Jumat, 27 November 2009

Trijet boeing 727



Selain B707, Boeing memproduksi B727 sebagai pendamping pesawat jet bermesin empat tersebut. Pesawat bertipe badan sempit / narrow body yang menjadi produk Boeing tersukses tahun 1960-an dan 1970-an.

B727 lahir dari kebutuhan airlines yang ingin mengisi pasar rute penerbangan yang tidak terlalu gemuk dan dapat dioperasikan pada airport kelas regional yang tidak memiliki runway yang cukup panjang buat operasional pesawat badan lebar mesin empat macam B707. Untuk kebutuhan yang terakhir, Boeing mendesain pesawat dengan instalasi mesin yang berada di bagian ekor. Sehingga sayap yang “bersih dari mesin” ini dapat dioptimasikan dengan pemasangan berbagai macam high lift devices sehingga dapat take off dan landing pada runway yang lebih pendek.

Bermesin tiga low bypass turbofan Pratt & Whitney JT-8D dan memiliki pintu penumpang yang terletak dibagian bawah ekor “T” plus retractable tailskid untuk mencegah tail strike akibat desain tiga mesin diekor yang cenderung tail heavy saat lepas landas atau mendarat. Selain itu B727 merupakan pesawat pertama produksi Boeing yang dilengkapi Auxiliary Power Unit (APU) mandiri.

Pesawat yang melakukan penerbangan perdana tanggal 9 Februari 1963 dengan kapasitas 131 penumpang (series 100) atau 183 penumpang (series 200) dalam konfigurasi 3-3 ini menjadi saingan berat Douglas DC-9. Sebagai perbandingan B727 memang memiliki kemampuan angkut penumpang lebih banyak dan jarak terbang lebih jauh tapi DC-9 lebih cost effective karena bermesin dua dan berawak pilot dan copilot saja tanpa flight engineer.

Kalau kita merunut kebelakang sebenarnya Boeing ogah-ogahan meneruskan proyek B727 senilai 100 juta dollar ini karena produk sebelumnya yaitu B707 dan B720 telah menyedot keuangan Boeing sampai titik kritis pada tahun 1960. Tapi berkat dorongan dari Eastern Airlines, Boeing akhirnya menyetujui walaupun dengan syarat harus mendapat pesanan 100 unit dalam waktu 9 bulan saja. Angka 100 itu memang dilampaui dan produksi berjalan tapi Boeing masih pesimis karena memperkirakan hanya laku sekitar 250 unit saja. Nyatanya dari periode tahun 1963 sampai tutup produksi tahun 1984, Boeing telah memproduksi B727 sebanyak 1,832 unit dengan rincian varian yaitu series awal -100, -100C (Convertible), -200 (stretch version), -200QC (Quick Change) dan -200Adv (ekstra fuel).

B727 merupakan pesawat komersial yang tersukses dari keluarga pesawat badan sempit dan angkut sedang dan hanya bisa disaingi oleh “sang adik”, Boeing B737. Dengan populasi sebanyak itu 1 juta penumpang berhasil diangkut pada akhir 1977 dan diperkirakan sampai hari ini B727 berhasil mengangkut 4 juta penumpang. Sekitar 500 unit B727 masih beroperasi dengan mengalami modifikasi pada mesin (hush kit atau re-engine) agar sesuai dengan kategori stage III dan sebagian besar dipakai untuk angkut kargo seperti yang dilakukan United Parcel Services (UPS) yang masih menggunakan B727 tapi bermesin Rolls Royce Tay 651-54 sehingga dijuluki B727QF (Quite Freighter). (Sudiro Sumbodo, Jakarta, 2008)

INDONESIA

Saat dunia mulai mempensiunkan, Boeing B727 malah hadir di bumi pertiwi. Alasan ongkos sewa lebih murah menjadi pilihan utama, walaupun itu mesti ditebus dengan konsumsi bahan bakar yang boros dari ketiga mesinnya dan pemakaian tiga crew untuk menerbangkannya. Persyaratan kebisingan sesuai regulasi dipenuhi, karena pesawat yang disewa telah ber-hushkit. Booming airlines awal 2000 membuat airlines-airlines baru ini mencari pesawat kapasitas sedang untuk melayani rute regional dan rute internasional Asia Tenggara.

PK-JGU- Keputusan Jatayu Airlines memang mengejutkan karena merupakan airlines pertama yang mendatangkan pesawat jet yang sudah tergolong klasik ini. Airlines yang mulai beroperasi tanggal 25 Januari 2001, pertama kali mengandalkan sebuah B737-200 dan berdasarkan perhitungan, memutuskan memakai B727-200 sejak bulan Desember pada tahun yang sama. Dengan skema ACMI (Aircraft Crew Maintenance Insurance), Jatayu menyewa dari Air Smith, perusahaan leasing pesawat asal Amerika Serikat. B727 ini melayani rute Jakarta-Medan dan Medan-Penang. Sempat memiliki sampai enam unit dengan varian warna berbeda yang memperkuat armada Jatayu selain B737-200. Airlines ini sempat beku operasi tahun lalu sekaligus menghentikan pengoperasian armada B727-nya. Sekarang Jatayu kembali beroperasi tapi tidak menggunakan B727 lagi.

PK-IAF- Indonesian Airlines Aviapatria yang lahir tahun 2001 merupakan airlines swasta berikutnya yang memakai B727 dari series 200 ini. Hanya satu unit untuk memperkuat armada penerbangan berjadwal selain dua unit B737-300 sampai tutup operasi tahun 2003.

PK-MBV- Ada dua unit B727 versi 200 Adv eks Delta yang sempat dioperasikan Merpati Nusantara Airlines yaitu PK-MBV dan PK-MBW akhir 2003. Disewa secara Wet-Leased untuk penerbangan ekstra hari raya Idul Fitri dan Natal dengan rute tujuan Surabaya, Makasar, Menado, Mataram, dan Kuala Lumpur plus kerjasama dengan airlines asal Timor Leste, Kakoak Air rute Dili-Denpasar, Dili-Kupang, Dili-Surabaya, dan Dili-Darwin. Dianggap tidak terlalu menguntungkan, keduanya dikembalikan kepada Aventura Aviation setelah beroperasi singkat selama setahun.

PK-RIY- Dua unit B727 dari series 232 Adv. eks Delta dimiliki Mandala Airlines. PK-RIY dan PK-RIZ yang datang Oktober 2003. Hanya dua tahun beroperasi dan di-phase out pasca kecelakaan B737 Mandala di Medan tahun 2005 dan tuntutan peremajaan jajaran armadanya.

PK-BPT- Merupakan satu dari dua B727-227 yang dioperasikan Top Air selain dua B737-200. Tidak ada informasi banyak mengenai operasional pesawat ini karena airlines berlogo nuri bermahkota ini layu sebelum berkembang. Launching di bandara Syamsudiin Noor, Balikpapan tanggal 9 Mei 2006 ternyata beberapa hari kemudian tutup operasi.

PK-YGR- TriMG Intra Asia Airlines yang berbasis di Halim Perdanakusuma, Jakarta memiliki empat unit B727 yang datang dari awal tahun 2003 sampai akhir 2004. Tercatat pesawat pertama diterima Januari 2003, B727-223F eks American Airlines beregistrasi PK-YGI. Berikutnya PK-YGR dan PK-YGQ, keduanya dari series 223F eks DHL serta yang terakhir PK-YGZ eks DHL juga tapi dari series -31F. Seluruhnya bertipe “F” atau freighter untuk mendukung perusahaan berbisnis primer kargo udara ini. Beroperasi untuk angkut kargo ke negara-negara Asia diantaranya ke Singapura, Kuala Lumpur, Taiwan, dan Hongkong.
PK-TMA- Megantara Air yang lahir akhir tahun 2007 mengoperasikan sebuah B727 freighter dari series 247 Adv untuk keperluan usaha dan charter kargo udara. Selain itu, Megantara memiliki sebuah B737Adv tipe freighter pula. B727 eks Transmile ini beroperasi untuk rute Jakarta-Singapura.
Sumber Pustaka :
  1. Angkasa, Majalah Kedirgantaraan, "Boeing 727 Masuk Museum", No.7 April 1994
  2. Angkasa, Majalah Kedirgantaraan, "Jatayu Air Operasikan B727-200", No.4 Januari 2002
  3. Angkasa, Majalah Kedirgantaraan, "Komitmen UPS : 95 Persen Armada Pesawatnya Bebas Polusi Suara", No.11 Agustus 1992
  4. Flight International, "World Airliner Census", Edisi 21-27 August 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar