan dunia penerbangan indonesia yang selalu dirundung masalah. Kecelakaan baik dunia sipil maupun militer di indonesia terlist dalam daftar sebagai berikut hingga tahun 2008:

1963
•4 Desember – Pesawat Martin Air yang disewa Garuda Indonesian Airways untuk penerbangan haji jatuh saat akan mendarat di bandar udara Kolombo, Sri Lanka, dan menyebabkan 191 korban tewas.(AngkasaOnline)
mandala-air-crash
1977
•29 Maret – Pesawat Twin Otter Merpati Nusantara Airlines jatuh di Gunung Tinombala dalam perjalanan dari Palu ke Tolitoli, Sulawesi Tengah, dengan 13 orang korban tewas.(JawaPosOnline)

1979
•6 Maret – Garuda Indonesia, Fokker F-28, GA 553, PK-GVP
•11 Juli – Garuda Indonesia, Fokker F-28, PK-GVE

1980
•4 April – Garuda Indonesian Airways jatuh dan terbakar di Bandara Polonia, menewaskan 26 orang awak dan penumpang, sementara lion_9377

1981
•20 September – Pesawat DC-9 Garuda Indonesian Airways mendarat darurat akibat kerusakan mesin, sewaktu mendarat kedua ban belakang kiri pecah mengakibatkan pelek ban menghunjam landasan hingga sulit dipindahkan. Tak ada korban yang jatuh.(AngkasaOnline)

1982
•20 Maret – Garuda Indonesia, Bandara Branti Bandar Lampung
1985
•20 November – Pesawat Hercules C-130H-MP milik TNI-AU jatuh setelah menabrak dinding pegunungan Sibayak, dan menewaskan 10 awaknya.(AngkasaOnline)
1987
•4 April – Garuda Indonesia Penerbangan 035, dari Banda Aceh jatuh pada saat mendarat di landasan pacu 05 Bandara Polonia, Medan, dalam cuaca buruk. 28 penumpang dan awak tewas.

1991
•5 Oktober – Hercules C-130 milik TNI-AU, jatuh di kawasan Condet, Jakarta Timur, korban tewas 135 orang terdiri dari 12 awak dan 121 anggota Paskhas AU dan dua satpam Balai Latihan Kerja Departemen Tenaga Kerja yang tertimpa bangunannya akibat kejatuhan pesawat.(AngkasaOnline)

1992
•24 Juli – Pesawat Vickers Viscount Mandala Penerbangan 660 menabrak Bukit Inahau saat akan mendarat di Bandara Pattimura,
•18 Oktober – Pesawat Merpati Nusantara Airlines yang dipandu oleh Captain Fierda Panggabean yang membawa 30 penumpang menabrak gunung dekat Garut, Jawa Barat. Tak ada yang selamat.(AngkasaOnline)

1993
•9 Januari – Bouraq Indonesia Airlines jatuh 600 meter dari ujung landasan Bandara Juanda, Waru, Surabaya dan mengakibatkan 22 korban tewas.(AngkasaOnline)
•1 Juli – Pesawat Fokker F-28 milik Merpati Nusantara mengalami musibah di Sorong saat akan mendarat di Bandar Udara Jefman. Pesawat terbang terlalu rendah dan salah jalur, menabrak bukit kecil setinggi pohon kelapa, mematahkan pesawat menjadi tiga bagian. 41 orang tewas dan dua cedera.(AngkasaOnline)

1995
•10 Januari – Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 6715 hilang di dekat Flores. 14 penumpang tewas seketika.
adam-air-patah1
1996
•7 Juni – Garuda Indonesia 865, pesawat terbakar setelah overrun akibat aborting take off oleh penerbangnya di Bandara Fukuoka, Jepang saat akan take off menuju Jakarta, Indonesia. 3 dari 275 penumpang tewas.

1997
•26 September – Garuda Indonesia Penerbangan GA 152, jatuh di kawasan pegunungan dekat Medan, Indonesia; musibah pesawat terburuk dalam sejarah Indonesia; semua 222 penumpang dan 12 awak pesawat tewas.

2002
•14 Januari – Lion Air Penerbangan JT-386

2004
•3 Juli – Lion Air Penerbangan 332 di Palembang
•30 November – Lion Air Penerbangan 538

2005
•10 Januari – Lion Air Penerbangan 352 dari Jakarta – Padang membawa seorang penumpang gelap.
•10 Januari – Lion Air Penerbangan 789 gagal lepas landas dari Kendari, Sulawesi Tenggara.
•15 Februari – Lion Air Penerbangan 1641 terperosok di Bandara Selaparang, Mataram, NTB.
•5 September: Pesawat Boeing 737-200 Mandala Airlines Penerbangan RI 091 gagal take off dari Bandara Polonia Medan dalam penerbangan menuju Jakarta, lalu menerobos pagar bandara dan menabrak perumahan penduduk dan masyarakat di Jl. Jamin Ginting Medan. Dari 117 orang penumpang dan awak, hanya 17 yang selamat. Korban dari masyarakat di darat, 41 orang dinyatakan tewas. garuda-indnesia1

2006
•4 Maret – Lion Air Penerbangan IW 8987 dari Denpasar – Surabaya yang membawa 156 orang tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda karena cuaca buruk, semua penumpang selamat.
•5 Mei – Batavia Air Penerbangan 843 jurusan Jakarta – Ujung Pandang – Merauke setelah beberapa saat mengudara pilot meminta balik ke bandara, pada saat mendarat ban pecah dan pesawat tergelincir di landasan pacu Bandara Soekarno Hatta, 127 penumpang selamat, 4 orang luka-luka.

2007
•1 Januari – Adam Air Penerbangan 574 dari Jakarta – Manado via Surabaya jatuh di Selat Makassar di kedalaman lebih dari 2.000 meter. Semua 96 penumpang dan 6 awak pesawat tewas serta jasad seluruh penumpang dan bangkai pesawat terkubur di dasar laut.
•7 Januari – Batavia Air Penerbangan 524 dengan tujuan Jakarta dan membawa 135 penumpang dan 3 bayi gagal lepas landas dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang karena kerusakan di roda ketika pesawat bergerak di landasan pacu. Akibatnya pesawat berjalan oleng.(AntaraNews)
•17 Januari – Mandala Airlines Penerbangan 660 tujuan Jakarta-Makassar-Ambon terpaksa kembali ke Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Pesawat ini sempat mengudara 30 menit namun kemudian diketahui mengalami kerusakan roda. (FajarOnline)
•17 Januari – Batavia Air Boeing 737-400 rute Manado-Balikpapan-Jakarta dengan 147 penumpang dengan empat pramugari gagal melanjutkan perjalanan karena satu roda pesawat rusak.(BatamPost)
•21 Februari – Boeing 737-300 Adam Air Penerbangan KI 172 dalam penerbangan dari Jakarta – Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. Pesawat mengalami kerusakan namun semua penumpangnya selamat.(Detikcom)
•7 Maret – Garuda Indonesia Penerbangan GA-200 saat melakukan pendaratan, 22 orang tewas. Terdiri dari 21 penumpang dan 1 awak kabin.
•12 Maret – Batavia Air Penerbangan 200 dengan tujuan Jakarta batal berangkat dari Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Seorang penumpang mengaku mendengar ledakan keras yang diduga dari bagian mesin saat pesawat telah melaju sekitar 500 meter di landasan pacu bandara. Pilot mengerem pesawat, lalu pesawat kembali ke apron.(TempoInteraktif)
•23 Maret – Merpati Nusantara Airlines Boeing 737-300 pecah kaca depannya dalam penerbangan dari Denpasar ke Kupang. Pesawat dengan 96 penumpang mendarat dengan selamat di Kupang, namun penerbangan kembali ke Jakarta harus ditunda.(Surya)

2008
•27 Agustus – Sriwijaya Air Penerbangan 62 tergelincir saat mendarat di Jambi. 13 orang luka.

Badai Salju di Eropa, 80 Tewas, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Jumlah korban tewas akibat badai musim dingin yang melanda daratan Eropa mencapai 80 orang sampai Senin (21/12/2009). Badai ini menyebabkan kekacauan dalam sistem transportasi menyusul rusaknya kereta api cepat Eurostar lebih dari tiga hari ini.

Lebih dari 10.000 penumpang kereta cepat dari London ke Paris tak bisa berangkat dan ratusan penerbangan yang melintasi daratan Eropa terganggu. Sejumlah kecelakaan dan padamnya listrik menambah dampak badai ini.

Sebuah mobil tergelincir di jalan licin dan masuk ke rel kereta, menyebabkan kereta komuter Paris terguling sehingga melukai 36 orang, kata polisi. Tiga orang penumpang terpaksa dievakuasi dari kereta itu.

Sementara itu, kereta lainnya menabrak penyangga di Zagreb, ibu kota Kroasia, melukai 52 orang. Penyelidik Kroasia menyalahkan suhu udara minus 17 derajat celcius yang menyebabkan rem tidak berfungsi, demikian laporan stasiun televisi nasional. Temperatur udara minus 33,6 derajat celcius dilaporkan dirasakan di Bavaria.

Di Polandia, penguasa setempat menyebutkan, 42 orang, sebagian besar tunawisma, meninggal dunia karena kedinginan akibat suhu udara di bawah 20 derajat celcius lebih dari tiga hari terakhir ini.

Ukraina melaporkan pula, 27 orang tewas, sementara enam orang tewas akibat kecelakaan di Jerman dan tiga di Austria. Perancis melaporkan pula, sedikitnya dua tunawisma meninggal dunia, dan perusahaan listrik nasional padam sehingga menyebabkan 2 juta orang tak bisa menikmati listrik.

Banyak penerbangan dibatalkan di Perancis, Jerman, Belanda, Portugal, dan Spanyol. Sejumlah jalan bebas hambatan yang melintasi daratan Eropa tak bisa dilalui akibat ketebalan salju lebih dari 50 cm.

Tidak berfungsinya kereta api cepat Eurostar yang menghubungkan London dengan Paris dan Brussels merupakan simbol penderitaan masyarakat Eropa. Setelah "neraka" itu terjadi, lebih dari 2.000 penumpang terjebak di terowongan ketika lima kereta mogok hari Jumat, dan lebih dari 10.000 penumpang tak bisa berangkat karena semua pemberangkatan kereta dibatalkan, dan Eurostar diumumkan dalam perbaikan hari Selasa.

Kementerian Transportasi Perancis menurunkan tim untuk menyelidiki insiden yang menyebabkan Eurostar
tak bisa mengatasi perubahan suhu udara dari temperatur beku di luar ke suhu udara hangat di dalam terowongan. Pihak Eurostar menyebutkan telah membentuk tim independen.

Badai musim dingin juga telah menyebabkan kekacauan di daratan Eropa lainnya. Lalu lintas udara terpengaruh dampak buruk suhu udara dingin, minus 20 derajat Celcius di Sibiu, Rumania, di mana ketebalan salju mencapai lebih dari 50 cm, dan minus 7 derajat Celcius di Venesia, Italia.

Sebanyak 700 orang terpaksa menginap di Bandara Schipol, Amsterdam, dan banyak penerbangan dibatalkan setelah lusinan pesawat terpaksa mendarat, tak bisa terbang hari Minggu.

Jaringan rel KA Belanda juga mengalami dampak buruk dan mengimbau komuter untuk tetap tinggal di rumah. Salju tebal telah menyebabkan lebih dari 500 penerbangan dibatalkan di Bandara Frankfurt dan Duesseldorf di Jerman, hari Minggu.

Sebanyak 20 persen penerbangan dari Bandara Charles de Gaulle-Paris dibatalkan hari Senin. Jaringan kereta komuter dari wilayah timur ke barat yang melintasi wilayah Paris tak beroperasi dalam 12 hari terakhir ini akibat pemogokan.

Otoritas penerbangan sipil Spanyol menyebutkan 174 penerbangan dari Madrid-Barajas dibatalkan. Penerbangan dari Lisbon ke Madrid terganggu, sementara sejumlah jalan utama di Portugal utara tertutup salju.

Bandara Brussels di Belgia juga dilaporkan terganggu, dan banyak penerbangan dibatalkan.

Di Moskwa, Rusia, setelah salju turun, pemerintah setempat mengerahkan 13.000 dump truck untuk membersihkan jalan guna mengatasi kemacetan lalu lintas.

Di Inggris, pembatalan banyak penerbangan di bandara memengaruhi pertandingan Liga Premier Inggris antara Wigan dan Bolton Wanderers.

Penumpang Tak Lagi "Disandera" di Pesawat

Penumpang di Amerika Serikat (AS) tak perlu lagi "disandera" selama berjam-jam di dalam pesawat terbang sambil menghadapi bau tak sedang dari toilet, kepanasan, dan suara ribut tangisan anak. Maskapai harus mengeluarkan penumpang bila pesawat tidak juga beroperasi, paling lama tiga jam.


Demikian menurut aturan baru pemerintah AS, Senin 21 Desember 2009. Pasalnya, pemerintan telah menerima banyak keluhan dari para penumpang pesawat. Sering muncul kasus dimana mereka harus menunggu berjam-jam di dalam pesawat, baik menjelang lepas landas atau setelah mendarat.

Pihak maskapai pun sering berdalih bahwa mereka tidak bisa membiarkan penumpang keluar pesawat karena belum mendapat tempat parkir saat mendarat atau karena alasan-alasan teknis lain.

Namun, Menteri Transportasi Ray LaHood menegaskan bahwa kini tidak ada alasan lagi bagi maskapai untuk menahan penumpang di dalam pesawat. Mereka hanya boleh berada di dalam pesawat selama tiga jam saat pesawat masih di darat. Melebihi waktu itu, mereka harus dikeluarkan.

Bila melanggar aturan 3 jam, maskapai yang bersangkutan akan didenda sebanyak US$27.000 per penumpang di pesawat itu. Kebijakan tersebut berlaku untuk layanan penerbangan domestik.

Bila harus menahan penumpang di dalam pesawat, maskapai harus menyediakan makanan dan minuman ekstra bagi mereka dalam jangka waktu dua jam. Semua toilet harus bisa berfungsi normal. Maskapai pun, bila diperlukan, harus memberi layanan bagi penumpang yang memiliki gangguan kesehatan selama mereka ditahan.

Keputusan itu mendapat sambutan hangat dari kalangan pembela hak konsumen. Mereka menyebutnya sebagai "keajaiban Natal."

Kalangan maskapai mengatakan bersedia mematuhi aturan pemerintah itu, yang mulai berlaku dalam jangka waktu 120 hari setelah undang-undang itu disahkan. Namun, kalangan maskapai mengingatkan bahwa aturan baru itu menimbulkan konsekuensi negatif, seperti bertambahnya pembatalan penerbangan dan ketidaknyamanan lain bagi para penumpang.

"Kewajiban bagi pesawat untuk kembali ke gerbang dalam jangka waktu tiga jam atau harus menghadapi denda merupakan kebijakan yang tidak konsisten dengan tujuan kami dalam menuntaskan sebanyak mungkin jadwal penerbangan," kata Presiden dan Kepala Eksekutif Korporat Asosiasi Transportasi Udara, James May.

Data dari Biro Statistik Transportasi mengungkapkan bahwa hingga 31 Oktober 2009 tercatat 864 penerbangan di AS mengalami keterlambatan jadwal lepas landas atau pengalihan penerbangan selama tiga jam atau lebih. Sedangkan otoritas transportasi, menggunakan data 2007 dan 2008 mengungkapkan rata-rata 1.500 penerbangan domestik setiap tahun, yang membawa 114.000 penumpang, mengalami keterlambatan lebih dari tiga jam. (AP)

(vivanews)

Curi Mesin Pesawat, Seorang Jenderal Dipecat

Seorang perwira tinggi berpangkat brigadir jenderal (Brigjen) dan 20 staf Angkatan Bersenjata di Malaysia dipecat karena diduga terkait dengan pencurian mesin pesawat tempur. Nilai kerugian sekitar 50 juta ringgit (sekitar Rp 138,2 miliar).

Mengutip dari media lokal, Senin 21 Desember 2009, laman harian The Straits Times mengungkapkan bahwa Brigjen yang tidak disebutkan namanya itu mengepalai suatu departemen di Angkatan Udara Malaysia. Kendati dipecat, dia diyakini tetap menikmati pensiun dan tunjangan-tunjangan lain.

Namun, perwira-perwira yang berpangkat lebih rendah justru kehilangan uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain terkait dengan pemecatan yang mereka hadapi. Beberapa diantara mereka lalu memilih pensiun dini.

Angkatan Udara Malaysia telah menerapkan tindakan atas mereka akhir tahun lalu setelah melakukan penyelidikan internal. Kasus itu telah terjadi lebih dari setahun yang lalu saat mesin pesawat yang dicuri itu mengalami perbaikan. Tidak diungkapkan , mesin pesawat tempur apa yang dicuri.

Namun, kasus itu mengemuka menjadi perhatian publik berkat pemberitaan harian Malaysia, New Straits Times, Sabtu pekan lalu dengan mengutip informasi dari sejumlah pejabat, yang identitas mereka dirahasiakan.

Panglima Angkatan Bersenjata, Jenderal Azizan Ariffin, Jumat pekan lalu mengatakan kepada New Straits Times bahwa mesin pesawat yang dicuri itu kemungkinan besar baru "puncak gunung es." Menurut penyelidikan awal, peralatan militer lainnya kemungkinan turut hilang sejak 2007.

Sementara itu Perdana Menteri Najib Razak mendukung keterlibatan polisi dalam menyelidiki kasus pencurian peralatan militer, yang diduga dilakukan para perwira.

(vivanews)

Permudah Pembelian Tiket, Mandala gandeng BPD DIY

Mandala Airlines menggandeng Bank BPD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mempermudah pembayaran tiket penerbangan melalui mesin teller otomatis (ATM) dan teler yang ada di bank tersebut. "Lewat kerja sama ini maka penumpang kami dapat melakukan pembayaran di 29 ATM milik BPD DIY yang tersebar di beberapa kantor pemerintahan Jawa Tengah, rumah sakit, serta pusat-pusat perbelanjaan," kata Head of Corporate Communication Trisia Megawati KD, Selasa (22/12).

Dengan adanya kerjasama ini, berarti Mandala juga telah menggandeng sembilan bank untuk memperluas jaringan pembayaran. Delapan bank lain yang sudah lebih dulu menjalin kerjasama dengan Mandala adalah BNI, Mandiri, BII, Bank Panin, Bukopin, Permata, BRI, dan CIMB Niaga. "Dalam waktu tiga bulan ke depan setidaknya 8% dari nasabah BPD DIY bisa mengubah metode pembayaran pembelian tiket Mandala dari yang biasanya dengan cara konvensional ke cara baru dengan menggunakan ATM,” jelas Trisia.

Secara keseluruhan, Mandala menargetkan pertumbuhan pembayaran pembelian tiket melalui ATM dan internet banking sampai 30%, tahun 2010. Tahun 2009 ini, kontribusi pembayaran ATM dan internet banking baru sekitar 26% . Sisanya masih melalui cara tradisional seperti melalui kantor perwakilan Mandala di 17 kota di seluruh Indonesia dan travel agent. Baik secara tunai maupun kartu kredit.

Itu sebabnya, Mandala berupaya keras mendongkrak porsi transaksi non-konvensional. “Untuk mencapai target ini Mandala tengah berupaya menggandeng beberapa bank lain untuk memperluas jaringan pembayaran tiket Mandala," kata Trisia. Saat ini Mandala tengah melakukan penjajakan dan negosiasi dengan tiga bank besar yang jaringan layanannya tersebar di seluruh Indonesia. (kontanonline.com

ANA Borong Sepuluh Boeing

Maskapai penerbangan All Nippon Airways (ANA) berbenah menghadapi persaingan. Setidaknya, perusahaan yang berbasis di Jepang ini sudah meneken kontrak pembelian sepuluh pesawat Boeing. Dengan total harga hingga 2 miliar dollar AS, ANA memesan lima seri 777-200ER (Extended Range) dan lima seri 767-300ER.

"ANA adalah mitra kami untuk pilihan pesawat berkelas," begitu ungkapan Wakil Presiden Penjualan Pesawat Terbang Komersial Boeing Marlin Dailey sebagaimana warta Bernama pada Selasa (22/12/2009).

Sebagaimana khalayak mahfum, seri 767-300ER berkonfigurasi 218 penumpang dalam tiga kelas. Pesawat ini berdaya jelajah 11.000 kilometer.

Sementara, seri 777 sudah dua kali berturut-turut memperoleh acungan jempol dari para pembaca majalah American Express Executive Travel sebagai pesawat pilihan untuk perjalanan.

(kompas.com

Pesawat Senjata Korut Akan ke Iran

Sebuah pesawat yang memuat kargo berisi persenjataan dari Korea Utara (Korut) yang disita di Bangkok bulan ini ternyata bertujuan ke Iran. Laporan itu diungkap surat kabar The Wall Street Journal, Rabu (23/12/2009), mengutip pernyataan Dennis Blair, pakar perdagangan senjata gelap.

Dennis Blair yang menjadi Direktur National Intelligence Amerika Serikat itu menjelaskan, pekan lalu, kargo seberat 35 ton itu dikirim Korut untuk sebuah tujuan di Timur Tengah. "Berdasarkan rencana penerbangan yang diperoleh para pakar, pesawat itu hendak berhenti untuk mengisi bahan bakar di Sri Lanka, Uni Emirat Arab dan Ukraina, sebelum membongkar muatan di Teheran," tulis Wall Street.

Informasi baru itu diperoleh dari laporan yang ditulis bersama oleh beberapa pengamat di TransArms yang berbasis di Chicago dan International Peace Information Service (IPIS) yang berbasis di Antwerp.

Pejabat Thailand menjelaskan, mereka menyita pesawat Ilyushin-76 berdasarkan informasi AS, setelah pesawat itu mendarat untuk mengisi bahan bakar di bandara Bangkok pada 11 Desember. Pesawat itu memuat kargo berisi misil berpeluncur di bahu dan granat berpelontar roket.

Pilot asal Belarusia dan empat kru pesawat asal Kazakhstan telah ditahan pemerintah Thailand. "Pesawat itu terbang ke Pyongyang melalui Bangkok dua pekan silam untuk membawa kargo itu, lalu kembali ke Bangkok untuk mengisi bahan bakar pada 11 Desember," papar pejabat Thailand.

Kru pesawat menjelaskan, mereka tahunya sedang membawa peralatan pengeboran minyak. Wall Street mengutip seorang pakar yang mengatakan, kru pesawat mungkin benar-benar tidak tahu bahwa pesawat tersebut membawa persenjataan karena dokumen penerbangan yang diperoleh Transarms dan IPIS, memang menyatakan bahwa kargo tersebut merupakan peralatan industri minyak. "Pihak yang melakukan pengiriman kargo itu tampaknya berupaya keras untuk menyembunyikan identitasnya dengan menggunakan nama berbagai perusahaan," tulis Wall Street.

Pesawat itu didaftar sebagai milik perusahaan asal Georgia bernama Air West yang pada 5 November disewakan pada perusahaan lain bernama SP Trading asal Selandia Baru. Semua perusahaan itu tampaknya hanyalah fiktif.

Dalam kontrak lain tertanggal 4 Desember, SP Trading menyewakan pesawat itu pada sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong. "Berdasarkan dokumen registrasi perusahaan, perusahaan di Hong Kong itu dimiliki oleh perusahaan kedua lainnya di Hong Kong yang dimiliki oleh sebuah perusahaan ketiga yang berada di Kepulauan Virgin Inggris," papar Wall Street.

Perusahaan terakhir inilah yang diperkirakan melakukan pengiriman kargo tersebut. Berdasarkan laporan pengamat, pesawat itu sebenarnya milik Overseas Cargo FZE, sebuah perusahaan yang berbasis di Sharjah, Uni Emirat Arab. "Pemilik saham tunggal perusahaan yang memiliki alamat di Kazakhstan itu menolak berkomentar saat ditanya tentang pesawat yang disita pemerintah Bangkok," ungkap Wall Street.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melarang semua ekspor persenjataan Korut berdasarkan resolusi yang disahkan Juni silam setelah Pyongyang melakukan tes nuklir dan rudal. Penyitaan pesawat itu diyakini sebagai kasus pertama penangkapan kargo udara berisi persenjataan sejak resolusi tersebut.

(okezone.com

Garuda Maintenance Rayu Angkasa Pura Garap Proyek Hanggar Pesawat

PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia berupaya menggandeng PT Angkasa Pura (AP) II untuk bekerjasama menggarap proyek pembangunan hangar fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) khusus pesawat Airbus tahun depan. GMF berencana membangun hangar tersebut pada akhir 2010 di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Direktur Utama GMF Richard Budihadianto menjelaskan perusahaannya telah mengajak manajemen AP II secara informal untukmenggarap proyek tersebut. "Kami mengajak AP II sebagai calon partner yang diharapkan bisa memberikan sinergi. Karena AP II itukan penguasa lahan di sana dan kita sama-sama BUMN. Semoga saja hitungan bisnisnya bisa masuk bagi mereka," kata Richard, Selasa (22/12).

Menurut Richard, keputusan GMF untuk melibatkan perusahaan lain di luar perbankan dan lembaga keuangan, karena GMF masih terus menggodok skema pengembangan hangar tersebut.

"Apakah cukup sewa saja, berpartner dengan sama-sama membawa dana dan teknologi, atau cukup kami mendapat financing dari perbankan. Semuanya masih di kaji, paling lambat pertengahan tahun depan atau paling cepat kuartal I 2010 sudah ada keputusan," tegas Richard.

Selain tengah berupaya menggandeng AP II, GMF masih menjajaki untuk mendapat kredit dari tujuh bank dan lembaga keuangan untuk proyek tersebut. "Salah satu bank dalam negeri yang kita ajak bicara adalah BNI. Untuk financingnya saja," kata Richard.

GMF akan membangun dua fasilitas MRO khusus pesawat produksi Airbus dengan nilai total US$ 100 juta. Fasilitas yang akan dibangun itu terdiri dari dua hangar pesawat yang mampu menampung 16 pesawat dengan nilai US$ 50 juta per hangar. GMF memutuskan untuk membuka MRO khusus Airbus karena akan banyak Airbus dioperasikan di Indonesia. (Kontan online.com

Pesawat Airbus Bakal Menggudang, GMF Bangun Hanggar

Kejelian mengantisipasi pasar menjadi salah satu andalan PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia dalam berbisnis. Lantaran membaca gelagat bakal ada lonjakan kebutuhan jasa perawatan dan perbaikan pesawat-pesawat produksi Airbus, GMF berencana membangun fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO), tahun depan.

Untuk itu, kini GMF sedang berusaha menggandeng PT Angkasa Pura II (AP) untuk menggarap proyek itu. Kalau tak ada kendala, GMF akan membangun hangar tersebut pada akhir 2010 di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. "Kami mengajak AP sebagai calon mitra yang diharapkan bisa memberikan sinergi. AP, kan, penguasa lahan di sana. Lagipula kami sama-sama BUMN. Semoga saja hitungan bisnisnya bisa masuk bagi mereka," kata Direktur Utama GMF Richard Budihadianto, Selasa (22/12).

Menurut Richard, keputusan GMF untuk melibatkan perusahaan lain diluar perbankan dan lembaga keuangan karena GMF masih terus menggodok skema pengembangan hangar tersebut. "Apakah cukup leasing atau sewa saja, ber-partner sama-sama membawa dana dan teknologi, atau cukup kami mendapat financing dari perbankan," kata Richard. Ia menghitung, paling lambat pertengahan tahun depan atau paling cepat kuartal pertama 2010 sudah ada keputusan.

GMF juga tengah menjajaki kemungkinan mendapat kredit dari tujuh bank dan lembaga keuangan untuk proyek tersebut. "Salah satu bank dalam negeri yang kami ajak bicara adalah BNI untuk financingnya saja," katanya.

GMF ingin membangun MRO Airbus karena bakal banyak Airbus beroperasi di Indonesia. Indigo Partner, induk usaha Mandala Airlines, misalnya, berkomitmen membeli 60 unit pesawat Airbus baru. AirAsia, Batavia Air, serta Citilink juga akan mengusung Airbus. “Akan ada 200-an Airbus dioperasikan di Indonesia," kata Richard.

Kini, GMF memiliki hanggar berdaya tampung 12 pesawat. Jika hangar anyar beroperasi, hangar GMF bisa menampung 28 pesawat. Tahun ini, laba usaha GMF hanya mencapai Rp 40 miliar, meleset dari target sebesar tak mencapai target Rp 70 miliar. (kontan online.com)

Ceko Segera Bangun Bandara di Kulon Progo

Sejumlah pengusaha Ceko siap membantu pembangunan Bandar Udara standar internasional di Kulon Progo, Yogyakarta. Maka, mereka akan melakukan kunjungan ke Yogyakarta awal tahun depan.


Demikian hasil pertemuan antara pimpinan enam belas perusahaan bidang teknologi bandar udara Ceko dengan Duta Besar Indonesia untuk Ceko, Salim Said. Pertemuan informal itu berlangsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kota Praha dan dikoordinir oleh Eva Rybkova dari Czech Asian Business Forum, Rabu, 16 Desember 2009.

Menurut siaran pers KBRI Praha, Eva Rybkova menyatakan bahwa perusahaan yang tergabung dalam delegasi tersebut mempunyai minat besar untuk segera menanamkan investasinya di Indonesia. Untuk itu mereka akan melakukan kunjungan ke Yogyakarta pada semester pertama tahun 2010.

"Mereka berkeinginan untuk menindaklanjuti studi kelayakan pembangunan bandara di Kulon Progo, Yogyakarta serta menemui berbagai pemangku kepentingan di sektor bandar udara di Indonesia untuk menjajaki kemungkinan kerjasama yang lebih luas," kata Rybkova.

Sedangkan Said menyambut baik rencana pembangunan bandara yang telah beberapa tahun ini dibahas antara pemerintah Kulon Progo dengan para pengusaha Ceko. "Untuk itu KBRI Praha siap membantu terutama dengan memberikan informasi mengenai aturan investasi di Indonesia dan dalam pengurusan masalah visa," kata Said.

Upaya penanaman investasi ini merupakan salah satu dari implementasi hasil Sidang Komisi Bersama Indonesia –Ceko yang telah ditandatangani oleh Dirjen Amerika – Eropa Deplu Indonesia, Retno L.P. Marsudi, dan Deputi Menteri Perdagangan dan Perindustrian Ceko, Vlastimil Lorenz, di Praha pada Agustus 2009.

Pada pertemuan tersebut, juga dipaparkan hasil studi kelayakan pembangunan Bandar Udara di Kulon Progo, yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi MottMacDonald, Ceko.

Sekretaris Pertama Ekonomi KBRI Praha, Yusran Hadromi, juga memberikan informasi bahwa industri know-how penerbangan Ceko memiliki potensi besar untuk berperan dalam industri transportasi udara dan menejemen lalu lintas udara.

Perusahaan Ceko dikenal memiliki keahlian dalam perencanaan bandara, masterplanning, uji kelayakan, rancang bangun, serta berbagai kemampuan pendukung di bidang itu. Sebagai bukti perusahaan Ceko juga telah terlibat dalam pengembangan Bandara Pulkovo di St. Petersburg Rusia.

(vivanews

TNI AL Pensiunkan 27 Pesawat dan Kapal Tua

TNI AL segera mempensiunkan 21 pesawat intai maritim Nomad dan 6 kapal perangnya. 27 Peralatan perang ini dinilai sudah tidak layak lagi digunakan.

"6 kapal perang dan 21 Nomad dinilai sudah tidak layak," ujar KSAL Marsekal
Madya Agus Suhartono usai rapat TNI Manunggal Membangun Desa di PRJ Expo, Kemayoran, Jakarta, Senin (21/12/2009).

Sebagai ganti pesawat intai maritim Nomad, TNI AL telah memesan 3 pesawat CN 235 220. Pesawat ini dinilai mumpuni untuk melakukan misi-misi patroli
maritim.

"3 pesawat CN 235 dari PT DI sudah cukup ditambah 6 Nomad yang tersisa," ujar KSAL Laksamana Madya Agus Suhartono.

Sebelumnya TNI AL dan PT DI telah menandatangani MoU untuk pengadaan 3 buah pesawat CN 235 220. Diharapkan dalam waktu 2 tahun ke depan, 3 pesawat ini sudah dapat bergabung dengan TNI AL.

(detik.com

Kecelakaan Pesawat Sering Terjadi, Warning Buat Menhub

Belum genap 100 hari pemerintahan SBY, kecelakaan di sektor transportasi terutama transportasi udara sering terjadi. Hal ini menjadi peringatan kepada Menteri Perhubungan (Menhub) untuk segera memperbaiki kinerjanya.



"Ini menjadi warning atau peringatan bagi menteri agar cepat menyesuaikan diri dan memahami serta peka terhadap kondisi di bidangnya," ujar mantan Ketua Kaukus Penerbangan Indonesia, Alvin Lie.

Alvin khawatir Menhub Freddy Numberi belum terlalu memahami serta mengenal departemen yang dia pimpin. Padahal, imbuhnya, pada zaman menteri sebelumnya, yakni Jusman Syafii Djamal, ada langkah-langkah yang cukup drastis dalam menangani berbagai kecelakaan darat, laut dan udara.

"Sehingga waktu itu bisa mengurangi jumlah kecelakaan secara drastis," ujar pria berambut gondrong ini.

Namun, Alvin mengatakan belum saatnya diwacanakan penggantian Menhub. Yang paling penting untuk saat ini adalah perbaikan, terutama manajemen transportasi.

Dia menambahkan, kecelakaan pesawat merupakan akibat dari serangkaian pelanggaran. Bukan hanya serta merta terjadi, pasti sebelumnya sudah terjadi pelanggaran-pelanggaran lain.

"Misalkan masalah perawatan, batas maksimum terbang, kondisi landasannya dan sebagainya. Di sinilah peran pemerintah untuk mengawasi dan memastikan agar para pelaku penerbangan ini tidak melanggar aturan-aturan itu," pungkas mantan anggota DPR ini menutup pembicaraan.

Beberapa minggu terakhir, sering terjadi kecelakaan pesawat. Pada Senin (21/12/2009) dini hari tadi, pesawat Lion Air mengalami pecah ban di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Sebelumnya, pada 13 Desember lalu, pesawat Batavia Air di Bandara Ngurah Rai mengeluarkan asap. Para penumpang pun berhamburan keluar badan pesawat dengan melompat menggunakan pintu darurat. Pada 2 Desember, pesawat Merpati mendarat darurat di Kupang, NTT karena ada gangguan pada roda.

Transportasi laut juga tak luput dari insiden kecelakaan. Kapal Feri Dumai Express November 2009 lalu juga tenggelam di Kepulauan Riau.

(detik.com

PLN-Penerbangan Harus Waspadai Badai Matahari

Kehidupan bumi tidak akan musnah saat badai matahari datang. Namun ada yangharus diwaspadai. Sebab badai ini akan mengganggu operasional teknologi tinggi. Apa saja yang terganggu saat badai tiba?

Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lapan, Clara Yono Yatini di sela sosialisasi Fenomena 2012 di kantor Lapan, Jakarta, Selasa 15 Oktober 2009, mengatakan badai itu hanya mengganggu satelit, sistem navigasi dan medan magnet yang berkaitan dengan listrik.

"Saat terjadi badai, satelit-satelit yang mengorbit bumi berpotensi rusak dan mengalami penurunan orbit," kata Clara.

Lapan, kata dia, telah melakukan penelitian di bidang matahari untuk mengantisipasi terjadinya gangguan apabila terjadi badai matahari dan teknologi tinggilah yang paling pertama terkena dampak. Badai juga akan mengganggu sistem telekomunikasi.

Kepala Pusat Pemanfaatan Sains dan Antariksa Lapan, Sri Kaloka di tempat yang sama menuturkan, navigasi juga akan terkena dampak badai. Saat badai melanda, ionosfer (partikel-partikel ion yang memantulkan gelombang) akan berubah. Dengan sendirinya akurasi gelombang radio, GPS dan navigasi penerbangan yang memanfaatkan ionosfer untuk memantulkan gelombang akan berubah.

Sri juga mengaku belum tahu bagaimana fenomena alam yang besar berpengaruh pada listrik. Karenanya Lapan akan menggalang kerjasama dengan PLN untuk meminta data-data mereka.

"Kita akan cocokkan dengan data-data matahari. Misalnya kalau ada kejadian besar, itu berpengaruh tidak terhadap kerusakan transformer mereka. Kalau berpengaruh berarti ada kaitan," kata dia.

Di Australia, kata dia, ada penelitian mengenai proyek pipa minyak yang berpengaruh terhadap medan magnet tinggi sehingga terjadi oksidasi atau karat. "Ini ada kaitan dengan badai matahari," kata dia.

Selain bekerjasama dengan PLN, Lapan juga akan bekerja sama dengan Departemen Perhubungan. "Dengan postel nanti mengenai gelombang komunikasi frekuensi dan navigasi penerbangan," kata dia.

Baik Clara maupun Sri yakin antisipasi sejak dini bisa dilakukan. Hal ini merujuk pada jauhnya jarak matahari ke bumi yang mencapai 150 juta km. Menurut Clara, matahari yang dilihat manusia saat ini merupakan penampakan yang terjadi delapan menit yang lalu.

Kejadian delapan menit yang lalu ini, menurut dia, biasanya baru berimbas ke bumi dua hari setelah itu. "Karena itu kalau badai terjadi, kita bisa melakukan antisipasi, misalnya jika ada satelit yang akan diluncurkan, kalau bertepatan dengan terjadinya badai matahari kami bisa informasikan jangan diluncurkan dulu karena akan merusak satelit," kata dia.

"Untuk itu kami bisa informasikan dua hari lagi akan terjadi badai matahari. Informasi tersebut akan menjadi referensi bagi pelaku teknologi. Dengan begitu kerugian terhadap kerusakan alat-alat teknologi dapat dicegah," katanya.

(Vivanews

Selasa, 15 Desember 2009

Jumlah Pesanan Boeing Ungguli Airbus

Jakarta - Boeing akhirnya berhasil mengalahkan rivalnya sesama produsen pesawat yakni Airbus untuk pesanan pada hari kedua pameran industri penerbangan Paris Air Show. Boeing berhasil memperoleh pesanan senilai US$ 6,8 miliar, sementara rivalnya, Airbus 'hanya' memperoleh pesanan US$ 3,6 miliar. Total pesanan pesawat dua produsen pesawat pada hari kedua Paris Air Show ini mencapai US$ 10,4 miliar. Pesanan terutama didominasi dari Asia dan Timur Tengah. Pada Selasa (14/6/2005) pagi waktu setempat, jumlah pesanan Boeing dan Airbus hanya berbeda tipis yakni Boeing senilai US$ 3,9 miliar, sementara Airbus US$ 3,6 miliar. Namun pada sore hari, pesanan ke Boeing mengalami lonjakan sebanyak US$ 2,9 miliar. Dalam pameran yang berlangsung sejak Senin itu, Qatar Airways tampaknya ingin berlaku adil dengan membeli pesawat dari kedua produsen itu. Qatar Airways rencananya membeli pesawat dengan nilai lebih dari US$ 15 miliar. Dari jumlah itu, lebih dari US$ 10 miliar akan untuk membeli pesawat Airbus A350 yang merupakan rival Boeing 787 Dreamliner. Boeing pada hari kedua memperoleh pesanan pertama dari perusahaan penyewaan pesawat AS, GE Commercial Aviation Services (GECAS), yang memesan 20 pesawat Boeing jenis 737 senilai US$ 1,1 miliar. Rencananya, pesawat itu akan diterima GECAS mulai 2006 hingga 2008. Pesanan kepada Boeing terus melonjak pada sore hari, yakni saat International Lease Finance Corporation juga memesan 20 pesawat jenis 737 dan 8 jenis 777, dengan nilai US$ 2,9 miliar. Maskapai penerbangan swasta terbesar India, Jet Airways, memesan pesawat dari Boeing senilai US$ 2,8 miliar dan dari Airbus senilai US$ 1,65 miliar. Tak mau kalah, Airbus juga mengumumkan bahwa perusahaan penyewaan pesawat berbasis di Kuwait, ALAFCO, akan membeli 12 pesawat Airbus jenis A350 dengan nilai pesanan US$ 2 miliar. Secara total, untuk pesawat Airbus A350 telah memenangkan 102 perjanjian pembelian dalam bentuk pesanan dan komitmen. Menurut pimpinan penjualan Airbus John Leahy dalam jumpa pers seperti dilansir AFP, jumlah itu melampaui target semula. Airbus menargetkan 100 pesawat jenis A350 akan terjual dalam Paris Air Show. (qom/)

Rusia Tunda Penerbangan Pesawat Tempur Baru

Rusia akan menunda penerbangan perdana pesawat tempur generasi-kelima hingga 2010, kata Wakil Perdana Menteri Sergei Ivanov seperti dilaporkan kantor berita pemerintah RIA, Selasa dan dikutip Reuters.

Pemerintah dan para pejabat industri Rusia telah berulang kali menyatakan pesawat perang itu, yang dianggap sebagai tantangan Moskow terhadap pesawat tempur Raptor buatan-AS, akan melakukan penerbangan pertamanya pada akhir 2009.

"Penerbangan uji coba akan dimulai pada 2010," tegas Ivanov, yang mengawasi kompleks industri militer Rusia, kepada wartawan dalam kunjungan ke pusat industri pertahanan di Gunung Ural.

Pesawat tempur generasi-kelima itu dirancang dan dibuat oleh pabrik pesawat militer dan sipil Sukhoi.

Sukhoi adalah pengeksport terbesar pesawat militer Rusia, yang bertanggung jawab atas seperempat dari penjualan senjata tahunan Rusia dan memiliki catatan pesanan luar negeri senilai miliaran dolar AS.India adalah langganan pentingnya.

Angkatan udara Rusia, yang pernah hebat, sangat memerlukan pesawat baru karena banyak dari pesawat buatan-Rusia telah tua dan tidak aman.

Pusat untuk Analisis Strategi dan Teknologi (CAST), yang bermarkas di Moskow, mengatakan kemungkinan penangguhan dalam penerbangan pertama dari pesawat tempur baru itu memiliki arti pada diri mereka.

Hal yang lebih penting adalah bahwa dapat ada sedikit-dikitnya 10 tahun antara penerbangan pertama prototipe itu dan dimulainya produksi komersial, tegas CAST.

Jet generasi-kelima, seperti pesawat siluman Raptor F-22, mampu untuk menghindari radar dan digembar-gemborkan sebagai "cerdas" dalam penerbangan serta memiliki sistem kendali senjata dan kecepatan jelajah supersonik

AS-Jepang sepakati open sky

Amerika Serikat dan Jepang menyetujui draf perjanjian liberalisasi penerbangan (open skies) sehingga perusahaan penerbangan kedua negara, seperti United Airlines, All Nippon Airways Co, dan Continental Airlines Inc, mendapatkan kekebalan atas pemberlakuan UU antipersaingan usaha.



Dalam pernyataan yang disampaikan secara terpisah kemarin, Jepang dan AS mengatakan perjanjian itu mengurangi batasan penerbangan antara kedua negara, termasuk batasan terhadap harga dan pasar yang dapat dilayani.

AS merupakan pasar penerbangan terbesar di dunia dan Jepang adalah pasar penerbangan ketiga terbesar di dunia

PPIH dan Saudi Airlines Koordinasikan Layanan Haji

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) meminta Saudi Arabian Airlines (SA) mengkoordinasikan pengelolaan keterlambatan pesawat angkutan haji, termasuk pemberitahuan kepada calon penumpang.


"Masalah delay (penundaan) keberangkatan pesawat adalah isu utama yang kami angkat," kata Kepala Daker Jeddah PPIH, Subchan Cholid seusai pertemuan dengan manajemen SA di Jeddah, Kamis.

Subchan mengemukakan, keterlambatan jadwal pesawat merupakan hal biasa dalam dunia penerbangan, apalagi saat musim haji di mana terjadi peningkatan luar biasa frekuensi penerbangan dan juga arus penumpang yang mengakibatkan kongesti (kepadatan) di pintu-pintu masuk (gate) bandara.

Frekuensi penerbangan di Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah saja meningkat dari sekitar 60 penerbangan sehari menjadi 114 penerbangan di musim haji, sehingga keterlambatan tidak bisa dihindari karena kesulitan pesawat untuk antre mendapatkan areal parkir (parking slot).

Otoritas bandara KAA juga sudah berusaha menekan tingkat delay (penundaan) dengan mengurangi jumlah frekuensi penerbangan dari 250 penerbangan pada musim haji sebelumnya menjadi 114 kali penerbangan.

Sekitar tiga juta umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci untuk menunaikan Rukun Islam kelima dalam musim haji kali ini melalui pintu masuk Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan Amir Muhammad Abdul Aziz Madinah.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, rata-rata tingkat keterlambatan jadwal penerbangan masih lebih baik, dari rata-rata empat sampai lima jam menjadi sekitar antara dua atau tiga jam, walaupun ada satu-dua penerbangan yang mengalami keterlambatan lebih 20 jam akibat gangguan teknis pesawat.

Subchan dalam pertemuan itu mengharapkan agar SA mengkoordinasikan setiap keterlambatan dengan pihak PPIH dan juga memberitahukan seawal mungkin kepada calon penumpang agar mereka tidak resah.

Hal itu penting dilakukan untuk mencegah terjadinya insiden pemukulan oleh jemaah kloter 10 Surabaya yang resah akibat keberangkatannya tertunda hampir 20 jam Sabtu lalu.

Jemaah yang mengamuk malah memukuli seorang petugas PPIH, padahal seharusnya mereka protes kepada Saudi Airlines yang akan mengangkut mereka.

"Saya minta pihak Saudia untuk menginformasikan segera pada penumpang, misalnya jika terjadi keterlambatan lebih enam jam, mau diinapkan di mana, juga kapan makanan atau snack akan dibagikan, kenapa pesawat terlambat dan kapan bisa diterbangkan lagi,"

tutur Subchan.

Menurut catatan, para jemaah yang sudah membayangkan akan dijemput sanak keluarganya di bandara debarkasi di tanah air menjadi kesal dan frustrasi harus menunggu berjam-jam di bandara tanpa kejelasan.

Subchan mengemukakan, dalam pertemuan itu pihak Saudia berjanji akan memperbaiki layanannya, termasuk mengkoodinasikannya dengan PPIH dan menempatkan petugasnya untuk mendampingi calon penumpang di bandara dan menginfomasikan perkembangan mengenai pemberangkatan mereka.

"Untuk membawa bus ke hotel transit akibat delay saja bukan pekerjaan yang mudah, sehingga informasi yang tepat dari pihak Saudia akan sangat membantu penanganan terhadap mereka, " ujarnya.

Menurut Subchan, jika pihaknya memperoleh informasi yang valid, jemaah akan dibawa kemana, PPIH akan lebih mudah untuk membantu mengarahkan mereka.

"Walaupun sesuai kontrak, jika terjadi penundaan keberangkatan pesawat, maskapai penerbangan yang bertangungjawab, tentu kita tidak akan lepas tangan menyaksikan jemaah Indonesia keleleran," ujarnya.

Dalam pertemuan yang dihadiri Ketua PPIH Arab Saudi H. Syairozi Dimyati, H. Ahmad Kartono, H. Zaenal Abidin Supi, Said Muqaddam (penanggungjawab Asia Pasifik Saudia), Ahmad Al Ghamdi (Saudia) dan Khoiri (staf Saudia asal Indonesia) tersebut, juga dibahas masalah-masalah teknis di lapangan seperti keterlambatan pemberangkatan

Kloter 10 Surabaya dan Kloter 5 Batam sampai 24 jam pada Sabtu lalu.

"Intinya kita berhasil mengurai permasalahan teknis di lapangan yang menyangkut delay. Kalaupun tidak dapat dihindari, kita akan berkoordinasi lebih baik baik lagi dengan Saudia," kata Subchan menambahkan

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Urutan 2 yang Tepat Waktu di Dunia

Bandara Soekarno-Hatta mendapat urutan nomor dua dari 10 bandara di dunia dalam kategori ketepatan waktu. Ketepatan waktu rata-rata keberangkatan dan kedatangan di bandara yang terletak di Cengkareng itu mencapai 86,7 persen.



Dalam review Forbestraveler.com, Bandara Soekarno-Hatta menunjukkan peningkatan dari tahun lalu. Rata-rata ketepatan waktu kedatangan adalah 84,2 persen dan ketepatan waktu keberangkatan adalah 89,2 persen.

Diperkirakan 32 juta penumpang melalui terminal sibuk ini pada tahun 2008. Pembangunan sedang Terminal 3 dinilai bisa melipatgandakan lalu lintas penumpangnya.

"Untuk mengumpulkan daftar ini, kita mempertimbangkan 50 bandara tersibuk di dunia yang ditentukan Airports Council International (ACI)," ujar Forbestraveler.com yang dilansir Selasa (15/12/2009).

Situs itu juga mempertimbangkan statistik keberangkatan dan kedatangan di bandara antara 1 Agustus 2008 sampai 31 Juli 2009 yang datanya didapatkan dari FlightStats. Kemudian angka-angka kedatangan dan keberangkatan itu dirata-rata. Yang dimaksud ketepatan waktu (on time) dalam industri adalah keterlambatan yang kurang dari 15 menit dari jadwal.

Berikut urutan bandara dengan ketepatan waktu terbaik beserta rata-rata ketepatan waktunya:

1. Haneda Airport, Tokyo, Jepang (94 persen)
2. Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia (86,7 persen)
3. Narita International Airport, Tokyo, Jepang (86 persen)
4. Incheon International Airport, Seoul, Korea Selatan (84,8 persen)
5. Suvarnabhumi Airport, Bangkok, Thailand (84,4 persen)
6. Kuala Lumpur International Airport, Kuala Lumpur, Malaysia (83,8 persen)
7. (tak tercantum di situs, red)
8. Phoenix International Airport, Arizona, AS (83,2 persen)
9. Detroit Metropolitan Wayne County Airport, Michigan, AS (83 persen)
10. George Bush Intercontinental Airport, Houston, Texas AS (82,3 persen

Dephub Buat Standar Baru Penerbangan di Papua

Standar baku penerbangan di Papua diprediksi akan rampung pada akhir 2009. Saat ini, proses evaluasi dan inventarisasi rute penerbangan yang dilakukan oleh tim dari Ditjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan telah mencapai 75%.

Ditargetkan selesai akhir tahun ini. Jadi, bisa digunakan paling lambat akhir Januari 2010, ungkap Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Herry Bhakti di Jakarta, Senin (7/12).
Proses evaluasi dan inventarisasi rute penerbangan untuk menetapkan sebuah standar baku penerbangan di Papua itu dilakukan untuk menindaklanjuti banyaknya kasus hilang pesawat.

Untuk meningkatkan keamanan pada jalur penerbangan yang terbilang rawan, maka regulator menilai perlunya standar baku rute penerbangan di Papua. Standar baku rute penerbangan itu nantinya menjadi acuan bagi maskapai yang beroperasi di Papua. Pemerintah juga merencanakan peningkatan infrastruktur dan sistem navigasi untuk area darat dan pesawat. Juga optimalisasi sistem prakiraan cuaca dan pemantau terrain (permukaan/kontur tanah), ucapnya.

Saat ini, maskapai yang beroperasi di Papua memiliki rute sendiri. Rute yang dijalankan oleh maskapai itu diinventarisasi dan dievaluasi untuk menentukan jalur yang memiliki standar keselamatan tertinggi. Nanti akan dilihat seperti apa SOP (standard operating procedure) yang dimiliki maskapai. Itu akan dikaji juga, katanya.

Tak hanya rute, tim evaluasi yang juga beranggotakan perwakilan maskapai penerbangan, pilot, dan pakar dunia penerbangan tengah mengidentifikasi bandara kecil yang berlokasi di Papua. Diperkirakan terdapat 90 bandara yang dikaji pengoperasianya oleh Ditjen Perhubungan Udara. Nantinya, bandara kecil juga direncanakan akan mendapatkan status legal sebagai bandara penerbangan komersial.

Papua setidaknya memiliki 400 bandara kecil yang pada umumnya dioperasikan untuk melayani rute penerbangan perintis. Penetapan status sebagai bandara penerbangan komersial itu akan dilakukan dengan skala prioritas yang nantinya dilanjutkan dengan pengembangan dan penyesuaian operasi fasilitas untuk penerbangan komersial. Fasilitas juga akan dikembangkan supaya bisa memadai untuk penerbangan komersial, tambahnya. (media Indonesia)

Keselamatan Penerbangan

Amankah transportasi penerbangan di Indonesia?Jawabannya, bila menggunakan stAndar global, adalah tidak.
Demikian tulis salah satu majalah mingguan yang gencar menulis mengenai masalah transportasi udara kita baru-baru ini.

Jawaban yang lebih tepat sebenarnya adalah tidak tanpa perlu menambahkan bila menggunakan standar global karena industri penerbangan adalah industri global.

FAA yang menjadi acuan industri penerbangan global, pada 16 April 2007 telah menurunkan peringkat Indonesia ke kategori 2 atau a Failure karena regulator Indonesia tidak memenuhi standar pengawasan keselamatan penerbangan yang ditetapkan ICAO, badan khusus PBB yang menangani permasalahan penerbangan sipil antarnegara.

Keselamatan penerbangan
Industri penerbangan adalah industri global. Keselamatan merupakan prioritas utama di dunia penerbangan. Kiblat industri yang sarat teknologi tinggi ini adalah ke Barat (AS dan Eropa Barat), tempat pesawat terbang dilahirkan dan dibesarkan selama lebih dari 100 tahun ini.

Badan Penerbangan Federal AS, FAA, yang memandu industri penerbangan AS, menjadi acuan bagi otoritas penerbangan sipil pada semua negara di dunia. Tugas dan tanggung jawab yang diberikan Kongres AS kepada FAA pada saat diresmikannya tahun 1958 ini menjelaskan mengenai apa itu keselamatan penerbangan dan apa tugas dan tanggung jawab regulator atau otoritas penerbangan suatu negara.

Kongres AS menugaskan FAA untuk memastikan derajat keselamatan yang paling tinggi dalam penerbangan (to assure the highest degree of safety in flight). FAA bertanggung jawab memberikan nasihat, bimbingan, dan pengawasan (advice, guidance, oversight) dalam bidang keselamatan kepada industri penerbangan AS.

Ada tiga unsur yang memberikan kontribusi pada keselamatan penerbangan. Pertama, pesawat terbangnya sendiri, bagaimana pesawat itu didesain, dibuat, dan dirawat. Kedua, sistem penerbangan negara, airport, jalur lalu lintas udara, dan air traffic controls. Ketiga, airlines flight operations yang berkaitan dengan pengendalian dan pengoperasian pesawat di airlines.

Dengan demikian tanggung jawab regulator penerbangan suatu negara adalah memastikan keselamatan penerbangan pada tingkat yang tertinggi pada ketiga unsur tersebut. Itulah sebabnya ketika terjadi kecelakaan beruntun awal 2007 lalu, FAA menjatuhkan penilaiannya kepada regulator atau otoritas penerbangan Indonesia, bukan kepada maskapai penerbangannya.

Kategori dua
Penilaian ini diberikan oleh FAA pada 16 April 2007, satu bulan setelah kecelakaan pesawat Boeing 737-400 Garuda di Yogyakarta. FAA menurunkan peringkat kompetensi regulator penerbangan sipil Indonesia ke kategori dua, yaitu a failure atau tidak lulus karena tidak memenuhi standard ICAO. Dengan kata lain tidak bisa menjamin keselamatan penerbangannya.

Hanya ada dua kategori dalam standar keselamatan penerbangan global, yaitu kategori 1, a pass (lulus), dan kategori 2, a failure (tidak lulus). Bila regulator atau otoritas penerbangan suatu negara tidak kompeten, maka seluruh maskapai penerbangan di negara itu pun praktis tidak terjamin keamanannya. Itulah sebabnya setelah mendapat laporan dari FAA, Pemerintah AS mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk menghindari menggunakan maskapai penerbangan Indonesia dalam bepergian.

Akan tetapi sebaliknya, jika regulator negara itu lulus atau masuk kategori 1, tapi ditemukan adanya pelanggaran berat pada salah satu atau beberapa airlines di negara tersebut, maka yang terkena sanksi hanya maskapai yang melanggar tersebut, seperti terjadi dengan PIA Pakistan Airlines. Kasus seperti PIA ini mudah dan cepat dapat diselesaikan karena ini murni kesalahan dari maskapai tersebut yang tidak ditemukan di maskapai lainnya.

Apa temuan FAA yang membuat Indonesia tidak lulus? Pada semua rentetan kecelakaan yang terjadi di Indonesia yang melibatkan pesawat Boeing 737-300/400 tersebut, FAA tidak menemukan adanya kesalahan dari pabrik pesawat Boeing. Dengan pengalaman 297 juta jam terbang dari 4.700 pesawat Boeing 737 yang telah menerbangkan 12 miliar penumpang hingga saat ini, sangatlah kecil kemungkinan masih adanya kesalahan pada desain ataupun proses pembuatan pesawatnya.

Akan tetapi dengan mempelajari dokumen pesawat-pesawat Boeing yang beroperasi di Indonesia pascakecelakaan tersebut, FAA menemukan banyaknya pelanggaran prosedur keselamatan penerbangan yang berulang oleh maskapai penerbangan Indonesia. Ironisnya lolos dari pengawasan otoritas penerbangan Indonesia.

FAA menilai regulator Indonesia tidak memiliki kompetensi yang memadai dalam menerapkan safety oversight sehingga tidak berani mencabut izin operasi maskapai yang melakukan pelanggaran mendasar. Regulator Indonesia juga dinilai terlalu mudah memberikan izin usaha dan operasi penerbangan kepada unsafe airlines yang mengakibatkan tingginya tingkat kecelakaan pesawat terbang di Indonesia.

Tingkat keamanan rendah
FAA dan ICAO mengingatkan bahwa pertumbuhan penumpang pesawat di Indonesia sebesar 20 persen terlalu tinggi dan tidak wajar. Cina yang pertumbuhan ekonominya dua kali lebih tinggi dari Indonesia, pertumbuhan penumpangnya hanya 16 persen. Ini pun dipandang oleh Pemerintah Cina masih terlalu tinggi sehingga Cina berusaha menurunkannya hingga 14 persen. Salah satunya dengan tidak memberikan izin operasi airlines baru hingga tahun 2010. Padahal, transportasi udara Cina saat ini termasuk yang paling aman di dunia.

Untuk menekan tingkat kecelakaan penerbangannya yang saat ini termasuk yang paling tinggi di dunia, Indonesia disarankan menekan pertumbuhan penumpang pesawatnya hingga di bawah Cina. Ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia 6,3 persen, jauh lebih rendah dari Cina (11,4 persen).

Indonesia diharapkan berani mencabut izin operasi maskapai-maskapai yang tidak aman, unsafe airlines. Tentu yang penting juga adalah menghentikan pemberian izin usaha dan operasi airlines baru.

Indonesia selama ini hanya terpaku pada larangan terbang yang dikeluarkan Uni Eropa (UE) sehingga mengabaikan temuan dan penilaian FAA. Padahal, dasar pertimbangan UE menjatuhkan sanksi adalah laporan temuan dan laporan FAA yang menilai Indonesia tidak memenuhi standard keselamatan penerbangan ICAO.

Selama Indonesia masih di kategori 2 dalam penilaian FAA, UE tidak akan mencabut larangan terbangnya. Untuk dapat naik ke kategori 1, tidak ada jalan lain, Indonesia harus mau mendengarkan dan mengikuti saran FAA dan ICAO.


Hari Laksono

Alumni Aviation Safety Management USC, Mantan Direktur Utama IPTN

Jelang Natal, Mandala siapkan 275 rb kursi

PT Mandala Airlines telah menyiapkan sekitar 275.000 kursi untuk penerbangan selama liburan Natal dan Tahun Baru.



"Untuk Natal dan tahun baru Mandala menyediakan kapasitas kursi sekitar 275.000 yang akan berlaku mulai tanggal 21 Desember 2009 sampai 4 Januari 2010," Head of Corporate Communications Mandala Trisia Megawati.

Trisia menambahkan, selain menyediakan seat dalam jumlah besar, Mandala juga tengah mempertimbangkan apakah akan menyediakan Mandala juga tengah mempertimbangkan apakah akan menyediakan tambahan penerbangan (extra flight) atau tidak khusus pada rute-rute yang ramai nantinya.

"Soal rencana apakah menambah penerbangan atau tidak belum dapat diputuskan sekarang. Semua bergantung demand yang ada, minggu depan kami harapkan sudah ada keputusan," jelasnya.

Indonesia Tunda Open Sky ASEAN

Menteri Perhubungan (Menhub) Freddy Numberi memastikan Indonesia akan meminta penundaaan untuk terlibat secara penuh dalam kebijakan udara terbuka (open sky policy) di ASEAN. Saat menyampaikan Evaluasi Kinerja Departemen Perhubungan, Sabtu (12/12/09), ia akan mengatakan penundaan akan dibahas dalam pertemuan tingkat menteri transportasi ASEAN berikutnya dalam waktu 6 bulan.

Alasannya karena Dephub harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menghadapi tahapan liberalisasi udara ASEAN secara penuh untuk penumpang dan barang pada 2015. Tambahnya lagi, jika tidak siap maka penerbangan nasional akan justu dilayani oleh mereka (negara-negara ASEAN lainnya).

Persiapan tidak hanya regulasi melainkan bandara mengingat Indonesia lebih repot mengingat ada 26 bandara internasional jika dibandingkan Singapura yang punya 1 bandara Internasional dan Malaysia sebanyak 5 bandara. Menhub kembali menegaskan untuk Open Sky ini harus menghormati keputusan dan perundangan pada negara yang bersangkutan.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Dephub Herry Bakti, pembahasan kembali masalah open sky ASEAN kemungkinan akan dilakukan pada April 2010 pada ASEAN Summit di Hanoi atau pertemuan tingkat menteri pada November 2010 di Brunei. Sebelumnya pemerintah mungkin mengeluarkan keputusan menteri tentang jumlah bandara Internasional yang siap untuk open sky yang diperkirakan ada 3-5 bandara. (SS)

Jumat, 11 Desember 2009

Singapore Airlines Menenpati Posisi Teratas OAG 'Airlines of The Year' Award

Singapore Airlines memduduki posisi teratas pada daftar OAG 'Airline of the Year' 2009 dan juga menempati dua kategori lainnya sebagai "maskaai terbaik".

Di posisi lain, Continental dan Virgin Atlantic adalah satu-satunya maskapai lain untuk memenangkan beberapa kategori pada tahun ini pada OAG Airline Industry Awards.

Sedangkan Continental, memenangkan kategori untuk "Best Business Class" dan untuk "Best Airline Berbasis di Amerika Utara."

Airline of the Year: Singapore Airlines
Best Trans-Atlantic Airline: Virgin Atlantic
Best Trans-Pacific Airlines: Singapore Airlines
Best International First Class: Singapore Airlines
Best Business Class:
Continental Airlines
Best Economy Coach Class: British Airways
Best Airline Based in North America: Continental
Best Airline Based in the Middle East/Indian Sub-Continent: Emirates
Best Low-Cost Airline: Southwest Airlines
Best Airline Based in Central South America & Caribbean: LAN
Best Airline based in Africa: South African Airlines
Best Airlines based in Western Europe: Virgin Atlantic
Best Airline Based in Central/Eastern Europe: CSA Czech Airlines
Best Airline Based in Australia/Pacific: Qantas
Best Airport: Singapore Changi

OAG yang berbasis di London adalah sebuah perusahaan informasi penerbangan yang mengumpulkan dan mendistribusikan data terkait penerbangan. Dalam siaran persnya, OAG menyatakan award kali Ini telah memasuki tahun ke-27"

Pesawat Normal, Garuda Diizinkan Terbang

Pesawat Garuda Indonesia boeing 737-400 nomor penerbangan GA 652 yang mengalami gangguan pada pukul 02.00 dini hari waktu Denpasar Bali, sudah normal kembali dan posawat sudah diberangkatkan pukul 10.00 Wib.

"Alat yang didatangkan dari Jakarta tiba pukul 08.50 di Denpasar, lalu pengerjaan membutuhkan waktu 30 menit," kata Humas Garuda Indonesia Pujobroto.

Saat ini, lanjut Pujobroto pesawat sudah selesai diperbaiki (dilaksanakan penggantian sistem radio-nya) dan para penumpang saat ini dalam proses "boarding" (naik ke pesawat) untuk berangkat menuju Timika.

Selama menunggu kedatangan sparepart dan perbaikan yg dilaksanakan, Garuda membawa seluruh penumpang untuk beristirahat di hotel Grand Bali Beach dan Boutique Hotel termasuk disediakan makan malam, makan pagi, dan kemudahan untuk melakukan komunikasi/ telekomunikasi.

Sebelumnya, Pesawat Garuda, GA 652 dengan rute Jakarta - Denpasar - Timika berangkat dari Jakarta pukul 23.25. Saat transit di Bali pukul 02.00, pesawat harus menjalani perbaikan pada sistem radio jarak jauh.

Sistem radio jarak jauh merupakan kategori "no-go item", yaitu bahwa mengingat peralatan tersebut sangat penting fungsinya (untuk berhubungan/berkomunikasi dengan air traffic controller).

Maka peralatan tersebut harus benar-benar dapat berfungsi atau berada dalam keadaan baik, dan apabila mengalami gangguan maka pesawat tidak diijinkan untuk berangkat.

Sistem Radio Rusak, Garuda 3 Kali Delay

Pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 652 tujuan Denpasar-Timika mengalami gangguan pada sistem radio jarak jauh, Senin dini hari pukul 02.00 Wib. AKibatnya pesawat harus mengalami penundaan pemberangkatan hingga tiga kali, seperti yang dilaporkan penumpang Garuda di Denpasar Bali.

Saat di konfirmasi, Humas Garuda Indonesia, Pujobroto menyatakan, pesawat hanya mengalami gangguan radio jarak jauh, tanpa mengalami gangguan mesin apapun.

"Pesawat berangkat dari Jakarta menuju Timika, namun saat transit di Bali, pesawat diketahui mengalami gangguan pada sistem radio jarak jauh, tepatnya pada alat komunikasi untuk berhubungan dengan air traffic controller. Sehingga perjalanan ke Timika harus tertunda," kata Pukobroto saat dihubungi, Senin, 7 Desember 2009.

Dijelaskan Pujobroto, sistem radio jarak jauh merupakan kategori "no-go item", yaitu mengingat peralatan tersebut sangat penting fungsinya (untuk berhubungan/berkomunikasi dengan air traffic controller).

"Maka peralatan tersebut harus benar-benar dapat berfungsi atau berada dalam keadaan baik, dan apabila mengalami gangguan maka pesawat tidak diijinkan untuk berangkat," ujarnya.

Pentingnya alat radio udara itu, menurut Pujobroto sebagai salah satu syarat penerbangan bisa dilanjutkan, tanpa alat itu, pesawat tidak diijinkan terbang.

"Karena itu, kami mohon maaf atas ketidak nyawamanan ini, dan sebagai kompensasinya Garuda memberikan tempat istirahat kepada penumpang di sebuah hotel, di hotel Grand Bali Beach dan Boutique Hotel termasuk disediakan makan malam, makan pagi,"

Adapun jumlah penumpang Garuda saat terjadi delay sebanyak 132 orang, 14 kelas bisnis dan 118 kelas ekonomi atau load factor mencapai 99 persen. (Viva news.com

1 Juni 2010, Garuda Mulai Terbang ke Eropa

Garuda Indonesia berencana terbang ke Eropa pada Juni 2010 mendatang. Untuk itu, Garuda menandatangani kerjasama “code share” dengan perusahaan penerbangan Belanda KLM.

Penandatangan kerjasama tersebut dilaksanakan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar dan President & CEO KLM, Peter Hartman pada Selasa, (8/12) di Bali.

Untuk tahap awal, bidang yang dikerjasamakan adalah pemanfaatan bersama rute Singapura – Denpasar pulang pergi oleh kedua maskapai. Selanjutnya kerjasama akan mencakup berbagai bidang komersial lainnya.

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar, kerjasama ini merupakan langkah yang sesuai dengan program pengembangan perusahaan yang tengah dijalankan saat ini, disamping sebagai persiapan Garuda Indonesia untuk terbang kembali ke Eropa pada Juni 2010.

“Langkah ini juga merupakan bagian dari strategi Garuda untuk memperbanyak frekwensi dan memenuhi keinginan pelanggan akan jadwal penerbangan yang lebih fleksibel,” tambah Emirsyah dalam siaran pers di Jakarta, Selasa, 8 Desember 2009.

President & CEO KLM, Peter Hartman menilai Garuda dan KLM telah membuat langkah yang signifikan untuk memperluas lingkup kerjasama yang telah berlangsung lama ini.

Dengan kerjasama ini, pelanggan KLM akan mendapatkan lebih banyak frekwensi penerbangan lanjutan antara Singapura dan Denpasar. Sedangkan bagi penumpang Garuda Indonesia, ini akan memberikan lebih banyak pilihan frekuensi bagi mereka sehingga akan lebih nyaman.

KLM terbang dari Singapura ke Denpasar tiga kali seminggu, sebagai rute terusan dari penerbangan Amsterdam – Singapura. Sementara Garuda Indonesia menerbangi rute Singapura – Denpasar sebanyak tujuh kali seminggu.

Di samping menandatangani kerjasama “code share” dengan Garuda Indonesia, pada hari yang sama KLM juga menandatangani kerjasama perawatan Fan Cowl B737 dengan GMF yang juga merupakan salah satu anak perusahaan Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia mulai tanggal 1 Juni 2010, akan membuka kembali penerbangan setiap hari rute Jakarta - Amsterdam dengan jadwal :

Berangkat dari Jakarta (CGK) pukul 21.00 WIB (GA88), tiba di Dubai (DXB) pukul 02.09 LT, berangkat kembali pukul 03.15 LT, dan tiba di Amsterdam (SPL) pukul 08.00 LT.

Kebarangkatan dari Amsterdam (SPL) pukul 10.00 LT (GA89), tiba di Dubai (DXB) pukul 18.30 LT, berangkat kembali pukul 19.45 LT, tiba di Jakarta (CGK) pukul 07.10 WIB. (Viva news.com)

Menyikapi Peristiwa Dunia Penerbangan

Berbagai kejadian yang menimpa dunia penerbangan komersial Indonesia (accidents, serious incidents and other incidents yang diusulkan di dalam pertemuan ICAO 1992 ke dalam Annex 13 Konvensi Chicago 1944)

jelas-jelas menghendaki suatu ketegasan/kepatuhan mutlak terhadap berbagai pengaturan tercantum di dalam Standard and Recommended Practices, Annex 13 tersebut. Ditarik dari isi Annex 13 ini, kita harus menyikapi apa yang dimaksud dengan pengklasifikasian kejadian-kejadiannya yang diarahkan kepada “accident investigation”, karena secara alamiah, investigasi semacamnya merupakan “sikap reaktif”, dan di mana dari “safety” penerbangan, “accidents”/incidents itu dapat dikatakan jarang-jarang terjadi, akibat ketatnya tata cara dan sifat teknologi (penerbangan itu sendiri).

Suatu investigasi kecelakaan penerbangan wajib dilakukan melalui 2 jalur yang terpisah, dengan prinsip-prinsip/syarat-syarat yang jauh berbeda dan kadangkala bertentangan. Jalur yang ditempuh itu adalah investigasi teknis dan investigasi yuridis. Dan pada kenyataannya penulis tidak menemukan pembagian jalur semacam ini yang dengan secara tegas-jelas di dalam legislasi nasional, tidak jelas atau belum diatur, walaupun Annex 13 itu berlaku mengikat.

Pemisahan tata cara investigasi disebabkan titik tolak yang berbeda. Kedua-duanya harus independen – bebas dan tidak dibenarkan dicampuri – diintervensi oleh pihak manapun juga, terutama oleh lembaga-lembaga pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya kedua badan investigasi tersebut seringkali bertentangan, karena dimana investigasi teknis diarahkan kepada cara bagaimana “accidents – incidents” semacamnya tidak terulang lagi/dapat dicegah seraya meningkatkan “air safety” kegiatan penerbangan sipil-komersial, maka investigasi yuridis mencari bidang-bidang kesalahan kriminal – perdata yang berkaitan dengan “legal liability”/tanggung jawab hukum yang berbentuk ganti rugi jumlah financial. Disinilah harus diteliti peranan pihak asuransi.

Pokok permasalahan di bidang investigasi teknis (teliti Annex 13 dalam pedomannya) yang perlu diteliti secara singkat adalah sebagai berikut

1. Kelaikan pesawat (Air worthiness).

2. Sertifikasi berbagai peralatan pesawat tersebut.

3. Kemampuan operasi (flight operation).

4. Pemeliharaan (maintenance)

5. Licensing.

6. ATC atau operasi bandar udara.

7. Pihak-pihak yang terkait dengan penerbangan dan mungkin bertentangan dengan penugasannya.

8. lain-lainnya.

Adapun tujuan daripada pokok tersebut terdahulu adalah.

- Kemungkinan adanya “conflict of interests” antara tim investigasi teknis dan yuridis.

- Meneliti/mencatat kemungkinan kurangnya data.

- Kewajiban agar hasil investigasi tersebut ditindak lanjuti oleh pejabat-pejabat yang berwenang (dibuat-diperbaiki-koreksi aturan-aturan yang perlu dan diumumkannya hasil investigasi tersebut).

- Investigasi independen.

- Menyadari adanya kerjasama-saling bantu-membantu antar negara yang mungkin “at no cost”.

- Tersedianya pengaturan-pengaturan yang terkait atau kemudian kemampuan/kesadaran mengisi tata-cara/pengaturan yang masih kurang di bidang tersebut.

Ada baiknya penyusun Undang-Undang/pengaturan penerbangan menyadari bahwa mereka, dalam usaha penyusunan rancangan undang-undang/pengaturan penerbangan komersial ini harus dibekali oleh pengetahuan dan kemampuan sebagai berikut.

1. Metoda sistimik khusus untuk pemanfaatan ruang udara (dan ruang angkasa-air/outer space).

2. Bentuk ruang udara, ruang angkasa sebagai bagian kecil dari dirgantara (ingat: Big Bang, hasil penelitian Plato, Plotemius, Corpenicus, Galilei-Galileo, Einstein, Hawking, etc).

3. Bentuk negara kita (nusantara).

4. Lokasi diantara 2 benua –samudera

5. Tata cara pendekatan: jangka pendek –panjang/lingkup-lingkup.

6. Latar belakang/dasar-dasar yang harus diteliti:

- air-space power Indonesia.

- sistem hukum berbagai negara

- studi perbandingan.

- meneliti sekian banyak konvensi, kebiasaan penerbangan (Pasal 38,1 Statuta Peradilan Internasional).

- Kodifikasi Hukum Udara – Hukum Ruang Angkasa yang jumlahnya cukup banyak.

Maka dengan bekal pengetahuan tersebut terdahulu, kiranya Indonesia akan mampu mengembangkan pemanfaatan ruang udara-ruang angkasa, kegiatan mana merupakan puncak piramida pengembangan ilmu, teknologi – hukum di bidang kedirgantaraan