Jumat, 27 November 2009

tragedi korean airlines 007



Tidak terasa genap 25 tahun tragedi mengerikan yang bisa dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan. Sebanyak 240 penumpang plus 29 crew yang mengawaki Jumbo Jet Boeing B747 Korean Airlines tewas saat pesawat bernomor penerbangan KAL007 ditembak jatuh oleh pesawat tempur Uni Soviet tanggal 1 September 1983.

Mengapa ? Itulah menjadi pertanyaan yang timbul. Untuk dapat menjawabnya kita harus menengok kembali ke masa tersebut. Tahun 1980-an merupakan puncak perseteruan dua kutub militer dunia yang disebut Perang Dingin. Kedua belah pihak sama-sama saling curiga mencurigai dan menambah arsenal senjata.

Perjanjian pengurangan senjata strategis dalam SALT (Strategic Arms Limitation Treaty) II yang ditanda tangani pertengahan tahun 1970-an tidak menyurutkan kedua pihak menambah persenjataan strategis nuklirnya. Dicurigai bahwa Soviet sedang melakukan uji coba misil nuklir strategis terbaru tanpa memberitahukan kepada Amerika.

Dan pada tanggal itulah sekitar tengah malam antara tanggal 31 Agustus dan 1 September 1983, Soviet melakukan uji coba peluncuran dari Plesetsk, Barat Daya Rusia yang segera dicium oleh Komando NORAD (North American Air Defense). USAF segera mengirim sebuah RC-135 (varian militer pengintai dari Boeing B707) dari pangkalan militer di Anchorge, Alaska, berpatroli diatas perairan internasional Laut Bering mengawasi perairan Kamchatka, wilayah yang biasa menjadi tempat jatuhnya misil percobaan Uni Soviet.

Sekitar pukul 01.00 pagi, pesawat jumbo jet B747 bernomor terbang KAL007 rute New York-Seoul Korean Airlines pimpinan Capt Chun Byung-in lepas landas juga dari Anchorge, Alaska setelah mengisi bahan bakar. Sesuai kebiasaan, sengaja terlambat satu jam dengan harapan tiba di Seoul diatas jam 06.00, jam dimana bandara Kimpo mulai operasional.

Target Hancur !

Saat Perang Dingin, intai mengintai merupakan sesuatu yang biasa bagi kedua pihak. Pengawas radar di Kamchatka juga telah terbiasa melihat rute patroli pesawat RC-135 yang memang sering mengintai wilayah tersebut karena Kamchatka juga merupakan basis misil nuklir bawah laut Timur Jauh Soviet.

Ketika ada satu "titik" lagi tiba-tiba muncul dilayar radar, langsung saja pengawas radar tidak ragu lagi menganggap itu adalah sebuah pesawat RC-135 yang lain. Nahas memang, "titik" itulah KAL007 dan itu merupakan awal dari rentetan kesalahan. Lebih fatal lagi Capt Chun Byung-in tidak sadar bahwa rute penerbangan telah melenceng dari yang semula dan masuk ke wilayah kedaulatan udara Uni Soviet.


Peta KAL007-perkiraan rute yang diambil Capt Chun Byung-in pada hari yang nahas itu. Terlihat bahwa rute melenceng dari rute penerbangan dan masuk wilayah Kamchatka dan Sakhalin.
Selama dua jam diawasi, pengawas radar melihat bahwa "titik" itu tidak berbalik arah seperti biasanya dan langsung menuju ke arah Kamchatka, komandan radar langsung mengidentifikasi "titik" tersebut sebagai pesawat penyusup dan segera saja perintah diturunkan untuk penyergapan pada pukul 06.00 waktu lokal.

Komando pertahanan udara Sakhalin segera melepas dua flight Sukhoi Su-15TM (empat pesawat) dari pangkalan militer Dolinsk-Sokol untuk menyergap pesawat penyusup tak dikenal itu. Pimpinan flight Letkol Gennady Nikolayevich Osipovich dapat melihat pesawat yang dimaksud pukul 06.06 waktu setempat.

Enam menit berikutnya, Osipovich melaporkan telah melihat pesawat baik visual maupun di layar radar pembidik. Turun perintah dari Jenderal Ivan Tretyak, Komandan Distrik Militer Timur Jauh Soviet dan Jenderal Vladimir Govorov, Komandan Wilayah Operasi Timur Jauh Soviet untuk mendekati target dan identifikasi. Pukul 06.20, Osipovich menembakkan tembakkan peringatan dengan kanon. Tak ada respon apa-apa. Dianggap terlalu lama dan khawatir target berhasil melarikan diri ke perairan Internasional, kurang lebih tiga menit kemudian Tretyak memerintahkan menembak jatuh target dan dikonfirmasi sampai lima kali.

Pukul 06.26, Osipovich melaporkan bahwa dia telah menembakkan dua misil berpengarah radar. "Target hancur !", begitu laporan langsung dari Osipovich dua detik kemudian seraya kembali ke pangkalan. Benarkah ? Pukul 06.27, Menara Kontrol Tokyo menangkap suara sayup-sayup dari KAL007 bahwa pesawat mengalami dekompresi dan memaksa pesawat turun ke 10,000 feet. Misil yang ditembakkan Osipovich ternyata hanya merusak dan merobek kabin bagian belakang, tidak langsung hancur total seperti yang dilaporkan.

Selama 12 menit, Capt Chun Byung-in berjuang melakukan usaha menurunkan ketinggian sambil mempertahankan terbang. Pesawat turun dari 35,000 ke 16,400 feet dalam lima menit. Empat menit kemudian turun ke 5,000 feet dan tiga menit ke 1,000 feet dan jatuh di perairan Kepulauan Moneron. Pukul 06.38, KAL007 menghilang dari radar kontrol Tokyo.

Kebohongan Demi Kebohongan

Seperti kata pepatah, "ketika perang, kebenaran adalah hal yang paling pertama dikorbankan," terbukti disini. Sehari kemudian, pemerintahan Ronald Reagan memaksa meminta keterangan sebenarnya dari Uni Soviet mengingat 82 korban berasal dari Amerika dengan salah satunya adalah anggota kongres Lawrence McDonnald.

Reagan mencap Uni Soviet telah melakukan kekejaman yang mengerikan terhadap KAL007. Mulanya Uni Soviet lewat kantor berita Tass mengaku tidak mengetahui apa-apa mengenai hilangnya KAL007, baru pada tanggal 9 September, pemerintahan Yuri Andropov secara resmi mengakui telah menembak jatuh pesawat tersebut.

Diwakilkan oleh Marsekal Nikolai Ogarkov, Kepala Staf Angkatan Bersenjata menyatakan bahwa pesawat yang dimaksud bukanlah pesawat sipil melainkan pesawat mata-mata. Dalam pernyataannya KAL007 terlibat dalam kegiatan membantu operasi intai RC-135 dengan me-relay transmisi elektronik selama 10 menit dengan melakukan pertemuan sebelum menyusup ke wilayah udara Soviet.

Ogarkov juga mengegaskan bahwa pesawat terbang dengan mematikan lampu navigasi dan lampu kabin. Pilot penyergap juga telah melakukan hubungan via radio, menggoyangkan sayap, menyalakan lampu, dan bahkan menembakan rentetan kanon peringatan. Karena tidak diindahkan maka Soviet segera mengambil keputusan untuk menembak jatuh. Lebih gila lagi, pemerintah Soviet melaporkan kepada ICAO (International Civil Aviation Organization) bahwa tidak menemukan satupun korban dan kepingan pesawat termasuk flight data recorder ! Padahal perairan Kepulauan Moneron adalah perairan dangkal dan KAL007 tidak hancur seketika.

Baru pada tanggal 15 September dan sampai akhir tahun 1983, Soviet memberikan item-item seperti pakaian dan sepatu yang diakui ditemukan di TKP (Tempat Kejadian Perkara) tanpa menyerahkan rongsokan, mayat korban maupun yang terpenting black box. Entah apa maksudnya, mungkin hanya sekedar ingin membingungkan penyelidik atau pemerintah Soviet ingin mengatakan bahwa KAL007 pesawat mata-mata yang berisi samaran penumpang sipil dengan membawa tetek bengek samaran berupa barang-barang tersebut. Pernyataan masih sama seperti sebelumnya, Uni Soviet kembali menuduh Amerika Serikat yang sengaja melakukan karena mengubah pesawat sipil menjadi pesawat mata-mata.

Lewat rekaman yang berisikan percakapan pilot penyergap yang diberikan pemerintah Soviet lima hari kemudian setelah kejadian kepada NSA (National Security Agency), penyelidik Amerika dan Jepang mencoba menguak tabir misteri. Diantara penyelidik itu ada seorang pilot eks Uni Soviet yang paham betul situasi dan kondisi baik teknis maupun psikis. Ia tidak lain adalah Victor Belenko.Seorang letnan AU Soviet yang membelot dengan MiG-25 ke Jepang dan meminta suaka pada pemerintahan Jimmy Carter tahun 1976. Lebih baik lagi, sebelum terbang dengan MiG-25, ia menerbangkan Su-15 di wilayah Timur Jauh juga.

Dalam rekaman "asli dan resmi" itu (karena kemungkinan besar telah di-edit dan diubah sedemikian rupa), Belenko mendengarkan berulang-ulang dan menyatakan bahwa banyak pernyataan palsu dan bohong dilontarkan oleh Ogarkov. Belenko mencoba menganalisa percakapan menit demi menit dan mensimulasikannya.

Menurut pengalaman menerbangkan Su-15, adalah tidak mungkin Osipovich sempat melakukan tindakan mengoyangkan sayap, menyalakan lampu atau tembakan kanon bisa dilihat oleh pilot KAL007 karena posisinya pada menit itu kira-kira masih 6 km dibelakang dan dibawah KAL007. Apalagi jangkauan efektif kanon NR-23 hanya 1 km, sulit dilihat walaupun ditembakan saat berada disamping KAL007 sekalipun. Yang benar adalah terbang didepan pesawat target yang nyata-nyata tidak dilakukan. Waktu untuk melakukan hal-hal itu juga terbatas mengingat bahan bakar Su-15 diisi tidak penuh (untuk mencegah pilot membelot).

Kebohongan juga bahwa Osipovich mencoba berhubungan komunikasi via radio, itu tidak mungkin karena pesawat tidak memiliki kemampuan transmisi komunikasi ke pesawat non Soviet. Belenko bahkan dengan tegas bahwa Su-15 memang diposisikan bukan untuk mencegat dan mengusir KAL007 melainkan untuk langsung dalam posisi menyerang. Pernyataan bahwa KAL007 tidak menyalakan lampu kabin kemungkinannya adalah bahwa sebagian besar jendela ditutup mengingat pesawat melakukan perjalanan malam hari.

Osipovich bisa jadi yakin bahwa KAL007 adalah pesawat sipil jumbo jet bukan RC-135 karena melihat langsung secara visual (apalagi cuaca cukup cerah) tapi mengingat sistem komando totaliter komunisme, bahwa pengambil keputusan bukanlah pilot. Belenko menyatakan bahwa setiap pilot Soviet selalu didoktrin : "Not to think, not to recommend, not to judge, you may only to execute, let the commander will think for you", menempatkan pilot tempur penyergap hanya sebagai algojo belaka. Jika tidak melaksanakan doktrin ini, akibatnya bisa fatal, sang pilot beserta keluarganya bisa dihukum berat.

Begitulah, pesawat sipil B747 menjelma menjadi pesawat RC-135 hanya berdasarkan "titik" di layar radar. Mengingat ini juga bukan kejadian pertama tampaknya Uni Soviet berlaku tidak adil. Sudah banyak kasus, pengintai Uni Soviet yang jelas-jelas pesawat militer sering melanggar wilayah perbatasan tapi pihak NATO dan sekutunya selalu melakukan rules of engagement yang benar. Memberikan peringatan baik terbang didepan pesawat maupun membuka komunikasi tanpa konfrontasi, seraya melakukan pengawalan, dan tidak melakukan "tembak dulu tanya belakangan".

Sedangkan Uni Soviet ? Merupakan suatu aib besar bagi komando udara jika ada pesawat asing berhasil menerobos pertahanan udara Soviet. Suatu pertanggungjawaban yang sangat besar kepada pejabat Politbiro Partai Komunis, dengan alasan kalau pesawat sipil bisa bagaimana jika itu pesawat militer yang menyerang. Bahkan ini adalah kali kedua melakukannya. Ironis memang kejadian yang hampir sama juga menimpa pesawat KAL yang lain dan juga ditembak oleh Su-15TM !

Tanggal 20 April 1978, Boeing B707 KAL902 terbang rute Paris-Seoul via Kutub Utara mengalami kerusakan navigasi akibat pengaruh medan magnetik kutub dan masuk wilayah Semenanjung Kola, wilayah kedaulatan Soviet. Meskipun pilot penyergap sampai dua kali menyatakan kepada komando radar darat bahwa itu adalah pesawat sipil, tetap saja perintah tembak dilaksanakan.

Capt Belov menembakkan dua misil, berhasil merusakkan KAL902 dan membunuh dua penumpang. Masih beruntung, pilot KAL 902, Capt. Kim Chang Ky berhasil menguasai pesawat dan mendarat darurat di danau beku wilayah Murmansk tanpa korban jiwa lebih banyak lagi. Seluruh penumpang dan crew sebanyak 107 orang dibebaskan dua hari kemudian, tapi B707 ditahan. Dari kasus ini saja, semua orang bisa memprediksi apa yang kira-kira terjadi pada KAL007.

Terungkap

Angin glastnost dan perestroika dari pemerintahan Gorbachev berhembus dan kebenaran kembali terkuak. Harian Izvestiya tahun 1991 mewancarai langsung sang eksekutor Osipovich dan ternyata memang benar adanya. Komando udara memang tidak berniat untuk mengidentifikasi atau memperingatkan KAL007. Lebih parah lagi, bahwa ternyata Su-15 yang dipiloti Osipovich tidak memiliki kanon seperti yang disebutkan dahulu.

Osipovich juga melihat bahwa lampu navigasi KAL007 menyala tidak seperti yang dinyatakan Marshal Ogarkov bahwa KAL007 mematikan lampu. Osipovich menyatakan bahwa ia dipaksa mabuk dan berbohong oleh atasannya untuk kesaksian palsu di media. Meskipun demikian Osipovich tetap yakin bahwa pesawat KAL007 adalah pesawat mata-mata bukan pesawat sipil.

Melangkah lebih jauh lagi, Izvestiya mewawancarai Marsekal Pietr Kirsanov yang menyatakan bahwa reruntuhan pesawat ditemukan sekaligus flight data recordernya dan dikirim ke Moskow. Militer Soviet telah membersihkan bukti sedemikian rupa termasuk keberadaan korban bahkan sempat memasang alat transmisi palsu di perairan yang jauh dari TKP agar SAR (Search and Air Rescue) Amerika dan Jepang terkecoh. Memang tidak terlalu bersih tampaknya karena delapan hari kemudian setelah kejadian, sebanyak 13 potongan badan korban dan barang-barang dari KAL007 hanyut dan ditemukan di pantai utara Hokkaido.

Kesalahan tembak memang telah terbukti benar apa adanya, apalagi Maret 1992, Menteri Pertahanan Dmitri Ustinov menyatakan lewat dokumen rahasia tahun 1983 bahwa pemerintah Soviet melakukan hal tersebut demi menghindari sangsi internasional karena menembak jatuh pesawat terbang sipil. Memang tidak ada ganti rugi yang diberikan ataupun permintaan maaf resmi dari pemerintah Soviet yang bubar pada akhir tahun 1992. Tapi toh demi itikat baik, pemerintahan reformasi Federasi Rusia lewat Presiden Boris Yeltsin menyerahkan kepingan pesawat dan flight data recorder kepada Presiden Korsel, Toh Tae Woo dan ICAO awal 1993 untuk menuntaskan kasus ini.

Penutup

Tragedi KAL007 hanya segelintir dari apa yang disebut "ketika dua gajah berkelahi, pelanduk mati ditengah-tengah" menjadi gambaran tragis saat Perang Dingin meletus. Sudah banyak kejadian bahkan Amerika Serikat-pun melakukan kekejian pula lima tahun kemudian saat peluru kendali dari kapal penjelajah Vinceness menghancurkan Airbus A300B4 Iran Airlines dengan korban 290 orang saat klimaks Perang Irak-Iran.

Memang saat ini Perang Dingin tidak ada, tapi toh konflik perang terus saja terjadi. Bukan tidak mungkin pihak yang terlibat melakukan "trigger happy" terhadap pesawat sipil baik sengaja maupun tidak. Bagi penerbangan sipil sendiri, patuh dan taat terhadap hukum udara tiap negara menjadi mutlak adanya demi menghindari salah paham yang berakibat fatal. Peralatan navigasi juga semakin lama semakin canggih dipasang di pesawat demi menghindarnya salah jalur.

Tapi akhirnya siapa yang memegang senjata tentulah yang harus paling diperhatikan, mereka-lah yang harusnya menahan diri meskipun ditengah situasi konflik memanas sekalipun. Rules of Engagement dari pihak yang bersenjata, atau dalam kasus ini Angkatan Udara yang menjaga kedaulatan wilayah udara haruslah ditetapkan secara prosedural tanpa harus merugikan penerbangan sipil. Dan seandainya hal ini terjadi, janganlah ditutupi demi alasan politis atau keamanan nasional. Kebenaran harus diungkap agar tidak terperosok dalam lubang yang sama. (Sudiro Sumbodo, Jakarta, 2008)

Referensi :
1. Angkasa, Majalah Kedirgantaraan, "Kisah Pilot Soviet", No.9 Juni 1991
2. Butowski, Piotr, Military Aircraft of Eastern Europe, Concord Publication, Hong Kong 2004
3. Green, William & Swanborough, Gordon, The Complete Book of Fighters, Greenwich Edition, London 2004
4. Reader’s Digest, "KAL007 : The Hidden Story", Edisi November 1991
5. Reader’s Digest, "What Really Happened To Flight 007", Edisi Januari 1984

Internet :
KAL007 vs. Su-15TM

HL7442- "I Love New York" sesuai namanya, dipakai Korean Airlines melayani rute New York-Seoul via Anchorge. Boeing B747 dari series 230B merupakan eks Condor Airlines. KAL memiliki pesawat buatan tahun 1972 ini sejak tahun 1979. Terbang saat hari naas itu dipiloti Capt Capt Chun Byung-in, Copilot Son Dong Hi dan Flight Engineer Kim Eui Doing membawa 14 pramugari dan 12 pramugara sebagai crew serta penumpang sebanyak 240 penumpang dengan mayoritas berkebangsaan Korea Selatan dan Amerika Serikat. Tragedi KAL007 bukan yang terakhir akibat pertarungan dua kubu politik dan militer saat Perang Dingin. Empat tahun kemudian tepatnya tanggal 29 November, B707 KAL858 hancur lebur dengan korban 115 orang beserta crew setelah take off dari Bangkok menuju Seoul diatas Perairan Andaman akibat tindakan terorisme yang dilakukan oleh dua agen Korea Utara berkebangsaan Jepang.

Red 17- Merupakan pesawat Sukhoi Su-15TM (Taifun Modifikatsiya) yang diterbangkan Letkol Osipovich dengan callsign "805". Dilengkapi radar Taifun tipe terbaru dan sanggup terbang dengan kecepatan Mach 2.1 di ketinggian 12 km ini memang dijagokan sebagai pencegat (interceptor) untuk melindungi perbatasan Uni Soviet. Pesawat berkode NATO “Flagon” yang terbang pertama kali tahun 1967, tidak pernah diekspor bahkan untuk negara Pakta Warsawa sekalipun. Dipersenjatai sepasang misil berpengarah radar R-98 (AA-3 "Anab") dan sepasang misil infra red R-60 (AA-8 "Aphid"). Dapat ditambah alternatif lain yaitu sepasang kanon pod Nudelmann Richter 23 mm (Su-15 tidak memiliki kanon internal) atau sepasang tanki cadangan yang ditempatkan pada cantelan di tengah badan. Tutup produksi akhir tahun 1970-an dengan klaim produksi mencapai 1,500 unit dan pensiun akhir tahun 80-an untuk digantikan Su-27 Flanker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar