Outsized Freighter - dari kiri, Super Guppy Turbine, SAT Beluga, dan LCF Dreamlifter.
Guppy
Seperti terlihat dibuat secara serampangan, memperbesar bagian aft section untuk dihubungkan dengan ruang baru menggelembung sangat besar berdiameter 19 feet dan dipasang dibagian atas badan pesawat. Untuk mempermudah bongkar muat, bagian ekor dapat dibuka tutup (swing tail).
Badannya yang besar membuat rentang dan lebar sayap menjadi begitu kecil dan sepintas tidak bisa menopang badan yang super gembrot itu untuk terbang. Tapi kenyataannya ia bisa terbang untuk pertama kalinya tanggal
Banyak yang sangsi pesawat ini bisa terbang dengan aman termasuk FAA sendiri, bahkan FAA menerbitkan sertifikasi dengan syarat pesawat aneh ini tidak boleh terbang di atas
Beluga
Super Guppy tak bertahan lama, dari sisi penyediaan suku cadang saja diperoleh dari jalan kanibal pesawat Stratocruisers/Stratotanker/Stratofreighter yang masih ada di tempat penyimpanan (aircraft storage) mengingat sudah tutup produksi sejak tahun 1958. Aerospaceliners sebagai perusahaan pembuat juga telah lama bangkrut.
Tahun 1997, empat unit SGT milik Airbus dipensiunkan, mengingat efektifitasnya sudah tidak bisa lagi mengangkut selongsong pesawat badan lebar sekelas A330/A340 (dan juga nantinya Super Jumbo A380) dan telah berumur lebih dari 40 tahun. Sebelumnya Airbus sejak tahun 1991 telah mengkaji beberapa pesawat seperti B747-200, C-5 Galaxy, bahkan Antonov An-124 dan An-225 asal Rusia.
Pengkajian dan pertimbangan akhirnya menampilkan Airbus A300-600 dengan konsep sama seperti Super Guppy, menempatkan kabin kargo sangat besar dan menggelembung dibagian atas pesawat. AĆ©rospatiale dan DASA melahirkan A300-600 Super Airbus Transporter (SAT) yang terbang pertama kali September 1994.
Dengan mengandalkan dua mesin turbofans, SAT jelas lebih unggul dari Super Guppy. Diameter kabin kargo saja sebesar 25 feet, lebih besar dan untuk keluar masuk komponen, didesain tudung bagian depan yang dapat membuka keatas, tepat dibawah kokpit yang menurun 51 inchi dari desain aslinya.
Praktis, kargo tinggal dinaik turunkan otomatis dengan flatbed khusus. Beluga cukup dioperasikan 2-3 crew, pilot, kopilot dan (jika diperlukan) flight engineer. Bandingkan dengan Super Guppy yang masih manual dan membutuhkan sampai 9 orang ! Dua penerbang, dua flight engineer dan dua loadmaster plus tiga mekanik yang bertugas melepas dan menyambung kabel kontrol saat bagian depan dibuka-tutup.
Biaya operasi kira-kira separuh dari Super Guppy dengan kapasitas muatan mencapai sekitar 40 ton untuk jarak 2.700 km. Dari bentuknya ini tak heran dijuluki Beluga, lumba-lumba berdahi lebar dan bermoncong pendek. Total
Dreamlifter
Ketika proyek B787 Dreamliner diluncurkan, Boeing mengalami masalah yang sama dengan Airbus yaitu terpisah-pisahnya tempat produksi komponen di berbagai negara. Kalau Airbus masih dalam satu benua, Dreamliner terpisah antar benua dan samudra, Jepang, Italia, dan tiga kota di Amerika yang berbeda, Charleston, South Carolina, dan pemasangan terakhir komponen di markas Boeing, Everret, Washington.
Sebenarnya Boeing telah memiliki B747-400 Cargo, namun sayang dimensinya tidak mencukupi mengangkut komponen Dreamliner. Tidak perlu lama berpusing-pusing, Boeing mengambil kesuksesan konsep Guppy dan Beluga. Tapi agak berbeda, Boeing merasa tidak perlu membuat ruang kargo besar diatas pesawat, cukup memperbesar dimensi badan B747-400 varian freighter.
Untuk bongkar muat memakai konsep swing tail sama seperti Pregnant Guppy. Tidak perlu membuat yang baru, Boeing mengambil B747 bekas pakai airlines. Sebanyak empat unit B747 eks China Airlines, Air
Lagi-lagi tak perlu berpusing-pusing, Boeing mempercayakan saja rancang bangun modifikasi pada perusahaan asal
Unik
Dari sisi rancang bangun, konsep aneh Outsized Freighter telah terbukti aman tidak seperti dibayangkan kebanyakan orang. Pilot yang pernah menerbangkannya juga tidak merasakan hal berbeda, sama seperti menerbangkan pesawat kargo konvensional. Hanya satu yang perlu diwaspadai yaitu crosswind saat mendarat.
Pada pesawat Outsized Freighter yang memiliki luasan permukaan yang jauh lebih luas daripada pesawat konvensional (fenomena Weather Cock), sangat sensitif terhadap angin kencang dari arah samping. memainkan rudder ekor tidak banyak berpengaruh jika pilot menyadari terlambat sedikit saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar