Selasa, 13 April 2010

Aeromodeling

Aeromodelling adalah suatu kegiatan yang mempergunakan sarana miniatur (model) pesawat terbang untuk tujuan rekreasi, edukasi dan olah raga. Kegiatan ini umumnya digemari oleh peminat ilmu pengetahuan dan teknologi secara perorangan ataupun yang tergabung dalam organisasi sosial kemasyarakatan, yang digunakan untuk menyebarluaskan minat kedirgantaraan di bidang aeromodelling seperti Pramuka melalui kegiatan SAKA (Satuan Karya) Dirgantara, Karang Taruna, UKM (Unit kegiatan Mahasiswa) di kampus-kampus serta perkumpulan-perkumpulan olah raga kedirgantaraan.

Para peminat aeromodelling yang ingin memulai kegiatan ini dapat berkunjung atau menghubungi perkumpulan aeromodelling setempat atau yang terdekat untuk mendapatkan informasi-informasi dan bimbingan teknis. Disamping itu dapat juga diperoleh melalui massa baik cetak dan elektronik tentang kedirgantaraan pada umumnya dan aeromodelling pada khususnya.

Apabila sudah didapat perkumpulan aeromodelling setempat, para peminat sedapat mungkin meyempatkan diri untuk menyaksikan peragaan penerbangan aeromodelling pada acara-acara latihan, demonstrasi dan pameran kedirgantaraan. Setelah itu biasanya peminat dapat menentukan jenis penerbangan model yang mana paling diminati, apakah yang bermotor atau tidak , terkendali atau tidak, Radio Control atau Control Line tentunya sesuai dengan kemampuan pengadaan bahan dan peralatan yang diperlukan.

Pada dasarnya peminat aeromodelling ini secara alami terbagi dalama 3 kategori:

* mereka yang tergabung dalam kategori aeromodelling hanya untuk bersenang-senang (fun),
* aeromodelling sebagai sarana menimba dan memperdalam ilmu pengetahuan serta,
* aeromodelling sebagai sarana pencapaian prestasi olah raga kedirgantaraan.

Pada umumnya kategori dua yang terakhir saling berhubungan erat dan konsisten dalam menjalankan kegiatan ini. Kegiatan aeromodelling tidak semata-mata mempersiapkan remaja untuk berprofesi dalam dunia dalam dunia penerbangan karena ada 2 pengaruh sosial yang pertama yaitu melatih ketekunan, kesabaran dan ketelitian serta menikmati keindahan , kedua mendapatkan nilai tambah/bekal untuk berkarir di dalam dunia penerbangan

boeing 747

Boeing 747, juga dikenal sebagai Jumbo Jet, adalah pesawat penumpang terbesar kedua saat ini, setelah pesawat A380 yang akan beroperasi pada akhir Oktober 2007.

Pesawat empat mesin ini, diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes, menggunakan konfigurasi dua dek dimana dek atas digunakan untuk kelas bisnis. Konfigurasi 3-kelas (kelas pertama, kelas bisnis dan kelas ekonomi) mampu menampung 400 penumpang dan konfigurasi 1-kelas (hanya kelas ekonomi saja) mampu menampung 600 penumpang.
747 dapat terbang pada kecepatan yang tinggi (umumnya 0,85 Mach atau 909 kilometer per jam) dan mampu terbang antara benua (dengan jarak maksimum 13.570 km untuk seri 747-400, seperti terbang dari New York ke Hong Kong tanpa henti). Pada tahun 1989, Qantas terbang tanpa henti dari London ke Sydney, jarak penerbangan tersebut adalah sejauh 18.000 km dan di selesaikan dalam waktu 20 jam 9 menit. Namun penerbangan itu tidak mengangkut penumpang maupun kargo (pesawat kosong). Pada Mei 2004, 1382 pesawat Boeing 747, dengan berbagai konfigurasi, telah diperbaiki atau disempurnakan, menjadikan 747 salah satu produk Boeing yang paling sukses

Boeing 747 lahir pada waktu industri udara era 60-an sedang maju pesat. Era pesawat komersil pada waktu itu, dijuarai oleh Boeing 707 yang telah membuat satu revolusi di dalam perjalanan udara jarak jauh dan merealisasikan konsep "Kota Global". Pada waktu itu, Boeing sudah pun mengkaji pesawat yang besar untuk memenangi kontrak dari Tentara Amerika Serikat tetapi kalah kepada Lockheed C-5 Galaxy. Pan Am, klien setia Boeing pada waktu itu, meminta Boeing membuat sebuah pesawat penumpang yang besar, 2 kali ukuran Boeing 707. Maka, pada tahun 1966 Boeing mengeluarkan satu garis panduan mengenai konfigurasi pesawat penumpang yang akan dinamakan Boeing 747. Pan Am memesan 25 buat seri 747-100. Pada mulanya, desain pesawat ini adalah pesawat dua tingkat penuh atau 'double decker' tetapi karena masalah evakuasi pesawat ketika keadaan darurat, ide ini diganti menjadi sebuah pesawat berbadan lebar.

Ketika itu, Boeing 747 diperkirakan akan digantikan oleh pengangkutan supersonik. Maka Boeing membuat ulang Boeing 747 supaya dapat dirubah menjadi pesawat kargo, untuk berjaga-jaga apabila permintaan bagi versi penumpang akan menurun suatu hari nanti dan hanya versi kargo yang mampu bertahan. Maka kokpit pesawat itu dipindahkan ke dek atas agar moncong pesawat dapat dibuat untuk dibuka menjadi satu pintu kargo. Pada mulanya dek atas digunakan untuk kelas pertama dan lobi/bar tetapi saat-saat ini dek itu biasanya digunakan sebagai tempat duduk ekstra. Dengan perkiraan penjualan hanya sebanyak 400 unit, 747 mampu bertahan dari kritik-kritik dan pada tahun 1993 sebanyak 1000 pesawat berhasil dibuat.

Perakitan 747 adalah satu proses yang rumit. Hal ini disebabkan karena Boeing tidak mempunyai bangsal pesawat yang cukup besar untuk menampung pesawat-pesawat itu. Maka, perusahaan ini terpaksa membuat satu pabrik di Everett, Washington, dimana pabrik tersebut menjadi pabrik terbesar yang pernah dibuat. Pratt and Whitney pula pada waktu itu membangunkan satu mesin turbofan yang cukup besar, JT9D, untuk Boeing 747. Maka, untuk keselamatan dan kemampuan terbang, Boeing 747 dibuat dengan 4 sistem hidrolik untuk keadaan darurat, kontrol permukaan yang terpisah, berbagai macam 'stuctural redundancy' dan 'flaps' yang kompleks yang membolehkan 747 digunakan pada landasan biasa.

Pada mulanya, banyak perusahaan penerbangan yang ragu terhadap Boeing 747. Waktu itu, pesaing Boeing, McDonnell Douglas dan Lockheed, sedang membuat pesawat berbadan lebar dengan tiga mesin yang dinamai 'trijet', yang lebih kecil dari 747. Malahan kebanyakan perusahaan penerbangan merasa bahwa 747 terlalu besar untuk penerbangan jarak jauh dan dengan itu mereka berinvestasi pada proyek 'trijet'. Terdapat juga keraguan akan kemampuan 747 untuk beroperasi dengan infrastruktur lapangan terbang ketika itu.

Satu lagi isu yang diangkat oleh perusahan penerbangan adalah penggunaan bahan bakar. Ini karena penggunaan bahan bakar pesawat 'trijet' lebih rendah dari pesawat empat jet dan perusahaan penerbangan tentunya lebih cenderung memilih biaya bahan bakar yang rendah. Isu ini telah menghantui Boeing pada 1970.

Bagaimanapun, Boeing telah berjanji untuk mengantar 747 kepada Pan Am, dalam masa kurang empat tahun, Boeing perlu membuat dan menguji pesawat itu. Dalam tempo yang singkat ini, proses pembangunan membuat mereka yang terlibat dalam proyek ini berkerja dalam keadaan yang sangat menekan dan mereka ini disebut sebagai 'The Incredibles'. Biaya yang tinggi untuk pembangunan pesawat ini dan pembinaan infrastuktur di Everett merupakan satu pertaruhan bagi Boeing dan keberhasilan perusahaan ini bergantung kepada keberhasilan 747. Boeing hampir gulung tikar pada tahun 1970. Namun, Boeing memenangi pertaruhan ini pada akhirnya dan Boeing memonopoli pengangkutan berbadan lebar selama 35 tahun. Kedatangan Airbus A380 memecah rekor Boeing.
Variasi

747 dibuat dengan beberapa seri untuk memenuhi kehendak klien.
747-100

Model pertama 747 adalah 747 seri 100 (747-100), diresmikan di Everett pada 2 September 1968. 747-100 mulai beroperasi pada 1 Januari 1970 dengan klien pertama Pan American World Airways. 747-100B kemudian menggantikan 747-100, dengan fuselage yang lebih kokoh dan rangkaian ban yang kebih kuat. Terdapat juga seri 747-100SR yang mampu menampung 550 penumpang dan digunakan untuk penerbangan domestik di Jepang. Seri 100 mampu terbang sejauh 7.200 km dengan muatan yang penuh.

Dek atas 747-100, biasanya mempunyai 3 jendela, membedakan pesawat ini dengan pesawat-pesawat yang lain. Pada mulanya, dek atas digunakan sebagai lounge, namun maskapai-maskapai penerbangan kemudian menggunakan dek atas untuk tempat duduk penumpang.
747-200

Diperkenalkan pada tahun 1971, 747-200 mempunyai daya yang lebih tinggi dan mampu terbang dengan muatan yang lebih berat, jika dibandingkan dengan seri 100, dan karenanya 747-200 dapat terbang lebih jauh. 747-200 dapat dibedakan dengan seri 100 dengan jumlah jendela tingkat atas yaitu sebanyak 10 jendela, sedangkan seri 100 memiliki 3. Variasi seri 200 yang terakhir, 200B, dibuat pada akhir 1980an, mampu terbang 10.800 km dengan muatan yang penuh.

Seri 747-200C dan 200F dibuat untuk pesawat kargo. 747-200F adalah pesawat kargo sepenuhnya, 747-200C adalah seri yang dapat ditukar menjadi pesawat kargo ataupun pesawat penumpang. Seri gabungan pesawat penumpang dan pesawat kargo digelar pesawat combo. Tidak seperti seri 100, kebanyakkan 200 dijadikan pesawat kargo.
747SP

747SP atau 'Special Performance,' diperkenalkan pada tahun 1976. Seri ini dikeluarkan untuk menyaingi Douglas DC-10 dan Lockheed L-1011 TriStar dan karena Boeing tidak ada pesawat berbadan lebar ukuran sederhana untuk bersaing dengan DC-10 dan Tristar. Biaya konstruksi 747 dan 737 yang tinggi pada akhir 1960 menyebabkan Boeing tidak mampu untuk membuat pesawat baru dan karena itu model 747 diperpendek dan dirancang ulang supaya kecepatan dan jarak maksimum disesuaikan dengan kapasitasnya. Seri SP, dengan konfigurasi 3-kelas, mampu membawa 220 penumpang dan terbang sejauh 10.500 km dengan kelajuan 980 km/jam.

747SP adalah satu-satunya pesawat yang mampu terbang dengan jarak terjauh, sampai kemunculanAirbus A340. Penerbangan yang menggunakan model ini antara lain adalah American Airlines, Pan Am, dan Qantas, karena kemampuan seri ini untuk terbang melintasi Lautan Pasifik memenuhi keperluan penerbangan-penerbangan ini untuk terbang ke Tokyo. South African Airways juga menggunakan 747SP untuk rute penerbangan dari Johannesburg ke London, ketika rezim apartheid berkuasa, maskapai ini tidak diperbolehkan untuk terbang melintasi negara-negara Afrika lainnya dan menyebabkan South African Airways cukup kerepotan, dan SP adalah penyelesaiannya.

Meskipun memiliki kemampuan istimewa, penjualan SP tidak seperti yang diharapkan, dimana hanya 45 buah yang terjual, dimana kebanyakan beroperasi untuk pernerbangan di Timur Tengah dan Afrika.

Salah satu modifikasi spesial 747SP adalah pengamat astronomi SOFIA yang membawa teleskop inframerah yang berdiameter 2,5 meter. Sebelum dimodifikasi, pesawat tersebut dioperasikan oleh Pan Am dan dinamakan "Clipper Lindbergh".
747-300

Pada mulanya, model 747-300 direncanakan untuk menjadi pesawat 'trijet' versi 747SP. Tetapi disebabkan permintaan yang kurang banyak, rencana ini dilupakan saja.

Yang kemudian terjadi, 747-300 menjadi satu model baru untuk Boeing dan diperkenalkan pada tahun 1980. 747-300 adalah model pertama 747 dengan dek atas diperbesar untuk menambah kapasitas 747-400

British Airways 747-400 mendekati San Francisco Airport

747-400 adalah model 747 terbaru Boeing, dan satu-satunya seri yang dibuat hingga saat ini. Antara perubahan yang nyata ialah perpanjangan sayap sebanyak 2 meter dan penambahan 'winglet' / lentik di ujung sayap sepanjang 2 meter. 747-400 memasuki pasaran pada tahun 1989 dengan klien pertama Northwest Airlines.

Seri 400 dibuat dalam bentuk penumpang sepenuhnya, 'combo' (747-400M) dan kargo (747-400F). Seri domestik untuk pasaran Jepang yaitu 747-400D, adalah pesawat penumpang dengan kapasitas tertinggi di dunia, sampai kemunculan A380, dan 747-400D dapat ditukar menjadi pesawat jarak jauh bila diperlukan.

747-400ER ialah seri 400 yang mampu terbang dengan jarak yang terjauh didalam model 747. 747-400ER juga datang dalam bentuk kargo sepenuhnya iaitu 747-400ERF. Satu rencana kini sedang dipersiapkan untuk model terbaru iaitu 747-400XQLR, kini ditukar menjadi 747 Advanced, yang mampu terbang dengan jarak yang lebih jauh.
Pesawat kargo 747

Boeing mengumumkan pada Oktober 2003 bahwa komponen-komponen untuk 7E7/787 , yang dibuat diseluruh dunia, akan diterbangkan ke Everett, Washington untuk digabungkan. Untuk mengangkut komponen-komponen tersebut, Boeing membuat modifikasi terhadap 747-400 menjadi pesawat kargo.

Waktu pengantaran dapat dipersingkat menjadi 30 hari dengan menggunakan satu 747. Ini cukup penting karena sayap 787 dibuat di Jepang. [2] [3]
747X

747X adalah satu rencana untuk membuat seri 747 dengan menambah luas dek atas, sama seperti 757-500. Tetapi rencana ini ditolak setelah pembangunan 747Adv di dalam proses.
747 Advanced

Boeing sekarang ini membuat satu usaha sama dengan perusahaan pernerbangan untuk membuat seri terbaru 747, Boeing 747 Advanced yang akan menggunakan kokpit dan mesin yang sama dengan 7E7/787. 747 dibuat untuk terbang dengan lebih tidak berisik, lebih ekonomis dan ramah lingkungan. 747 Advanced berkapasitas 500 penumpang dengan konfigurasi 3-kelas dan mampu terbang sejauh 18.816 km dengan kecepatan 0.86 Mach.
Mesin

* 747-100
o empat Pratt & Whitney JT9D-7A turbofan
* 747-200/300
o empat Pratt & Whitney JT9D-7R4G2 turbofan atau
o empat Rolls-Royce RB211-524D4 turbofan atau
o empat General Electric CF6-50E2 turbofan
* 747-400
o empat Pratt & Whitney PW4062 turbofan atau
o empat Rolls-Royce RB211-524H turbofans atau
o empat General Electric CF6-80C2B5F turbofan

About Qantas Airways

Qantas Airways Limited (ejaan Inggris: [ˈkwɔntəs]) adalah maskapai penerbangan nasional Australia. Nama aslinya "QANTAS", sebuah singkatan bagi "Queensland and Northern Territory Aerial Services". Akrab disebut "The Flying Kangaroo", maskapai ini berpusat di Sydney, dengan pangkalan utama di Bandar Udara Internasional Kingsford Smith, dan merupakan maskapai terbesar Australia. Qantas adalah maskapai tertua ketiga di dunia

dan maskapai tertua yang beroperasi menggunakan nama aslinya.

Tahun 2007, Qantas terpilih menjadi maskapai penerbangan terbaik kelima di dunia berdasarkan penelitian Skytrax, jatuh dari posisi kedua di tahun 2005 dan 2006.[3
]



Sejarah
Permulaan

Replika Avro 504K

DH.50J sekitar 1928

Qantas didirikan di Winton, Queensland tanggal 16 November 1920 dengan nama Queensland and Northern Territory Aerial Services Limited[4] oleh Paul McGuiness, Hudson Fysh, Fergus McMaster dan Arthur Baird. Pesawat pertamanya berupa Avro 540K yang dibeli sebesar £1425. Pesawat ini memiliki kecepatan terbang 105 kilometer per jam (65 mph) dan mengangkut seorang pilot dan dua penumpang.[5] Seorang perintis berusia 84 tahun Alexander Kennedy adalah penumpang pertamanya, menerima tiket nomor satu. Maskapai ini mengoperasikan penerbangan surat udara yang disubsidi pemerintah Australia, menghubungkan ujung rel di barat Queensland.

Antara 1926 dan 1928, Qantas membuat tujuh De Havilland DH.50 dan satu DH.9 di bawah lisensinya di hanggar Longreach.[6] Tahun 1928 sebuah pesawat Qantas sewaan melakukan penerbangan pertama Royal Flying Doctor Service of Australia, lepas landas dari Cloncurry.[7]
Kapal terbang dan perang - 1934 hingga 1945

Tahun 1934, QANTAS Limited dan Imperial Airways Britania (perintis British Airways) membentuk perusahaan baru, Qantas Empire Airways Limited. Setiap mitra memegang 49%, dengan dua persen di tangan penengah independen.[8] Maskapai baru ini mulai beroperasi bulan Desember 1934 terbang antara Brisbane dan Darwin menggunakan pesawat dua sayap DH.50 dan DH.61. QEA terbang ke luar negeri sejak Mei 1935, ketika penerbangan dari Darwin diperluas ke Singapura menggunakan de Havilland DH.86 Commonwealth Airliners. Imperial Airways mengoperasikan keseluruhan penerbangan ke London. Bulan Juli 1938, operasi ini digantikan oleh penerbangan kapal terbang mingguan menggunakan Shorts S.23 Empire Flying Boats. Penerbangan Sydney ke Southampton memakan sembilan hari, dengan penumpang menginap di hotel pada malam hari.[9] Satu tahun setelah penerbangan ini dioperasikan, rute ini menguntungkan dan 94% penerbangannya tepat waktu. Layanan ini berakhir setelah Singapura jatuh bulan Februari 1942. Serangan musuh dan kecelakaan menghancurkan setengah dari sepuluh pesawat, ketika kebanyakan armada diambil alih oleh pemerintah Australia untuk keperluan perang.[10]

Layanan kapal terbang dilanjutkan dengan armada PBY Catalinas buatan Amerika bulan Juli 1943, dengan penerbangan antara Perth dan Ceylon (sekarang Sri Lanka). Ini menghubungkannya dengan penerbangan BOAC ke London, menyeimbangkan jalur komunikasi vital dengan Inggris. Sektor tanpa henti sepanjang 5.652 km ini adalah rute terpanjang yang diterbangkan maskapai pada masa itu, dengan waktu terbang rata-rata 28 jam. Penumpang menerima sertifikat keanggotaan "Order of the Double Sunrise" karena matahari terbit dua kali selama penerbangan. Penerbangan ini dilanjutkan hingga Juli 1945.[11]

Pesawat DeHavilland 1930-an
Tahun-tahun setelah perang - 1945 hingga 1959

Setelah Perang Dunia II, QEA dinasionalisasikan, dengan pemerintah Buruh Australia yang dipimpin Perdana Menteri Ben Chifley membeli saham kedua maskapai Qantas Limited dan BOAC. Maskapai yang telah dinasionalisasikan menjadi normal pada waktu itu, dan Qantas melanjutkan pergerakannya.


Setelah nasionalisasi, QEA memulai penerbangan pertamanya di luar Kerajaan Britania Raya — ke Tokyo melalui Darwin dan Manila dengan pesawat Avro Lancastrian.[12] Pesawat ini juga digunakan dari Sydney ke London atas kerjasama dengan BOAC, tapi kemudian digantikan oleh Douglas DC-4. Penerbangan ke Hong Kong dimulai pada waktu yang sama.

Tahun 1948, maskapai ini mengambil pesawat pesanannya, Lockheed L049 Constellation. Tahun 1952, Qantas memperluas ke Samudera Hindia ke Johannesburg melalui Perth, Kepulauan Cocos dan Mauritius, menyebutnya Rute Wallaby. Sekitar tahun itu, Pemerintah Britania memaksa Qantas untuk membeli pesawat jet De Havilland Comet, tapi Hudson Fysh meragukan ekonomi pesawat dan menolaknya. Jaringan ini memperluas ke Pasifik ke Vancouver melalui Auckland, Nadi, Honolulu dan San Francisco di awal 1954 ketika mengambil alih penerbangan British Commonwealth Pacific Airlines (BCPA).[12] Ini kemudian menjadi Rute Salib Selatan.

Tahun 1956, Qantas memesan pesawat jet Boeing 707. Versi pendek khusus untuk Qantas adalah Boeing versi asli yang ditawarkan kepada berbagai maskapai. Boeing memanjangkan pesawatnya sepuluh kaki untuk pengguna lainnya, yang menghancurkan ekonomi untuk Qantas. Maskapai ini berhasil bernegosiasi dengan Boeing untuk memperoleh pesawat yang sebelumnya telah dijanjikan.[13]

Tahun 1958, Qantas menjadi salah satu maskapai keliling dunia, mengoperasikan penerbangan dari Australia ke London melalui Asia dan Timur Tengah (Rute Kangguru) dan melalui rute Salib Selatan dengan Super Constellation.[14] Maskapai ini memperoleh pesanan Lockheed Electra turboprop-nya pada 1959.
Era jet - 1959 hingga 1992

Bekas Qantas Boeing 707-138B "V-jet" dimiliki oleh John Travolta, dicat kembali dalam warna 1960-an

Pesawat jet pertama dengan pendaftaran Australia (dan 707 ke-29) memiliki nomor registrasi VH-EBA dan dinamai City of Canberra. Pesawat ini dikembalikan kepada Australia dengan nomor VH-XBA[15] bulan Desember 2006 untuk pajangan di Qantas Founders Outback Museum di Longreach, Queensland.[16] Boeing 707-138 adalah versi pendek dari Boeing 707 yang hanya dioperasikan oleh Qantas. Penerbanga jet pertama oleh Qantas adalah pada 29 Juli 1959 dari Sydney ke San Francisco melalui Nadi dan Honolulu. Tanggal 5 September 1959, Qantas menjadi maskapai ketiga yang menerbangan jet melintasi Atlantik — setelah BOAC dan Pan Am, mengoperasikan London ke New York sebagai bagian dari penerbangannya dari Sydney.[17] Semua pesawat turbojet kemudian ditukar dengan mesin turbofan tahun 1961 dan berganti merek sebagai V jet dari kata Latin vannus yang berarti kipas angin.[18][19]

Perjalanan udara tumbuh di awal 1960-an, sehingga Qantas memesan Boeing 707-338C. Tahun 1966, maskapai ini memisahkan bisnisnya dengan membuka Wentworth Hotel berkamar 450 di Sydney. Di tahun yang sama, Qantas menaruh pilihan awal pada pesawat Concorde tapi pesanan ini dibatalkan. Juga tahun 1966, rute keliling dunia lainnya dibuka, rute Fiesta. Sydney ke London melalui Tahiti, Mexico City, dan Bermuda.

Tahun 1967, maskapai ini menaruh pesanan untuk Boeing 747. Pesawat ini dapat mengangkut 350 penumpang, perbaikan besar pada Boeing 707-138. Pesanan diletakkan untuk empat pesawat dengan pendiriman di 1971. Pengiriman terakhir membolehkan Qantas memesan versi -200B, yang memenuhi persyaratannya. Juga tahun 1967, Qantas Empire Airways mengubah namanya menjadi Qantas Airways, nama maskapai hari ini.[20]

Sebuah Qantas 747SP mendarat di Wellington, Selandia Baru tahun 1981

Ketika Siklon Tracy menyerang kota Darwin saat Natal 1974, Qantas mencetak rekor dunia untuk penumpang terbanyak yang diangkut satu pesawat ketika mereka mengevakuasi 673 orang dalam satu penerbangan Boeing 747. Mereka juga mencetak rekor mengangkut 327 orang pada Boeing 707 VH-EAH.[21] Kemudian pada dasawarsa itu, Qantas memesan dua McDonnell Douglas DC-10 untuk penerbangan ke Wellington, Selandia Baru. Pesanan ini tidak dibatalkan, dan dua Boeing 747SP juga dipesan. Bulan Maret 1979, Qantas mengoperasikan penerbangan Boeing 707 terakhirnya dari Auckland ke Sydney, dan menjadi satu-satunya maskapai penerbangan di dunia dengan armada yang hanya berupa Boeing 747. Di tahun yang sama Qantas memperkenalkan kelas bisnis — maskapai pertama di dunia yang memberlakukan hal itu.[22]

Boeing 767-200 diperkenalkan tahun 1985,[22] untuk rute Selandia baru, Asia dan Pasifik. Pada tahun yang sama, Boeing 747-300 diperkenalkan, memiliki tingkat atas yang dipanjangkan. Armada Boeing 747 diperbarui sejak 1989 dengan tibanya Boeing 747-400. Pengiriman penerbangan pesawat pertama VH-OJA adalah rekor dunia, terbang 18.001 km dari London ke Sydney tanpa henti. Masih dalam warna pengirimannya yang asli. 747-400 terakhir, VH-OEJ diwarnai dengan skema warna khusus Wanula Dreaming.

Tahun 1990, Qantas mendirikan Australia Asia Airlines untuk mengoperasikan penerbangan ke Taiwan. Beberapa Boeing 747SP dan Boeing 767 dipindahkan dari Qantas. Maskapai ini menghentikan operasinya tahun 1996.[23]
Privatisasi - 1992 hingga 2006

Bekas-Australian Airlines Boeing 737-400 VH-TJE dalam warna Qantas. Ini merupakan 737-400 pertama yang dikirim ke Australia.

Pemerintah Australia menjual maskapai domestik Australia Airlines kepada Qantas bulan Agustus 1992, memberikan akses ke pasaran domestik nasional untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Pembelian ini meliputi perkenalan Boeing 737 dan Airbus A300 ke dalam armadanya — meskipun A300 kemudian dikeluarkan.[23] Qantas diprivatisasikan bulan Maret 1993, dengan British Airways memperoleh 25% saham maskapai senilai A$665 juta.[24] Setelah beberapa penundaan, sisa saham Qantas dilanjutkan tahun 1995. Penawaran saham umum dilakukan pada Juni dan Juli 1995, dengan pemerintah memperoleh A$1.45 milyar. Sisa sahamnya dibuang pada 1995-96 dan 1996-97.[25] Investor di luar Australia menaruh perhatian pada saham itu, mengunci 20% saham, bersama pegangan British Airways sebesar 25%, yang berarti, setelah memasuki bursa saham, Qantas dimiliki Australia 55% dan luar negeri 45%.[26] Secara hukum, Qantas harus dimiliki Australia setidaknya 51%, dan tingkat kepemilikan luar negeri diawasi.

Tahun 1998, Qantas mendirikan aliansi Oneworld dengan American Airlines, British Airways, Canadian Airlines, dan Cathay Pacific. Aliansi ini melakukan operasinya bulan Februari 1999,[27] dengan Iberia dan Finnair bergabung pada tahun itu. Oneworld memasarkan dirinya pada pasaran perjalanan premium, menawarkan penumpang jaringan yang lebih besar daripada maskapainya sendiri. Maskapai anggota juga bekerja sama untuk menyediakan sinergi operasi untuk menjaga harga turun.

Qantas memesan dua belas Airbus A380-800 dengan pilihan dua belas lainnya di tahun 2000. Maskapai ini akan menjadi yang kedua (setelah pengguna pertama Singapore Airlines) yang menerima A380 dan dijadwalkan menerima empat pesawat pada akhir 2008 dan tujuh pada pertengahan 2009, setelah Airbus melaporkan penundaan pengiriman lebih lanjut. Qantas menukar 8 pilihan pada A380, menambah pesanan resmi menjadi 20 pada 29 Oktober 2006. Semua pesawat dikirim antara 2008 hingga 2015.[28][29]

Pesaing domestik utama Qantas, Ansett Australia, bangkrut tanggal 14 September 2001.[30] Saham pasaran Qantas hampir mencapai 90%, dengan maskapai bertarif rendah baru Virgin Blue memegang sisanya. Untuk menjadi yang terdepan, Qantas memesan Boeing 737-800 — memberikannya tak lebih dari tiga bulan kemudian.[31] Waktu pendek tak biasa antara pemesanan dan pengiriman ini mungkin setelah serangan teroris di Amerika Serikat pada[ 11 September — kejatuhan pasaran penerbangan AS berarti American Airlines tidak lagi membutuhkan pesawat yang dipesan. Posisi pemesanannya diberikan kepada Qantas dengan pesawat dalam konfigurasi American Airlines untuk kepentingan penyewaan.[32]

Boeing 747-438 mendekati Bandar Udara Heathrow London

Pada waktu yang sama, Virgin Blue mengumumkan perluasan besar bulan Oktober 2001,[33] yang berhasil mendorong kepemilikan saham domestik Qantas menjadi 60%. Untuk mencegah kehilangan saham pasar lainnya, Qantas menanggapinya dengan membentuk maskapai subsidiari bertarif rendah Jetstar. Hal ini telah menjaga ketetapan 65% saham bagi Qantas dan 30% untuk Virgin Blue dengan maskapai regional lainnya dari keseluruhan pasar.

Qantas juga telah membuat maskapai internasional ekonomi yang difokuskan pada pasaran liburan, yang menggunakan nama bekas Australian Airlines. Maskapai ini berhenti mengoperasikan pesawatnya Juli 2006, dengan staf yang mengoperasikan penerbangan Qantas sebelum ditutup seluruhnya September 2007, dengan staf bergabung dengan basis Qantas baru di Cairns.[34]

Qantas juga telah memperluas ke pasar perjalanan udara domestik Selandia Baru, pertama dengan pemegangan saham di Air New Zealand dan pengambilan alih Ansett New Zealand. Tahun 2001, Qantas berusaha dan gagal memperoleh persetujuan pembelian saham yang lebih besar (tapi masih kecil) di Air New Zealand. Sehingga Qantas melakukan persaingan pada rute trans-Tasman, memperkenalkan Jetstar ke Selandia Baru. British Airways menjual 18.5% sahamnya di Qantas bulan September 2004 seharga £425 juta, meskipun mempererat hubungan dengan Qantas.[35]

Tanggal 13 Desember 2004, penerbangan pertama Jetstar Asia Airways dari hub Singapura-nya ke Hong Kong, menandakan masuknya Qantas ke adlam pasaran bertarif rendah Asia. Qantas memegang 44.5% saham maskapai ini.[rujukan?]

Tanggal 14 Desember 2005 Qantas mengumumkan pemesanan 115 Boeing 787-8 dan 787-9 (45 pesanan, 20 pilihan dan 50 hak beli).[36] Pesawat ini akan membolehkan Qantas menggantikan armada 767-300-nya, menambah kapasitas dan membuat rute baru. Jetstar juga akan mengoperasikan 15 dari pesawat baru pada rute internasional.[37] Pengumuman ini datang setelah persaingan panjang antara Boeing dan Airbus untuk memenuhi kebutuhan maskapai untuk perbaruan armada dan rute masa depan. 787 pertama akan dikirim ke Jetstar bulan Agustus 2008, dengan 787-9 pada 2011. Tetapi tanggal 10 April 2008 Qantas mengumumkan bahwa pengiriman Agustus 787 ditunda selama 15 bulan dari tanggal pengiriman aslinya. Akibatnya, CEO Qantas Geoff Dixon menyatakan bahwa Qantas akan melakukan kerusakan yang dicairkan dari Boeing dibawah perjanjian pembelian itu, dan menggunakan dana tersebut untuk menutup biaya penyewaan pesawat alternatif. Qantas juga telah bernegosiasi mengenai penyewaan enam Airbus A330, menurut persetujuan Dewan, akan diserahkan pada penerbangan internasional Jetstar.[38]

Meskipun Qantas tidak memilih Boeing 777-200LR, dikatakan bahwa Qantas masih mencari pembelian pesawat* yang mampu menerbangi rute Sydney-London tanpa henti.[39]

Bulan Desember 2006, Qantas menjadi contoh tawaran gagal dari sebuah konsorsium yang menyebut dirinya Airline Partners Australia. Tawaran ini gagal pada April 2007, dengan konsorsium tak memperoleh persentase saham yang dibutuhkan untuk pengambilan alih.
Qantas hari ini - 2007 hingga sekarang

Hub internasional utama Qantas adalah Bandar Udara Internasional Kingsford Smith Sydney dan Bandar Udara Melbourne. Tetapi, Qantas mengoperasikan beberapa jumlah penerbangan internasional ke dan dari Bandar Udara Brisbane, Bandar Udara Perth, Bandar Udara Changi Singapura, Bandar Udara Internasional Los Angeles dan Bandar Udara Heathrow London. Hub domestiknya adalah Sydney, Melbourne, Brisbane dan Perth, tapi perusahaan ini juga memiliki peran besar di Adelaide, Cairns dan Canberra. Maskapai ini melayani banyak kota tujuan internasional dan domestik.

VH-QPH, sebuah Airbus A330-300 di Singapura.

Qantas memiliki keseluruhan Jetstar Airways, JetConnect (yang mengoperasikan penerbangan domestik Selandia Baru dan beberapa TransTasman), QantasLink (termasuk Airlink, Sunstate dan Eastern Australia Airlines), dan Express Freighters Australia.[40] Qantas memiliki 4.2% saham di Air New Zealand, tapi dijual pada 26 Juni 2007 seharga $NZ119 juta. Qantas memiliki 49% saham maskapai internasional Fiji, Air Pacific. Juga 50% saham Australian Air Express dan Star Track Express (perusahaan pengangkutan),[41] dengan 50% lainnya di perusahaan yang dimiliki Australia Post. Sejak privatisasi 1993, Qantas telah menjadi salah satu maskapai paling menguntungkan di dunia.[42] Menempati peringkat ke-5 sebagai maskapai terbaik di dunia dalam 2007 World Airline Awards (dengan survei Skytrax) jatuh dari posisi kedua tahun 2005-6.[43]

Qantas telah melakukan perluasan Jetstar, dengan peluncuran penerbangan internasional (sebagai tambahan dari penerbangan trans-Tasman dan Jetstar Asia) menuju kota-kota liburan seperti Bali, Ho Chi Minh City, Osaka dan Honolulu dimulai November 2006. Di beberapa rute seperti Sydney-Honolulu, Jetstar akan mengoperasikan penerbangan Qantas tapi banyak rute masih baru bagi jaringan mereka. Basis bertarif rendah Jetstar membolehkan rute sebelumnya yan tak menguntungkan atau bersilang dioperasikan dengan keuntungan yang lebih besar.

Boeing 747, yang mendominasi seluruh armada Qantas pada awal 1980-an, dan dimana Qantas mengoperasikan 34 pesawat, akan dikeluarkan oleh maskaapi di tahun-tahun mendatang. 747-300 berusia 23 tahun, yang mengoperasikan rute domestik padat antara kota Perth di Australia Barat, dan dua kota terbesar di Australia Sydney dan Melbourne; akan dikeluarkan pada awal 2009. Pesawat akan digantikan oleh Airbus A330. Seri 747-400, yang merupakan pesawat utama maskapai, mengoperasikan rute internasional terpenting, akan dikeluarkan di awal 2013. 747-400 akan digantikan oleh Airbus A380. Qantas juga mempertimbangkan Airbus A350 untuk menggantikan 747-400 dengan tambahan A380; Boeing 787 juga akan mengambil alih beberapa rute.[44]

Qantas akan mengambil kiriman dua Airbus A380 pertamanya pada Oktober 2008 dan mengoperasikannya tanpa henti dari Bandar Udara Melbourne ke Bandar Udara Internasional Los Angeles. [45] Jet ketiga dan keempat akan beroperasi ke London Heathrow pada Rute Kangguru.

Qantas telah menerima Airbus A380 pertamanya (VH-OQA) yang mendarat di Bandar Udara Internasional Kingsford Smith Sydney pada tanggal 21 September 2008 pagi, setelah menempuh penerbangan pengiriman dari pabrik Airbus di Toulouse, Prancis melalui Singapura. .[46]
Aktivitas promosi

Qantas menggunakan animasi kecil pada situs webnya untuk mengumumkan secara resmi bahwa mereka akan memberikan layanan internet dalam pesawat pada armada A380-nya.[47] Qantas juga mengumumkan bahwa mereka sedang mencoba penggunaan telepon genggam di salah satu Boeing 767-nya. Ini akan membolehkan pengguna mengirim surat-e dan pesan teks dalam pesawat, tapi tidak mengizinkan panggilan telepon ketika dalam pesawat.[48] Qantas juga telah meluncurkan Online Chenck-in (OLCI) untuk penerbangan domestik Australia. Pengguna sekarang dapat masuk log di Qantas.com 24 jam sebelum pesawat berangkat, memilih kursinya dan mencetak tiket pesawat, membolehkan mereka mendaftar bypass di terminal.[49] Maskapai ini baru saja memperkenalkan kembali handuk muka hangat untuk kelas ekonomi pada semua penerbangan jarak jauh.

Qantas bertanggung jawab untuk beberapa kampanye pemasaran yang berhasil dalam sejarah Australia[rujukan?], dengan banyak kampanye periklanan yang menampilkan paduan suara anak-anak "I Still Call Australia Home" oleh Peter Allen, dan berlatar belakang wilayah-wilayah yang menarik. Kampanye sebelumnya ditujukan pada penonton televisi Amerika menampilkan seekor koala Australia, yang memprotes Qantas karena membawa turis yang menghancurkan kehidupannya yang damai (kutipannya: "I hate Qantas"). Qantas adalah sponsor utama "Qantas Wallabies", tim Rugby Union nasional Australia, Mereka juga mensponsori dan memiliki hak kaus pada Socceroos, tim sepak bola nasional Australia.
Logo perusahaan

Logo pertama Qantas, digunakan sejak 1944 hingga 1947


Logo kedua Qantas, digunakan sejak 1947 hingga 1968


Logo ketiga Qantas, digunakan sejak 1968 hingga 1986


Logo keempat Qantas, digunakan sejak 1986 hingga 2007

Logo kelima Qantas, digunakan sejak 2007 hingga sekarang

Logo Kangguru Qantas telah mengalami empat perubahan besar sejak perkenalannya tahun 1944.[50][51]

Tahun 1986, logo ini diperbarui dengan menghilangkan sayap Kangguru. Tahun 2007 logo ini diperbarui kembali, untuk menyesuaikannya dengan perubahan bentuk ekor pesawat dan luas penyeimbang pada Airbus A380.[50][51] Versi keempat dan kelima logo dirancang oleh Hans Hulsbosch dan perusahaannya Hulsbosch Communications.
Kota tujuan

Kota tujuan Qantas
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar bandar udara tujuan Qantas

Qantas terbang ke 81 kota di 5 benua dan telah mengumumkan rencana perluasan ke Amerika Selatan mulai 24 November 2008 dengan penerbangan 747-400 tanpa henti dari Sydney ke Buenos Aires. Juga terdapat rencana penerbangan ke Dubai tiga tahun setelah superjumbo A380 memasuki armadanya.[52]
CityFlyer

Qantas memanfaatkan semua penerbangan langsung antara Adelaide, Brisbane, Canberra, Melbourne, Perth dan Sydney dengan menggunakan Qantas CityFlyer (slogan Works for me). CityFlyer menyatakan bahwa mereka memiliki lebih banyak penerbangan, pendaftaran online, hiburan dalam pesawat dan pemarkiran valet.
Armada

Armada Qantas (termasuk subsidiari Qantas (tak termasuk Jetstar)) meliputi pesawat berikut pada Mei 2008:
Armada Qantas Pesawat ↓ Jumlah ↓ Peumpang
(Pertama/Bisnis/Ekonomi Premium/Ekonomi)* ↓ Rute ↓ Keterangan ↓
Airbus A330-200 2
(3 pesann) 235 (- /36/ - /199) Shanghai, Auckland, Los Angeles, Tokyo, Hong Kong, Mumbai Menggantikan beberapa rute 747-300 pada awal 2009
Airbus A330-300 10 297 (- /30/ - /267) Singapore, Hong Kong, Tokyo, Shanghai, Beijing Menggantikan beberapa rute 747-300 pada awal 2009
Airbus A380-800 3 (20 pesanan) 450 (14/72/32/332) Rute Kangguru, Amerika Utara Beroperasi: Agustus 2008
Kelas Ekonomi Premium tersedia
Boeing 717-200 11 117 (- / - / - /117) Domestik QantasLink, dioperasikan oleh National Jet Systems
Boeing 737-300 5 128 (- /16/ - /112) Domestik Selandia Baru Pesawat penganti: Boeing 737-800 (dioperasikan oleh Jetconnect)
Boeing 737-400 24 142 (- /16/ - /126) Domestik, Domestik Selandia Baru, Oseania Pesawat pengganti: Boeing 737-800 (3 dioperasikan oleh Jetconnect)
Boeing 737-800 33
(30 pesanan) 168 (- /12/ - /156) Domestik, Oseania Menggantikan: Boeing 737-400
Boeing 747-300 4 450 (- /52/ - /398) Domestik (antara Sydney/Melbourne ke Perth) Dikeluarkan pada Desember 2008, digantikan oleh A330-200
Boeing 747-400 24 353 (14/52/32/255)
351 (14/50/32/255)
343 (14/64/ - /265)
381 (14/52/ - /315)
379 (14/50/ - /315)
412 (- /56/ - /356) Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia
Boeing 747-400ER 6 345 (14/66/ - /265)
343 (14/64/ - /265) Los Angeles, San Francisco, New York-JFK Pengguna pertama
Boeing 767-300ER 29 229 (- /25/ - /204)
244 (- /30/ - /214)
250 (- /30/ - /220)
251 (- /30/ - /221)
254 (- /30/ - /224) Domestik, Oseania, Asia Pesawat pengganti: Boeing 787-9
Boeing 787-8 (15 pesanan)
Domestik, Oseania, Asia, Amerika, Timur Tengah Menggantikan: Boeing 767-300ER
Boeing 787-9 (50 pesanan)
(20 pilihan)
(30 hak beli)
Domestik, Oseania, Asia, Amerika, Timur Tengah Menggantikan: Boeing 767-300ER
Bombardier Dash 8 Q100 9 39 (- / - / - /39) Domestik Dioperasikan oleh Eastern Australia Airlines
Bombardier Dash 8 Q200 5 39 (- / - / - /39) Domestik Dioperasikan oleh Eastern Australia Airlines dan Sunstate Airlines
Bombardier Dash 8 Q300 16 50 (- / - / - /50) Domestik Dioperasikan oleh Eastern Australia Airlines dan Sunstate Airlines
Bombardier Dash 8 Q400 9 70 (- / - / - /70) Domestik Dioperasikan oleh Sunstate Airlines

* Kelas Pertama dan Ekonomi Premium ditawarkan di beberapa pesawat.

Qantas dan subsidiarinya mengoperasikan lebih dari 220 pesawat, yang meliputi hampir 30 pesawat oleh Jetstar Airways dan 50 oleh berbagai merek QantasLink.[1] Kode pengguna Qantas untuk Boeing adalah 38. Kode ini muncul pada nomor model pesawat Boeing seperti B747-438.[53]

Yananyi Dreaming

Qantas telah menamai pesawat mereka sejak 1926. Temanya meliputi dewa-dewa Yunani, bintang, tokoh penerbangan Australia, dan burung Australia. Sejak 1959, kebanyakan pesawat Qantas telah dinamai sesuai kota Australia. Airbus A380 akan dinamai sesuai Perintis Penerbangan Australia, dimulai dengan Nancy Bird-Walton.
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nama-nama armada Qantas

Qantas memiliki dua pesawat yang dicat dalam warna Aborigin Australia: Wunala Dreaming (Boeing 747-438ER VH-OEJ), dan Yananyi Dreaming (Boeing 737-838 VH-VXB). Keduanya mencolok, penuh warna, dirancang oleh Aborigin Australia.[54] Terdapat warna ketiga sebelumnya Nalanji Dreaming (Boeing 747-338 VH-EBU), tapi pesawat ini dijual pada tahun 2007.
Penghargaan
Penghargaan Pelayanan

* Maskapai tahun ini Skytrax - terdaftar dalam lima maskapai top dunia selama lima tahun
* Maskapai Australasia terbaik Skytrax - 2005, 2006
* Maskapai regional Australasia terbaik Skytrax - 2006

Penghargaan Hiburan

* Hiburan dalam pesawat terbaik WAEA Avion - 2002, 2003, 2005, 2006
* Panduan hiburan dalam pesawat - 2005, 2006
* Hiburan sistem dalam kursi terbaik WAEA Avion - 2006

Penghargaan Anggur

* Daftar anggur kelas pertama dan bisnis terbaik - 2005 dalam Sky Awards
* Daftar anggur kelas pertama asli terbanyak - 2007, 2008 dalam Sky Awards
* Kelas pertama terbaik - 2007 dalam Sky Awards
* Penghargaan kelas bisnis terbaik - 2007 dalam Sky Awards
* Ketetapan anggur kelas bisnis dan pertama terbaik - 2007 dalam Sky Awards.

Qantas Frequent Flyer
Qantas Frequent Flyer logo.gif

Program Qantas Frequent Flyer mengharapkan kesetiaan pengguna. Poin diperoleh berdasarkan mil terbang, dengan bonus yang berbeda melalui kelas perjalanan dan dapat diperoleh pada maskapai Oneworld juga rekan-rekannya. Poin dapat ditukar untuk penerbangan atau perbaruan pada penerbangan oleh Qantas, maskapai Oneworld, dan rekannya. Rekan-rekan lainnya meliputi kartu kredit,[56] perusahaan penyewaan mobil, hotel dan sebagainya.

Untuk bergabung dengan program ini, penumpang yang menetap di Australia atau Selandia Baru harus membayar biaya pendaftaran, dan menjadi Bronze Frequent Flyer (warga negara lain dapat mendaftar tanpa biaya). Semua akun dibiarkan aktif selama terdapat aktivitas poin sekali setiap tiga tahun. Penerbangan dengan Qantas dan maskapai rekannya memperoleh Status Credits — dan akumulasinya membolehkan perbaruan ke Silver Status (Oneworld Ruby), Gold Status (Oneworld Sapphire) dan Platinum Status (Oneworld Emerald).[57]

Qantas telah menghadapi kritik mengenai ketersediaan kursi bagi anggota yang menukar poin.[58] Tahun 2004, Australian Competition and Consumer Commission meminta Qantas menyediakan penyingkapan kepada anggota mengenai ketersediaan kursi frequent flyer.[59] Bulan Agustus 2007 CEO Qantas Geoff Dixon menanggapinya dengan mempertimbangkan perubahan signifikan terhadap program frequent flyer dan telah membicarakan penjualan berpotensi ke Aeroplan, perusahaan yang mengelola program frequent flyer Air Canada.[60]

Bulan Maret 2008, seorang analis dari JPMorgan Chase & Co. menyatakan bahwa program frquent flyer Qantas dapat bernilai A$2 milyar (US$1.9 milyar), yang berarti seperempat jumlah nilai pasaran Qantas.[61]
Qantas Club

Qantas Club adalah lounge maskapai kelas bisnis resmi bagi Qantas dengan bandara di sekitar Australia dan dunia. Qantas Club menawarkan kenaggotaan dengan persyaratan bayar (satu, dua atau empat tahun)[62] atau dengan perolehkan status frequent flyer Gold atau Platinum. Keuntungan keanggotaan meliputi akses lounge, keutamaan pendaftaran, keutamaan penanganan bagasi, pengizinan bagasi tambahan. Chairman's Lounge adalah lounge khusus undangan, menawarkan fasilitas dan keuntungan yang lebih daripada Qantas Club.

Fasilitas berbeda di setiap lounge, tapi biasanya terdiri dari:[63]

* Business Lounge - ruang kerja, akses internet, faksimili, fasilitas fotokopi;
* Showers - ruang cuci pribadi dengan toilet gratis;
* Bar - bar gratis, dibantu mulai awal sore (domestik) atau dibuka 24 jam dengan pelayanan pribadi (internasional).

Lounge ini juga meliputi steker listrik, telepon panggilan lokal gratis, televisi, dan ruang sunyi. Bulan April 2007, layanan internet nirkabel tersedia tanpa bayar.

Sebagai bagian dari pembaruan produk, beebrapa lounge internasional diperbarui tahun 2007. Lounge kelas Pertama dan Bisnis baru dibuka di Bangkok dan Los Angeles, bersama dengan lounge Kelas Pertama baru di Sydney dan Melbourne, dirancang oleh Marc Newson.
Akses lounge

Anggota dibolehkan memasuki Qantas Clubs domestik ketika terbang dengan Qantas atau Jetstar bersama seorang tamu yang tidak bepergian. Secara internasional, tamu tersebut harus bepergian bersama anggota.[64] Ketika terbang dengan American Airlines, anggota memiliki akses ke lounge Admirals Club dan ketika terbang dengan British Airways, anggota dapat mengakses Terraces Lounge.[65]

Pengguna Platinum Frequent Flyer dapat mengakses Qantas Club pada terminal domestik Australia kapanpun, tergantung mereka terbang pada hari itu.[66]
Hiburan dalam pesawat

Hiburan dalam pesawat Qantas meliputi film, program TV Nine Network, berita, musik dan majalah berjudul The Australian Way juga program komedi dan berita pada penerbangan domestik. Di kebanyakan penerbangan, hiburan visual dapat dilihat melalui beberapa layar besar di pesawat dan bukan layar pribadi di belakang kursi di depan.
Hubungan internet dalam pesawat

Pembatalan Boeing terhadap sistem Connexion by Boeing, yang merupakan satu-satunya sistem broadband dalam pesawat untuk penumpang, mengeluarkan alasan bahwa internet dalam pesawat tidak dapat disediakan pada pesawat generasi berikutnya seperti armada Airbus A380 dan Boeing Dreamliner 787 Qantas. Tetapi, Qantas mengumumkan pada Juli 2007 bahwa semua kelas penerbangan dalam armada A380-nya akan memiliki akses internet nirkabel juga akses surat-e dan pencarian web belakang kursi ketika mulai terbang pada Agustus 2008. Elemen terkait juga akan dimasukkan ke Boeing 747-400. Belum diungkapkan siapa penyedia layanan ini.[67]
Percobaan telepon genggam dalam pesawat

Qantas menjadi maskapai pertama yang mencoba menggunakan telepon genggam selama penerbangan. Percobaan ini akan berlangsung selama 3 bulan menggunakan salah satu Boeing 767 Qantas. Selama percobaan, penumpang dibolehkan mengirim dan menerima pesan teks dan surat-e, tapi masih dilarang membuat atau menerima panggilan. Bila percobaan ini berhasil, Qantas menjadi maskapai pertama yang membolehkan penumpang menggunakan telepon genggam dalam penerbangan. Registrasi pesawatnya VH-OGI. Qantas tidak membolehkan penumpang membuat atau menerima panggilan.[68]
Inisiatif Aborigin dan Pribumi Selat Torres

Qantas, melalui Program Aborigin dan Pribumi Selat Torres, telah membuat hubungan kuat dengan komunitas Australia asli. Tahun 2007, perusahaan ini telah menjalankan program selama sepuluh tahun dan 1-2% stafnya adalah Australia asli. Qantas mempekerjakan seorang Koordinator Kebudayaan penuh waktu, yang bertanggung jawab untuk program ini.[69]

Qantas juga merupakan pendukung seni Aborigin. Tahun 1993, maskapai ini membeli lukisan - Honey Art dan Grasshopper Dreaming - dari wilayah gurun Australia Tengah. Tahun 2007, lukisan ini disewa permanen kepada Yiribana di Galeri Seni New South Wales. Tahun 1996, Qantas menyumbang lima lukisan kepada galeri tersebut. Qantas juga mensponsori dan mendukung pelukis Aborigin di masa lalu.[69]
Insiden maskapai penerbangan Insiden dan kecelakaan pesawat
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kecelakaan fatal Qantas

Sering diklaim, khususnya pada film 1988 Rain Man, bahwa Qantas tidak pernah mengalami kecelakaan fatal.[70] Pernyataan ini hanya membenarkan fakta bahwa perusahaan tidak pernah kehilangan pesawat jet. Antara 1927 dan 1951, Qantas telah mengalami delapan kecelakaan fatal dengan kematian 62 orang. Setengah kecelakaan itu terjadi selama Perang Dunia II, ketika pesawat Qantas beroperasi atas Angkatan Udara Kerajaan Australia.

* Tanggal 7 April 1949, Avro Lancastrian VH-EAS gagal mendarat di Dubbo selama penerbangan perobaan, menyebabkan roda patah. Pesawat hangus terbakar.[71]
* Tanggal 24 Agustus 1960, Super Constellation VH-EAC jatuh ketika lepas landas di Mauritius menuju Kepulauan Cocos. Lepas landas dibatalkan, pesawat keluar landasan, dan hangus terbakar.[72]
* Tanggal 23 September 1999, Qantas Penerbangan 1 747-400 VH-OJH keluar landasan di Bangkok. Kecelakaan terjadi ketika mendarat di Bangkok, Thailand selama badai petis. Pesawat berhenti di sebuah lapangan golf. Biro Keselamatan Transportasi Australia mengkritik berbagai ketidakcakapan dalam proses pengoperasian dan pelatihan Qantas.[73]

Pada tahun 2008, Qantas mengalami tiga insiden berturut-turut dalam waktu hanya dua minggu: [74]

* 25 Juli 2008, pesawat Boeing 747-400 dalam penerbangan dari Hong Kong ke Melbourne terpaksa melakukan pendaratan darurat di Manila karena terjadi ledakan di perut pesawat yang menyebabkan lubang yang sangat besar. Pesawat mendarat dengan selamat, dan tak seorangpun yang cedera.
* 28 Juli, sebuah pesawat Boeing 737-800 milik perusahaan penerbangan ini terpaksa kembali ke Adelaide setelah pintu perangkat pendaratannya gagal dilipat kembali.
* 2 Agustus, pesawat Boeing 767 dalam penerbangan ke Manila terpaksa kembali ke Sydney karena kebocoran pada cairan hidrolik di udara.

Usaha pemerasan

Tanggal 26 Mei 1971, Qantas menerima panggilan telepon dari "Mr. Brown" yang mengaku terdapat bom pada jet-nya di Hong Kong dan ia meminta $500.000 dalam pecahan $20. Ia ditanggapi secara serius ketika ia menarik polisi ke sebuah loker bandara dimana bom aktif ditemukan. Perjanjian dibuat untuk membawa uang di depan kantor pusat maskapai di jantung distrik bisnis Sydney. Qantas membayar uang dan diambil, setelah itu Mr. Brown menelepon kembali, mengaku cerita 'bom dalam pesawat' adalah bohong. Tujuan awal pelaku disia-siakan oleh Kepolisian New South Wales, yang meremehkan masalah pada panggilan pertama, gagal melakukan pantauan yang cukup dalam pengambilan uang. Diperintahkan tidak menggunakan radio mereka (khawatir "disadap"), polisi tidak mampu berkomunikasi.[75] Diangkat dari kesaksian seseorang tak dikenal, polisi menangkap seorang Inggris, Peter Macari,[76] menemukan $138.000 tersembunyi di properti Annandale. Dihukum 15 tahun penjara, Macari hanya dipenjara 9 tahun sebelum dideportasi ke Britania. Sekitar $224.000 belum ditemukan. Telefilm 1985 "Call Me Mr. Brown" yang disutradarai Scott Hicks dan diproduseri Terry Jennings, terkait insiden ini.

Tanggal 4 Juli 1997, perampasan sejenis digagalkan oleh polisi dan staf keamanan Qantas.[77]
Kontroversi pelecehan seks
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kebijakan pelecehan seks maskapai penerbangan

Bulan November 2005, diketahui bahwa Qantas (bersama Air New Zealand) memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan penumpang lelaki dewasa di sebelah anak-anak yang tak dijaga. Ini membawa tuduhan bahwa maskapai menganggap semua lelaki berpotensi paedofila. Kebijakan ini berlaku setelah insiden tahun 2004 ketika Mark Wolsay, yang duduk di sebelah seorang anak kecil pada penerbangan Qantas di Selandia Baru, diminta menukar tempat duduknya dengan penumpang wanita. Seorang pramugari memberitahukannya bahwa "merupakan kebijakan maskapai bahwa hanya wanita yang dibolehkan duduk di sebelah anak-anak tak dijaga".[78]
Cameron Murphy dari Dewan NSW untuk Kebebasan Sipil mengkritik kebijakan ini dan menyatakan bahwa "tidak ada dasar untuk larangan tersebut". Ia mengatakan salah menuduh semua lelaki dewasa membawa bahaya bagi anak-anak.[79] Kebijakan ini juga telah dikritik karena gagal membawa pelaku wanita ke dalam pertimbangan tersebu

All about Airbus a330

Airbus A330 merupakan sebuah pesawat terbang sipil komersial jarak-menengah-hingga-jauh berkapasitas besar, berbadan lebar. Pesawat ini dibuat pada waktu yang sama dengan Airbus A340 bermesin empat. Diperkirakan bahwa pesawat ini digantikan oleh Airbus A350.


Sejarah

Airbus menginginkan A330 untuk berkompetisi secara langsung dalam pasar ETOPS (Extended Twin-engine Operations), khususnya dengan Boeing 767.

Badan dan sayap A330 mirip dengan varian A340 yang lebih kecil, meskipun memiliki mesin yang berbeda. Rancangan dasar badan pesawat A330 diwariskan dari Airbus A300 dan menggunakan system terbang-dengan-kabel dan flightdeck dari Airbus A320. Kedua A330 dan A340 dirakit pada jalur perakitan akhir di Toulouse-Blagnac, Perancis.

Pada akhir Agustus 2007, jumlah A330 yang dipesan mencapai 793 unit dan 488 pesawat telah dikirim.
Varian

Terdapat dua varian utama A330. A330-300 diluncurkan pada 1987 dengan penerbangan perdana pada 1993. A330-200 diluncurkan pada 1995, diperkenalkan pada 1998 dan muncul dengan versi penumpang, kargo dan tanker.

Etihad Airways Airbus A330-200.
A330-200

A330-200 dibuat untuk menyaingi Boeing 767-300ER. A330-200 mirip dengan A340-200 atau merupakan versi pendeknya A330-300. Dengan penjualan A340-200 yang kurang (hanya 28 pesawat yang dibuat), Airbus memutuskan untuk menggunakan badan pesawat A340-200 dengan sayap dan mesin A330-300. Secara signifikan memperbaiki ekonomi pesawat dan membuat model tersebut makin populer daripada varian empat mesin.

Fin vertikalnya lebih tinggi daripada A330-300 untuk mengembalikan efektivitasnya karena pendeknya badan pesawat. Varian ini memiliki kapasitas bahan bakar tambahan dan, seperti A330-300, memiliki MTOW 233 ton. Jarak dengan 253 penumpang pada konfigurasi tiga kelas adalah 12,500 km (6,750 mil nautikal).

Mesin disediakan oleh dua mesin General Electric CF6-80E, Pratt & Whitney PW4000 atau Rolls-Royce Trent 700. Semua mesin diberi nilai ETOPS-180. Pengiriman pertama, kepada ILFC/Canada 3000, pada April 1998.

A330-200 telah terjual banyak sejak peluncurannya, menyaingi Boeing 767 dengan perbandingan 23 : 9 pada 2004. Sebagai hasilnya, Boeing telah meminta Rolls Royce dan GE untuk merancang mesin yang membolehkan Boeing 787 Dreamliner lebih ekonomis 15% daripada A330-200.

A330-200 dapat disamakan dengan 767-400ER dan pada masa depan akan menyamai 787-9.
A330-200F

Selama kejayaan A300-600F dan A310F, Airbus memulai pemasaran turunan kargo A330-200 sektiar tahun 2000-2001, meskipun belum diluncurkan hingga saat ini.[1] A330-200F muncul pada Pertunjukan Udara Farnborough 2006 dan menerima go-ahead pada Januari 2007. Penerbangan perdananya direncanakan pada pertengahan kedua 2009.

A330-200F merupakan sebuah pesawat kargo berukuran sedang jarak jauh yang dapat mengangkut 64 ton kargo hampir 4,000 NM (7,400 km), atau 69 ton sejauh 3,200 NM (5,930 km). Pesawat ini memiliki sebuah sistem pemuatan kargo dek-utama serbaguna baru yang dapat mengangkut kontainer beserta kasur jerami. Beberapa pemuatan dilakukan pada dek utama, untuk 23 kasur jerami Side-by-Side (SBS), pada volume tinggi, komoditas bernilai tinggi atau pemuatan Single Row (SR) 16 kasur jerami (96”x 96”x125” SR) dan/atau sembilan kontainer AMA pada pasaran kargo.

Pesawat ini menggunakan dua mesin Pratt & Whitney PW4000 atau Rolls-Royce Trent 700.

Airbus telah mengunci pemesanan 68 pesawat dari enam maskapai: Interpid Aviation Group (20), Guggenheim Aviation Partners (6), Flyington Freighters (12), Avion Aircraft Trading (8), Etihad Airways (3), MNG Airlines (2) dan ACT Airlines (2). Pengiriman dimulai pada 2009[2].

Pesawat kargo berbadan lebar lainnya adalah B767-300F, DC-10F, MD-11F, dan B777F.



Air Canada Airbus A330-300.
A330-300

A330-300, yang melakukan penerbangan perdananya pada 1993, dibangun sebagai pengganti A300. Pesawat ini berdasar pada badan A300-600 yang dipanjangkan tetapi dengan sayap, penyeimbang dan perangkat lunak terbang-dengan-kabel baru.

A330-300 mengangkut 295 penumpang dalam konfigurasi kabin tiga-kelas (335 dalam 2 kelas dan 440 dalam kelas tunggal) dengan jarak 10,500 km (5,650 NM). Pesawat ini memiliki kapasitas kargo besar, dapat disamakan dengan Boeing 747 pertama. Beberapa maskapai melakukan penerbangan kargo tengah malam setelah penerbangan penumpang pada siang hari.

Pesawat ini menggunakan dua mesin General Electric CF6-80E, Pratt & Whitney PW4000 atau Rolls-Royce Trent 700, kesemuanya diberi nilai ETOPS-180. US Airways merupakan maskapai peluncur di Amerika Serikat dengan semibilan A330-300.

A330-300 dapat disamakan dengan Boeing 777-200
A330 MRTT
Berkas:RAF MRTT.JPG
A330 MRTT dengan dua Eurofighter Typhoon
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Airbus A330 MRTT

Versi Multi-Role Transport and Tanker (MRTT) dari A330-200 menyediakan pengisian bahan bakar terbang dan angkutan strategis. Hari ini, pesawat tersebut telah dioperasikan oleh Australia, Arab Saudi, UEA dan UK. KC-30, sebuah turunan dari A330 yang mirip dengan MRTT, menandatangani kontrak KC-X dari Angkatan Udara Amerika Serikat untuk 179 pesawat bahan bakar dan menggantikan armada KC-135nya. EADS ditempatkan bersama Northrop Grumman untuk pembelian tersebut, menyaingi KC-767.
Spesifikasi

LTU Airbus A330-200 mendarat di landasan 23L Bandar Udara Internasional Düsseldorf.
Dimensi pesawat A330-200 A330-300
Panjang seluruhnya 58.8 m 63.6 m
Tinggi (hingga ekor horizontal) 17.40 m 16.85 m
Diameter badan 5.64 m
Lebar kabin maks. 5.28 m
Panjang kabin 45.0 m 50.35 m
Panjang sayap (geometris) 60.3 m
Luas sayap (referensi) 361.6 m²
Lambaian sayap (25% chord) 30 derajat
Roda dasar 22.2 m 25.6 m
Jalur roda 10.69 m
Data operasi dasar
Mesin dua CF6-80E1 atau PW4000 atau RR Trent 700
Jarak 303-320 kN
Kursi penumpang 253 (3-class) / 293 (2-class) 295 (3-class) / 335 (2-class)
Jarak (maks. penumpang) 6,749 NM (12,500 km) 5,669 NM (10,500 km)
Kecepatan Mach 0.82 (541 mph, 470 knot, 871 km/h pada ketinggian 35,000 ft)
Kecepatan maks. Mach 0.86 (568 mph, 493 knot, 913 km/h pada ketinggian 35,000 ft)
Lepas landas pada MTOW 2,220 meter/7300ft 2,500 meter
Volume bentuk (standar/opsi) 19.7 / 13.76 m³
Berat pesawat
Berat ramp maks. 230.9 (233.9 ) t
Berat lepas landas maks. 230 (233) t
Berat pendaratan maks. 180 (182) t 185 (187) t
Berat maks. tanpa bahan bakar 168 (170) t 173 (175) t
Kapasitas bahan bakas maks. 139,100 l 97,170 l
Berat kosong 119.6 t 122.2 (124.5) t
Muatan volumetrik 36.4 t 45.9 t
Pengiriman A330
2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 1998 1997 1996 1995 1994 1993 1992 1991
39 62 56 47 31 42 35 43 44 23 14 10 30 9 1 0 0
Insiden

Bmi A330-200 mengantri untuk lepas landas di Bandar Udara London Heathrow

(pada 2005)

* Kecelakaan Hull-loss: 1 dengan total 7 kematian
o Pada 30 Juni 1994, sebuah A330 dalam penerbangan ujicoba jatuh setelah lepas landas dari Toulouse, menewaskan semua orang di dalamnya.

* Kecelakaan lainnya: 3 dengan total 0 kematian
o Pada 24 Juli 2001, 2 SriLankan Airlines A330-243 dihancurkan oleh pemberontak Macan Tamil di Bandar Udara Internasional Bandaranaike Colombo, Sri Lanka, bersama dengan sebuah Airbus A320-200, Airbus A340-300 dan sebuah skuadron pesawat militer. Dua pesawat lainnya, A320 dan A340 juga mengalami kerusakan tetapi telah diperbaiki.[3]
o Pada 24 Agustus 2001, Air Transat, Penerbangan 236, sebuah A330-243, mencetak rekor terbang terlama di dunia dengan sebuah pesawat jet yang mengalami kehabisan bahan bakar di atas Atlantik. Kesalahan manusia dan jarangnya pengecekan komputer otomatis mengalihkan anggapan kru pesawat mengenai penyebab habisnya bahan bakar adalah pipa bahan bakar yang bocor karena kurangnya perawatan. Pesawat ini terbang tanpa mesin menyala selama setengah jam dan mengarungi 65 NM (120 km) menuju bandara di Azores (Portugal) untuk mendarat darurat. Tidak ada yang terluka, tetapi pesawat mengalami beberapa kerusakan struktural dan ban bocor. Pesawat tersebut, beregistrasi C-GITS, masih diterbangkan oleh Air Transat.
o Pada 18 Juli 2003, B-HYA, sebuah Dragonair A330-342 mengalami turbulensi yang dikaitkan dengan Badai Tropis Koni di Laut Cina Selatan, selama penerbangan KA060 dari Kota Kinabalu menuju Hong Kong. 12 awak kabin dan 3 penumpang terluka, termasuk 2 awak terluka parah, tetapi tidak ada yang tewas. Pesawat ini mendarat mulus di Bandar Udara Internasional Hong Kong. Hong Kong Civil Aviation Department B-HYA Accident Investigation Report

* Pembajakan: 2 dengan total 1 kematian

Tentang Garuda Indonesia

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan.

Kode data

* IATA Kode: GA
* ICAO Kode: GIA
* Callsign: Indonesia


Sejarah

Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.

26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch Indie Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya di tahun 1954 ke pemerintah Indonesia.

Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pioneer lainnya di Asia.

Pada 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada 1955 pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.

Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmermeer, Belanda, Eropa.

Tahun 1970-an Garuda mengambil Jet kecil DC-9 dan Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Dan juga Boeing 737, juga McDonnell Douglas MD-11.

Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, dan maskapai ini mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.

Salah satu lelucon awal mengenai maskapai penerbangan ini adalah bahwa Garuda merupakan akronim dari "Good Airline Run Under Dutch Administration" (Maskapai penerbangan yang baik bila dijalankan di bawah administrasi Belanda) atau "Good And Reliable Under Dutch Administration" (Maskapai yang baik dan terpercaya bila dijalankan di bawah administrasi Belanda). Ini mungkin merujuk pada kenyataan bahwa 10 tahun pertama, Garuda dikelola oleh KLM.
Asal nama Garuda Indonesia

Pada 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")

Maka pada 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran - Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini
Livery dan kabin baru
Logo Garuda Indonesia 1986-2009

Mulai Juli 2009, Garuda Indonesia telah menggunakan livery baru pada beberapa pesawatnya yang terbaru yaitu pada Airbus A330-200 dengan registrasi PK-GPJ PK-GPK, PK-GPH dan PK-GPI, sebuah Boeing 747-400 PK-GSG, serta empat buah Boeing 737-800 dengan registrasi PK-GMA, PK-GMC, PK-GMD, PK-GER. Beberapa pesawat tersebut telah diperbaharui tampilan eksteriornya dengan livery baru untuk menyegarkan penampilan maskapai Garuda Indonesia.

Kabin pesawat Garuda Indonesia yang baru juga dilengkapi dengan PTV (Personal Television) pada setiap kursinya, 11 inci untuk kelas bisnis dan 8 inci untuk kelas ekonomi. Warna biru yang dominan pada kursi lama pesawat juga diubah. Warna merah maroon digunakan pada kursi kelas bisnis, sedangkan kombinasi warna coklat tua - coklat muda digunakan pada kursi kelas ekonomi.
Armada

Boeing 747-200 Garuda (masih dengan logo lama) di Zurich, Swiss, pada bulan Mei 1985.

Boeing 747-400 Garuda (masih dengan livery lama) di Narita, Jepang, pada bulan Juli 2005.

Armada Garuda Indonesia per Oktober 2009 terdiri dari:[1]

* 3 Templat:Airbus A330-200
* 6 Airbus A330-300 (IATA:333 ICAO:A333)
* 12 Boeing 737-300 (IATA:733 ICAO:B733)
* 19 Boeing 737-400 (IATA:734 ICAO:B734)
* 5 Boeing 737-500 (IATA:735 ICAO:B735)
* 15 Boeing 737-800 (IATA:738 ICAO:B738)
* 3 Boeing 747-400 (IATA:744 ICAO:B744)Keluar dari armada=2011

Garuda juga akan menambahkan armadanya dengan:[2]

* 2009 - Boeing 737-800 (8)
* 2009 - Airbus 330-200 (4)
* 2010 - Boeing 737-800 (10)
* 2010 - Boeing 777-300ER (10)
* 2011 - Boeing 737-800 (5)
* 2012 - Boeing 737-800 (2)
* 2011-2013 - Boeing787-8 Dreamliner (10)

Musibah

Beberapa musibah yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:

* 6 Maret 1979 - Garuda Indonesia Penerbangan 553 menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki menewaskan keempat awaknya.
* 11 Juli 1979 - Fokker F-28 Garuda Indonesia menabrak lereng Gunung Pertektekan menewaskan 57 penumpang beserta 4 orang awaknya.
* 20 Maret 1982 - Fokker F-28 Garuda Indonesia terperosok setelah mendarat di Bandara Branti, Lampung menewaskan 23 penumpang beserta 4 orang awaknya.
* 26 September 1997 - Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 222 penumpang dan 12 awak pesawat. Kecelakaan ini merupakan yang terburuk di sejarah penerbangan Indonesia.
* 17 Januari 2002 - Garuda Indonesia Penerbangan 421 mendarat darurat di Bengawan Solo menewaskan 1 awak pesawat.
* 7 Maret 2007 - Garuda Indonesia Penerbangan 200 terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto Kota Yogyakarta. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Pesawat tersebut membawa penumpang sebanyak 133 orang dan 7 awak.

PT dirgantara Indonesia Mampu membuat pesawat amphibi

Anggota Komisi I DPR Al Muzammil Yusuf menilai PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mampu membuat pesawat amphibi. "Pesawat amphibi mampu dibuat PT DI," kata Al Muzzamil melalui pesan elektronik kepada ANTARA usai kunjungan kerja Komisi I DPR ke PT DI, di Bandung, Kamis.

Dia mengatakan pesawat amphibi bisa menjadi solusi bagi negara kepulauan Indonesia karena bisa mendarat di berbagai tempat tanpa hambatan infrastruktur darat.

"Pesawat amphibi harusnya menjadi solusi Indonesia, baik karena pertimbangan alam kita, maupun dalam konteks pariwisata, keamanan terbang dan hankam wilayah Indonesia yang terpencil," katanya.

Melihat keunggulan pesawat amphibi tersebut, anggota DPR dari Fraksi PKS tersebut menyarankan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengembangkan industri PT DI melalui pesawat amphibi tersebut.

"Harusnya Presiden melalui Menhan, Menristek, Menteri Negara BUMN dan Mendagri bisa menjembatani para kepala daerah untuk bisa memesan dan membuka jalur transportasi melalui sarana pesawat amphibi tersebut," katanya.

Akan tetapi kondisi neraca finansial perusahaan yang minus menjadi ganjalan serius bagi PT Dirgantara Indonesia untuk melakukan ekspansi yang lebih progresif memproduksi pesawat terbang dan pengerjakan proyek strategis lain di sektor kedirgantaraan.

"Dari sisi teknologi cukup membanggakan dan sangat bagus. Dengan potensi itu PTDI sebenarnya bisa melangkah lebih maju lagi. Namun sayang neraca finansial yang minus menjadi beban industri strategis itu untuk melakukan ekspansi yang lebih besar," kata anggota Komisi I DPR Enggartiasto Lukito disela-sela kunjungan Komisi I DPR di PTDI.

Enggartiasto mengatakan PTDI merupakan perusahaan yang progresif namun perlu keberpihakan pemerintah yang lebih besar lagi untuk membesarkan kembali PT Dirgantara Indonesia.

Salah satunya dengan mengupayakan penyehatan neraca keuangan BUMN strategis itu, karena menurut Enggartiasto selama neraca perusahaan itu belum bisa diatasi, selanjutnya sulit bagi PTDI untuk jauh melangkah menjadi industri yang dapat diandalkan.(

Prinsip Penerbangan: Prinsip tekanan BERNOULLI

Setengah abad setelah Sir Newton memaparkan hukumnya, Daniel Bernoulli, seorang ahli matematika dari Swiss, menerangkan bagaimana tekanan dari sebuah fluida yang bergerak (cairan ataupun gas) berubah-ubah sesuai dengan kecepatan dari gerakan. Secara khusus, dia menyatakan bahwa pertambahan kecepatan atau aliran akan menyebabkan pengurangan dari tekanan fluida tersebut. Hal inilah yang terjadi pada udara yang lewat di atas sayap pesawat yang melengkung.

Sebuah analogi yang tepat bisa dibuat dari air yang mengalir melewati selang air. Air yang mengalir melalui selang dengan garis tengah (diameter) yang tetap (konstan) akan mendesak dengan tekanan yang sama di seluruh selang, tapi kalau diameter sebagian dari selang ditambah atau dikurangi, maka hal tersebut akan mengubah tekanan dari air di titik tersebut. Jika misalnya selang tersebut ditekan dengan jari di satu tempat, maka akan membatasi daerah yang dialiri oleh air. Dengan asumsi volume yang sama dari air mengalir melalui bagian selang yang ditekan tersebut pada perioda waktu yang sama sebelum selang ditekan, maka kecepatan aliran air akan bertambah di titik tersebut.

Maka jika ada bagian dari selang yang mengkerut, maka hal tersebut tidak hanya menambah kecepatan aliran tapi juga mengurangi tekanan di titik tersebut. Hasil yang sama dapat dihasilkan jika sebuah benda padat dengan bentuk yang streamline (airfoil) dikenakan pada selang tersebut. Prinsip yang sama ini adalah dasar dari pengukuran kecepatan udara (aliran fluida) dan untuk analisa kemampuan airfoil untuk membuat daya angkat.

Sebuah aplikasi praktis dari teori Bernoulli adalah tabung venturi. Tabung venturi mempunyai saluran masuk yang menyempit di lehernya (titik yang mengkerut) dan sebuah saluran keluar yang diameternya membesar di belakangnya. Diameter saluran masuk sama dengan diameter saluran keluar. Di lehernya, aliran udara menjadi semakin cepat dan tekanan berkurang, di saluran keluar, aliran udara melambat dan tekanan bertambah.

Jika udara dianggap sebagai sebuah benda dan disetujui bahwa udara mengikuti hukum di atas maka kita dapat mulai melihat bagaimana dan kenapa sebuah sayap pesawat dapat menghasilkan daya angkat sewaktu sayap pesawat tersebut bergerak melalui udara.

Senin, 01 Maret 2010

mengapa kadang-kadang sebuah organisasi gagal untuk belajar?

Era maskapai komersial dimulai setelah Perang Dunia Pertama ketika pilot pesawat tempur menggunakan kemampuan mereka untuk terbang pesawat untuk tujuan bisnis (Hanlon, 1999; Wells, 1997). Pertumbuhan industri penerbangan itu sendiri dilakukan setelah Perang Dunia Kedua dan didukung oleh berlakunya Amerika Serikat Undang-undang Deregulasi Airline 1978. Nilai pasar angkutan udara sangat tinggi, pada kenyataannya, beberapa pekerjaan dan perdagangan tidak hanya akan mungkin jika angkutan udara tidak tersedia, pengembangan angkutan udara segera diikuti oleh negara-negara lain (Gillen & Morrison, 2005; Wells, 1997 ).

Pada awal abad kedua puluh, pertumbuhan bisnis penerbangan dunia mulai runtuh, dipicu oleh 9 / 11 tragedi tahun 2001. Namun, lebih dari kapasitas di pasar telah mengisyaratkan pada tahun 2000 karena peluncuran Low Cost Carriers (LCC) pada awal 2000-an (Doganis, 2006). Kondisi ini juga didukung oleh meningkatnya biaya operasional yang mengakibatkan stagnasi dalam industri transportasi udara (Doganis, 2006). Berbeda dengan penerbangan bisnis, perkembangan perbaikan dalam keselamatan penerbangan di dalam pesawat terbang desain dan operasi penerbangan tidak terpengaruh. Kesadaran keselamatan penerbangan juga didukung oleh keunikan industri ini. Berbeda dari jenis industri lain, penerbangan dikategorikan sebagai keandalan mencari-organisasi atau organisasi lingkungan bahaya tinggi karena jika suatu krisis terjadi, itu tidak hanya mempengaruhi pesawat terbang, para korban atau maskapai tertentu, tetapi juga seluruh organisasi penerbangan. Oleh karena itu, keselamatan adalah penting dalam penerbangan. Studi yang terkait dengan keselamatan penerbangan diperlukan karena penelitian-penelitian sebelumnya membuktikan bahwa perkembangan dalam desain dan sistem keamanan membuat kontribusi signifikan untuk mengurangi tingkat kecelakaan penerbangan (Liou, Tzeng, & Chang, 2007).



Keselamatan Penerbangan

Keselamatan adalah unsur penting dalam setiap kompleks organisasi sosio-teknologi. Keselamatan berarti menghadapi risiko, yang tidak mudah, tetapi mungkin untuk dicapai. Hal ini sangat diinginkan untuk meningkatkan keselamatan untuk mengantisipasi kejadian tak terduga di masa depan. Dalam penerbangan komersial, keselamatan adalah salah satu prioritas. Namun, sejak "si Glider King" Otto Lilienthal menciptakan glider pada tahun 1891 dan terbunuh dalam salah satu eksperimennya, angkutan udara dunia telah menghadapi masalah yang sama: kecelakaan.

Selasa, 23 Februari 2010

Quick Tutorial ILS approach for 737 classic

http://www.indoflyer.net/content.asp?ContentId=29039

Flight Simulator Session :: Zinertek Ultimate Airport Environment

Mungkin anda pernah menggunakan Airport Environment Upgrade untuk menambah kerealistikan flight simulator anda, add-on ini dapat di-unduh gratis dari avsim.net. Add-on ini mengganti hampir semua texture bawaan flightsim antara lain ground scenery, forest, tress dan lainnya.

Produk keluaran Zinertek ini tidak hanya mengganti texturenya, tetapi juga bentuk gedung-gedung terminal yang baru, hanggar dan masih banyak lagi!

Dalam instalasinya, anda dapat memilih satu dari 3 pilihan ukuran texture tergantung seberapa kuat sistem anda.

Klik disini untuk lebih lanjut.


Compatible : FS2004

Senin, 22 Februari 2010

Green Aviation Indonesia



Cita-cita mulia demi mewujudkan industri penerbangan yang tidak tergantung pada bahan bakar fosil bukan perkara mudah. Tapi dengan kerja keras hal ini dapat terwujud dimasa depan. Bagaimana dengan industri penerbangan di Indonesia ?

Industri penerbangan menggunakan derivatif hasil dari penyulingan minyak bumi berupa Jet-A atau yang lebih dikenal sebagai avigas/avtur buat bahan bakar pesawat terbang. Pertamina Aviation, anak perusahaan dari Pertamina menjadi satu-satunya pihak yang bertanggung jawab dalam pengadaan avtur di Indonesia. Tahun 2008 industri penerbangan, tidak terkecuali penerbangan nasional mendapat pukulan hebat saat krisis minyak dunia.

Saat krisis, harga minyak melambung melampaui rekor mencapai angka diatas $100 lebih per liter. Di Indonesia perkembangan harga avtur dari Pertamina Aviation bergantung kepada harga minyak dunia dan kurs US Dollar terhadap rupiah plus biaya lain seperti PPN, biaya transport, dan margin keuntungan.
Kisaran harga bulan Mei-April 2008 menunjukan variasi puncak harga bahan bakar di bandara-bandara wilayah Indonesia sebesar Rp.9,548-10,219 per liter. Padahal sebuah pesawat narrow body sekelas Boeing 737 membutuhkan setidaknya 18,000-20,000 liter sekali terbang.

Kebijakan fuel surcharge yang ditetapkan Departemen Perhubungan (Dephub) hanya sekedar “gali lubang tutup lubang” mengingat harga tiket yang ditetapkan maskapai adalah harga sebelum kenaikan harga minyak, tidak terlalu banyak berpengaruh menyelesaikan masalah. Beruntung situasi mulai pulih akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009. Beruntung pula tidak ada maskapai nasional yang gulung tikar, padahal di dunia sudah banyak maskapai yang kolaps.

Bahan Bakar Alternatif

Menghadapi ketergantungan terhadap minyak bumi, pemerintah, maskapai, pabrik pesawat, lembaga riset bahkan dari perusahaan minyak telah bekerjasama membuat bahan bakar alternatif. IATA (International Air Transport Association) mensyaratkan bahwa bahan bakar pengganti avtur harus berkualitas sama (atau bahkan lebih) dan dengan pemakaian sama praktisnya dimana tidak perlu sampai mengubah rancangan pesawat atau tempat penyimpanan bahan bakar.

Gas alam menjadi solusi. Produk GTL (Gas To Liquid) buatan Shell sudah diujicoba walaupun masih berupa campuran 40-60 dengan avtur pada tes salah satu mesin Airbus A380 Super Jumbo awal tahun 2008 dan campuran 50-50 pada penerbangan Airbus A340 maskapai Qatar selama 6 jam, dari London ke Doha, bulan Februari setahun kemudian.
Siklus Biofuel

Siklus Biofuel – Tanaman biofuel menghasilkan hidrokarbon (A) dipanen lalu oleh pabrik penyulingan dihasilkan bahan bakar biofuel (B). Biofuel dipakai buat pesawat terbang (C) yang menghasilkan hasil pembakaran berupa CO2. CO2 (plus air) dengan bantuan matahari diproses secara fotosintesis oleh tanaman biofuel yang menghasilkan hidrokarbon (D). Siklus kembali berputar.

Solusi lainnya adalah biofuel atau bahan bakar dari tanaman. Bukan hal yang baru apalagi saat penjajahan Jepang dulu, rakyat Indonesia dipaksa menanam jarak di pekarangan rumah yang diproses menjadi bahan bakar pesawat terbang buat kepentingan perang. Sekarang jarak (jatropha) diujicoba pada Boeing 767 Air New Zealand akhir Desember 2008.
Selain itu, tanggal 8 Januari 2009 Continental Airlines dengan pesawat Boeing 737-800 menguji terbang biofuel yang berasal dari kombinasi algae (ganggang) dan jarak. Maskapai yang baru-baru ini menyatakan bangkrut, Japan Airlines (JAL) sempat menguji coba biofuel campuran tanaman camelina (sebangsa rerumputan), algae, dan jarak pada salah satu mesin Boeing 747 akhir Januari 2008.

Seluruh pengujian ini sama-sama mendapatkan hasil yang baik, emisi polusi rendah, tanpa perlu modifikasi apapun dengan performa mesin tidak berpengaruh. Uji coba memang belum memakai 100% biofuel tapi hanya 50-50 dengan campuran avtur. Tapi ini membuktikan kepraktisan. Sebuah pesawat yang terbang menggunakan avtur tidak perlu repot membuang/menguras tangki bahan bakarnya jika bandara tujuan hanya menyediakan biofuel atau sebaliknya.

Industri Penerbangan Indonesia

Bagaimana dengan Indonesia ? Meskipun Pertamina bekerja sama dengan swasta telah membuat proyek pembuatan bahan bakar alternatif seperti pengolahan etanol menjadi DimethylEter (DME), hanya ditujukan sebagai bahan bakar kendaraan dan kebutuhan rumah tangga. Belum ada satupun realisasi buat sektor industri penerbangan.

Padahal kebutuhan bahan bakar di sektor transportasi udara sangat besar seiring dengan peningkatan pemakai jasa udara baik penerbangan domestik maupun internasional. Angka dari INACA (Indonesia National Air Carrier) menunjukan perkiraan peningkatan jumlah penumpang sebesar 9% tahun ini.
Tahun lalu saja anggota INACA mengangkut total 37.5 juta penumpang. Angka dari Dephub tidak terlalu jauh berbeda, kenaikan 10% dengan rincian 43.5 juta penumpang domestik dan 4.95 juta penumpang internasional tahun 2009. Situasi baru saja pulih dari krisis minyak tapi ini bisa saja kembali goncang jika krisis kembali terjadi. Pertamina lewat Pertamina Aviation seyogyanya bisa memulai aplikasi bahan bakar alternatif buat industri penerbangan nasional.

Sebenarnya apa yang kurang dari Indonesia ? Kaya akan gas alam dan tanah yang subur buat pertanian penghasil biofuel. Pertamina bisa mencontoh Shell dengan membuat GTL yang disuling pada kilang Shell di Malaysia. Diakui pembuatan GTL dengan metode Fischer Tropsceh bukan sesuatu yang mudah dan butuh investasi besar tapi ini bisa dimulai dengan kerjasama saling menguntungkan antar dua perusahaan.

Kerjasama antar perusahaan dalam negeri juga perlu dilakukan seperti Pertamina Aviation dengan maskapai milik pemerintah Garuda Indonesia misalnya. Maskapai Virgin Atlantic patut dijadikan contoh pula bahwa maskapai bisa menjadi pionir dalam pengembangan bahan bakar alternatif.
Pemilik dan pendiri Virgin Atlantic, Sir Richard Branson bahkan mendirikan perusahaan baru yaitu Virgin Fuel, membuat bahan bakar dari minyak babassu, tanaman masih berfamili kelapa yang banyak tumbuh di Brazil. Walaupun hanya berkomposisi 20% dengan dicampur avtur tapi sukses pada uji coba penerbangan Boeing 747 miliknya awal tahun 2008.

Jangan lupa melibatkan pihak kampus. IPB sebagai kampus yang berbasis pertanian dapat meriset lebih lanjut pemanfaatan tanaman lain, tidak sebatas jarak dan minyak kelapa karena setiap tanaman secara garis besar dapat menghasilkan hidrokarbon. Tidak ketinggalan peran kampus berbasis teknologi seperti ITB, ITS, dan perusahaan berbasis teknologi penerbangan seperti PT. Dirgantara Indonesia yang bisa membuat alat pengolah biofuel sekaligus membantu kelayakan penerapan bahan bakar alternatif buat pesawat terbang.

Bayangkan peran serta yang terjalin jika dapat terwujud. Betapa keuntungan akan melibatkan industri yang lain mulai dari pertanian, penyulingan, distribusi, transportasi, dan banyak lainnya. Bahkan belum terwujud sekalipun hal ini telah mendapat tentangan. Yang kontra menyatakan proses produksi bahan bakar alternatif justu lebih merusak lingkungan hidup. Seperti pembukaan hutan buat ditanami tanaman biofuel.

Yang pro justru membela bahwa ini baru tahap awal buat pengembangan selanjutnya menjadi lebih baik. Alga misalnya bisa menjadi pengembangan lebih lanjut karena tidak tergantung kepada tanah pertanian melainkan bisa memanfaatkan perairan.
Kiprah British Airways (BA) baru-baru ini bisa ditiru dengan memanfaatkan biomassa yang berasal dari sampah. Menurut rencana, fasilitas pengolahan biomassa milik BA dan investor asal Amerika, Solena Group akan menghasilkan 16 juta galon bahan bakar low carbon dari 500,000 ton limbah sampah organik dan makanan. Belum ada informasi lebih lanjut karena diperkirakan baru akan diproduksi tahun 2014.

Pengembangan bahan bakar pengganti avtur masih melalui jalan panjang tapi harus dimulai segera dan belum terlambat. Seandainya ini dapat terwujud bahan bakar alternatif dapat menjadi simbol kemandirian bangsa Indonesia dan membangun bukan hanya sekedar industri penerbangan melainkan sebuah impian industri penerbangan yang bertumpu dan ramah terhadap lingkungan sebagai perwujudan dari cita-cita green aviation. (Sudiro Sumbodo, Jakarta, 2010)

Referensi :

  1. Air & Space, “Fly Green”, September 2007.
  2. Kontan, “Sebelas Maskapai Siap Terbangi Langit Indonesia”, 18 Februari 2010.
  3. Suryo Suprojo, Cucuk, makalah seminar PII BKT, “Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Bakar Pesawat Udara Terhadap Perkembangan Transportasi Udara Di Indonesia”, Jakarta, 19 Mei 2008.

Internet :

  1. www.cleantech.com, “British Airways to Power Aircraft From Waste Biomass”, 17 Februari 2010.
  2. www.earth2tech.com, “Green Aviation: It’s All About Biofuels, But Get Ready to Wait”, 8 September 2009.
  3. www.iata.org, “Fact Sheet : Alternative Fuels”, Februari 2010.
  4. www.pertamina.com, “DimethylEter Sebagai Bahan Bakar Alternatif”, 2009.
  5. www.wikipedia.org, “Aviation Bio Fuel”, 19 Desember 2009